Chapter: 337 END"Perutku sakit banget, Sayang. Seperti kontraksi," jawab Dea dengan suara gemetar.Andre segera memeriksa jam tangannya. "Tapi ini belum waktunya, kan? Masih beberapa minggu lagi!" Namun, melihat ekspresi Dea yang pucat, ia tak berani menunda. "Kita ke rumah sakit sekarang. Tunggu sebentar, aku ambil kunci mobil."Dea mengangguk, meski tubuhnya terus menggeliat karena rasa sakit. Andre kembali dengan mantel dan payung, membantunya bangun dengan hati-hati.Di perjalanan menuju rumah sakit, Dea terus mencengkeram lengan suaminya. Pria itu pun dibuat kalap dengan satu tangan memegang kemudi. "Aduh, Mas sakit banget. Aku nggak kuat," keluhnya.Andre berusaha tetap tenang, meskipun dadanya terasa sesak melihat istrinya kesakitan. "Sayang, bertahan ya. Kita sebentar lagi sampai," katanya sambil mempercepat laju mobil.Setibanya di rumah sakit, para perawat langsung membawa Dea ke ruang bersalin. Andre mendampingi dengan wajah penuh kecemasan. Dokter masuk dan memeriksa kondisi Dea dengan ce
Terakhir Diperbarui: 2024-11-23
Chapter: 336“Waalaikumsalam,” jawab Icha cepat-cepat sambil membuka pintu. Berdiri di sana, Kevin dengan setelan kerjanya yang rapi, wajahnya tampak lelah, tetapi ada senyum tipis yang terukir.“Kamu baru pulang?” tanya Icha langsung, nada suaranya sedikit tajam meski ia mencoba menahannya. Evan yang masih dalam gendongannya mulai merengek lagi, membuatnya semakin frustasi.Kevin mengangguk sambil melepas sepatu. “Iya, maaf lama. Ada kerjaan tambahan tadi. Stok baju menumpuk dan harus di display. Ditambah, aku juga menambah manekin sesuai idemu. Aku sudah memasang banyak setelan yang kamu atur.” Ia mendekati mereka, mengusap kepala Evan yang langsung melenguh kecil, tetapi tetap rewel.“Aku hampir gila sendiri di rumah, tahu nggak?” keluh Icha sambil membawa Evan ke ruang tamu. Namun, ada kebahagiaan sendiri karena ide yang sempat ia katakan pada Kevin, sekarang telah teralisasikan. Dia yang dulunya suka shopping dan selalu memakai outfit kece, ternyata bisa merembak ke bisnis toko baju yang mere
Terakhir Diperbarui: 2024-11-23
Chapter: 335Beberapa hari setelah kabar kehamilan itu, Andre dan Dea memutuskan untuk mengundang kedua keluarga mereka untuk makan malam di rumah. Andre telah mengatur semuanya, dari makanan hingga dekorasi sederhana yang akan digunakan untuk menyampaikan kabar gembira tersebut.Dea berdiri di depan cermin, mengenakan gaun longgar yang sengaja dipilih karena ia mulai merasa tak nyaman dengan pakaian yang ketat di perut. Ia menyentuh perutnya yang masih datar dengan perasaan takjub, seolah tak percaya bahwa kehidupan baru tengah tumbuh di dalamnya.“Kamu cantik,” komentar Andre yang muncul dari balik pintu kamar. Ia mendekat, melingkarkan lengannya di pinggang Dea.“Kamu yakin mereka akan senang?” tanya Dea sambil menatap Andre lewat pantulan cermin.Andre tertawa kecil, mencium kening Dea dengan lembut. “Ayah dan Mama pasti akan sangat senang. Apalagi Oma. Dia sudah lama menunggu kabar seperti ini.”Dea mengangguk, meski hatinya tetap berdebar. Ia masih merasa gugup untuk menyampaikan kabar terse
Terakhir Diperbarui: 2024-11-23
Chapter: 334Setelah hampir dua minggu menikmati bulan madu yang penuh kenangan di Maldives, Dea dan Andre akhirnya kembali ke rumah mereka yang megah. Malam itu, mereka tiba di bandara dengan suasana hati yang lelah tetapi bahagia.“Welcome home, Pak Andre, Bu Dea,” sapa seorang pelayan ketika mereka melangkah masuk ke dalam rumah. Bagi Dea rumah itu terasa lebih besar dari tempat yang selama ini ia tinggali, tetapi kehangatan dari staf yang menyambut mereka membuat Dea merasa nyaman.“Terima kasih,” jawab Andre singkat. Ia menoleh ke arah Dea, yang terlihat sedikit pucat. “Kamu capek? Mau langsung istirahat?”Dea mengangguk sambil tersenyum kecil. “Sepertinya begitu. Perjalanan panjang tadi bikin aku sedikit mual.”Andre mengernyit, menunjukkan kekhawatirannya. “Kamu yakin cuma capek? Jangan-jangan kamu sakit.”Wanita itu hanya tertawa kecil. “Nggak kok, mungkin hanya masuk angin. Besok juga pasti sembuh.”Andre menghela napas, tapi akhirnya mengangguk. “Kalau gitu, ayo naik. Aku bawakan kopermu
Terakhir Diperbarui: 2024-11-23
Chapter: 333Tanpa menunggu lagi, sepasang pengantin yang baru saja melakukan malam pertama segera terbang ke luar negeri."Mas, kita mau ke mana?" tanya Dea. Ia sedari tadi hanya mengekori suaminya. Semua keperluan sudah diatur Andre dan staffnya. Jadi, wanita itu tidak tau mereka akan terbang ke mana. Suaminya pun hanya membalasnya dengan senyuman kecil. "Nanti juga tau," ujar lelaki itu sembari menoel hidung Dea.Namun, jawaban atas rasa penasaran wanita itu langsung terjawab ketika jet yang ia tumpangi landing di salah satu bandara yang ada di Maldives. Dea tak menyangka dan tak terpikirkan akan berada di negara ini. Pagi pertama mereka di Maldives dimulai dengan sinar matahari lembut yang menerobos tirai kamar villa di atas laut. Dea membuka mata perlahan, menghirup aroma udara laut yang menyegarkan. Ia merasakan kain lembut selimut yang menyelimuti tubuhnya dan ketenang di sekitarnya.Ketika ia menoleh, Andre sudah duduk di teras luar, hanya memakai kemeja santai berwarna putih dan celana p
Terakhir Diperbarui: 2024-11-23
Chapter: 332Kevin kehilangan kata-kata. Zahra hanya berdiri di tempatnya, matanya kembali berkaca-kaca, tetapi tidak berani mengeluarkan sepatah kata pun.Icha mengusap air matanya dengan kasar, sambil tetap memeluk Evan. Suaranya gemetar saat ia melanjutkan, “Aku meninggalkan keluargaku demi kamu, Kevin. Aku melawan dan menghadapi dunia sendirian, bahkan saat aku melahirkan anak ini. Apa balasanmu? Kamu bawa perempuan lain masuk ke rumah kita!”“Icha, aku tahu aku salah,” Kevin berkata dengan nada putus asa. “Tapi aku ingin memperbaikinya. Demi Evan. Tolong beri aku kesempatan-”Kata-kata itu seperti palu godam yang menghantam Icha. Tubuhnya terasa lemas, dan ia hanya terpaku. Suaminya hanya memikirkan putra mereka, bukan dirinya. Zahra yang tak sanggup melihat perseteruan mereka, berbalik dan melangkah pergi tanpa berkata apa-apa.Icha menunduk, menatap bayi kecil di pelukannya yang akhirnya berhenti menangis. Ia mengusap lembut kepala Evan sambil berbisik, “Kita pergi dari sini, Nak. Kita tid
Terakhir Diperbarui: 2024-11-23
Chapter: Kode Rahasia"Argghhh!!!!" erangnya frustrasi. Dea yang hanya perempuan biasanya kini dihadapkan kenyataan yang tak terduga. Ia sudah didapuk sebagai ketua organisasi mematikan di negara ini, sangat di luar nalar. Bahkan ayahnya tak mengatakan apapun soal ini, bekal pengetahuan menjadi seorang ketua pun terasa sangat memusingkan."Sial! Kenapa sangat rumit!" kesalnya sembari menyamakan kode yang ada di layar ponsel dan laptop. Mr. Bad dari kemarin mengirimkan rentetan kode untuk mengakses sistem organisasi, tapi hingga sekarang Dea hanya berhasil memecahkan empat kode. Masih tersisa enam kode.'Krruuukkkk...' suara perutnya menggelegar di telinganya."Hahh... aku lupa tidak makan dari kemarin, kita akhiri kerjaan konyol ini dengan makan sepuasnya."Ketika membuka pintu kamar, Bik Asih, Rara, dan Nina sedang berjalan ke arah kamarnya. Dea tertegun melihat troli dengan berbagai hidangan di atasnya."Non," sapa Bik Asih dengan senyum semringah. Wanita paruh baya itu nampak lega melihat kemunculan Dea
Terakhir Diperbarui: 2023-04-11
Chapter: AnehDua orang tersebut merasa curiga ketika melihat mobil yang terparkir di halaman rumah. Mereka yakin jika Pak Hando tidak memiliki keluarga satupun. Itu pasti seorang tamu. Dea dan Toni mengamati gerak gerik keadaan rumah Pak Hando dari dalam mobil.Namun, semakin ditelisik mata Dea melebar ketika melihat salah satu lelaki sedang membawa senjata di depan pintu masuk. Pria berbadan tegap dengan warna kulit gelap berjalan mengitari rumah dengan was-was."Ton, kamu di sini dulu.""Saya akan ikut Nyonya.""Jangan!" tolak Dea. "Tunggu di sini selama 15 menit, jika selama itu aku belum keluar dari dalam rumah. Segera ke Mr.Bad.""T-tapi.""Ikuti perintahku, jangan banyak tanya."Dea langsung turun dari mobil, tak lupa membawa kotak makanan yang ia siapkan untuk Pak Hando. Dadanya berdetak cukup kenjang ketika kakinya menjangkah ke dalam pekaran rumah. "Siapa itu?" tanya seseorang yang tiba-tiba keluar dari dalam rumah."Dea, keponakannya Pak Hando.""Pak Hando tidak memiliki keponakan. Jang
Terakhir Diperbarui: 2022-10-12
Chapter: KalutMendapat sergapan dari majikan laki-lakinya, membuat Toni kebingungan harus menjawab apa. Nyonya muda memintanya untuk menyembunyikan peristiwa hari ini.Sedangkan Aiden kini dalam mode geram."Maaf Tuan, saya tidak bisa menjawab. Anda bisa menanyakan langsung pada Non Dea. Namun, keadaan Non Dea menjadi drop lagi kemungkinan besar karena tidak sarapan dan meminum obat," jelas Toni."Trus tadi kemana saja?""Ke rumah teman Non Dea.""Laki-laki atau perempuan?" selidik Aiden."Perempuan dan laki-laki.""Kamu merahasiakan sesuatu pada saya?"Toni diam, enggan membuka suaranya."Great!" Aiden mengangguk-anggukan kepalanya. "Ternyata kamu sudah berkomplotan dengan Dea."Toni hanya mampu menelan salivanya."Sekarang kamu bisa istirahat, keluar.""Saya dipecat Pak?" Toni shock dengan kata keluar."Tidak, beristirahatlah. Kamu sudah menemani Dea seharian," jelas Aiden. Ia tidak bermaksud memecat Toni."Baik Tuan, terima kasih." Toni undur diri dari hadapan Aiden. Aiden hanya bisa menghela na
Terakhir Diperbarui: 2022-10-03
Chapter: Dea dan Toni MenghilangPembicaraan semalam membuat Aiden termenung pagi ini. Makanan di depannya sedari tadi teranggurkan karena Aiden sibuk dengan pikirannya."Memang ada yang melarang?" Pertanyaan ini sukses membuat Aiden tidak fokus.Ia ingin menyakan hal ini lebih mendalam pada Dea. Namun, setelah melontarkan pertanyaan itu Dea tertidur pulas di samping Aiden. Aiden tidak bisa menanyakan lebih jelas lagi. Ditambah ketika bangun tidur Dea sudah menghilang dari kamarnya.Bik Asih menghampiri Aiden."Tuan, apa sarapannya perlu diganti?" "Tidak," tolak Aiden. "Dimana Dea?""Non Dea pergi dengan Toni.""Ini masih pagi dan dia sudah pergi?""Maafkan saya Tuan, tadi sudah saya larang. Namun, Non Dea tidak mendengarkan saya.""Pergi kemana Dea?"Bik Asih menggelangkan kepalanya. Aiden menghela nafasnya dan segera menghubungi Dea.Namun, telepon itu tidak tersambung. Ia beralih menghubungi Toni. Hasilnya sama saja, di antara mereka tidak ada yang bisa dihubungi.Aiden emosi karena Dea pergi tanpa pamit padanya
Terakhir Diperbarui: 2022-06-12
Chapter: Tawaran Gila PapaMendengar tawaran Papa membuat Aiden pusing. Ia tidak tahu jika Orangtuanya secara diam-diam mendirikan perusahaan baru.Namun, persyaratan yang diberikan Papanya terasa sangat gila. Bagaimana bisa dia memberikan cucu pada orangtuanya? Sedangkan dalam perjanjian yang tertera dalam kontrak pernikahannya hal itu tidak akan terjadi."Jadi bagaimana Aiden? Kamu menerima tawaran ini?" tanya Kusuma."Uhh... Aiden belum terpikirkan Pa. Beri aku sedikit waktu untuk memutuskannya.""It's okay boy, tidak masalah. Kamu harus merayu Dea agar Papa segera menimang cucu." "Emm... Aku tidak yakin," ucap Aiden ragu."Papa sudah tidak sabar mendapatkan cucu dari kamu. Hanya kamu harapan Papa. Kami tidak bisa mengharapkan cucu pada Kakakmu."Yaa... Kakak Aiden hingga sekarang enggan untuk menikah. Dan dia memilih kabur ke Amerika mendirikan perusahaannya sendiri disana.Meskipun setiap tahun kakaknya pulang ke Indonesia, namun dia hanya menciptakan berbagai keributan di keluarganya.Kusuma menepuk dada
Terakhir Diperbarui: 2022-06-12
Chapter: Kecupan Pertama Dea pada AidenAiden terbangun, diliriknya Dea kini masih tertidur di sampingnya. Ketika ia mengalihkan pandangannya ke langit-langit kamar."Sudah bangun?" tanya Dea dengan mata yang tertutup. Aiden terkaget mendengar pertanyaan itu."Ya, sudah. Kamu tidak tidur?""Tidak, aku sudah tidur cukup lama.""Emm okay." Aiden merasa sangat canggung berada satu ranjang dengan Dea setelah mengetahui perasaan Devano."Intropeksi dirilah Aiden, jangan membuat orangtuamu khawatir."Aiden termenung mendengar perkataan Dea. "Cinta memang tidak bisa dipaksa, tapi perhatikan juga orangtuamu. Kebahagiaan tidak hanya soal wanita," lanjut Dea dengan mata yang masih tertutup.Aiden menatap langit-langit kamarnya dengan mulut terbungkam. "Dari awal kamu memiliki pilihan, kamu bisa menolak pernikahan ini untuk mengejar cintamu. Tapi kamu lebih memilih menikah denganku. Jadi, seberapa besar cintamu pada Wendy?"'Seberapa besar cintaku pada Wendy?' tanya Aiden pada dirinya sendiri. Aiden tidak bisa menemukan jawabannya.
Terakhir Diperbarui: 2022-06-11
Chapter: 130Aku duduk di salah satu kursi, Oma berada di kursi rodanya sebelah kananku dan Mama Rita ada di depan kami. Kedua wanita itu menceritakan masa lampau tentang kenangan mereka. Bagaimana sejarah keluarganya memiliki perusahaan bertaraf internasional, asal muasal Oma bisa menikah dengan Opa, hingga pernikahan Papa dan Mama mertua. Semua terdengar seperti roller coaster. Namun, semua cerita tersebut memiliki happy ending. "Oma senang sekali bisa menghabiskan waktu dengamu, Dea." Tangan yang sudah keriput itu mengenggam tanganku dengan erat. Aku memberikan senyum terbaikku, karena aku pun merasakan hal yang sama dengan Oma. "Dea juga, Oma. Dea senang sekali bisa menghabiskan waktu bersama Oma dan Mama. Apalagi suasananya sangat tenang, jadi Dea ngerasa bisa lebih dekat dengan Oma dan Mama," ujarku dengan tulus. Rasanya sangat terharu merasakan moment yang membahagiakan seperti ini. Hari ini kondisi Oma bisa dikatakan paling baik dari pada sebelumnya. Jadi beliau bisa mengobrol sangat lam
Terakhir Diperbarui: 2025-01-09
Chapter: 129Buat apa aku keluar? Aku sangat takjub dengan pertanyaannya. Memang sudah sepantasnya ia keluar dari kamarku. Aiden sangat tidak tau sopan-santun. Apa aku perlu menjelaskan semuanya agar dia mengerti."Ini kan kamarku," jawabku yang melesat begitu saja."Ini kamar kita."Alisku tertaut rapat, enggan mendengar kalimat itu. "Kita sudah bercerai, Aiden. Jadi sudah sepantasnya kamu menjaga jarak denganku."Terdengar helaan napas yang panjang dari pria itu. Kuharap tak ada perdebatan panjang di antara aku dengannya. "Kita belum bercerai dan tidak akan bercerai. Jadi ayo tidur sekarang." Ia menarikku ke dalam pelukannya."Aiden lepaskan!" rontaku yang hampir saja terjatuh dari ranjang."Hati-hati, Dea!" kejut pria itu. Ia kemudian menghela napas. "Syukurlah belum sampai jatuh," ujarnya dengan tangan yang menahan punggungku. "Aku lepaskan, tapi kamu yang tenang." Ia mengarahkanku tiduran di ranjang. Kemudian selimut ia tarik menutupi tubuhku. Aku bisa mendengar bunyi klik dari nakas sebela
Terakhir Diperbarui: 2025-01-09
Chapter: 128Guiding Block atau blok pemandu ada di rumah ini? Aku sangat terkejut mendapati hal itu. Bagaimana bisa mereka memasang lantai pemandu untuk tunanetra. Bukan bagaimana bisa, tapi kenapa? Padahal selama ini aku tidak pernah ke sini. Sejak kapan Guiding Block atau blok pemandu ini di pasang?"Hati-hati Dea. Sekarang kita sudah di ruang tamu," ujar Aiden. Aku pun bisa merasakan perbedaan tekstur Guiding Block. Sebelumnya terdiri garis panjang, sekarang polkadot kecil. Ku geser tongkatku ke kanan dan ke kiri. Kemudian maju lagi, dan blok pemandu membelok beberapa langkah. Di sana ada block polkadot lagi. "Ruang keluarga," jelas Aiden. "Sebelah kiri adalah taman, kanan lift ke lantai dua dan ruang makan." Saat aku berbelok kanan dan menemukan garis polkadot, Aiden berkata lagi. "Kiri lift, kanan ruang makan."Kupilih untuk ke lift. "Di sebelah kanan, tombolnya." Kuraba dinging tersebut sesuai intruksi Aiden. ketika sudah menekan bel tersebut, terdengar suara. "Pintu terbuka." Kami ber
Terakhir Diperbarui: 2025-01-09
Chapter: 127"Oma!" pekik Aiden mendadak. Ia segera menggeretku kembali mendekati Oma, kemudian berkata, "Sebentar, biar aku panggil dokter dulu. Kamu temani Oma dulu, De." Pria itu segera bergegas, cukup lama aku harus memproses apa yang sedang terjadi. Namun, kepalaku terasa kehantam sesuatu dan aku pun bisa mendengar Oma sedang berdesis seakan memanggilku. Rasa bersalahku langsung membuncah mendapati kondisi yang terjadi saat ini."Dea di sini, Oma. Maaf baru menemui Oma sekarang," ujarku tak berdaya. Aku tidak tau bagaimana ekspresinya. Kuharap ia bisa memaafkanku."Ya tuhan, Bu!" histeris Mama Mertua yang baru saja masuk. "Akhirnya Ibu sadar juga.""Biar kami periksa dulu, Bapak dan Ibu silakan keluar terlebih dahulu," sela seseorang yang kutebak itu adalah dokter. Aku ingin bergerak menjauh, tetapi sulit. Akhirnya Aiden menuntunku dengan hati-hati keluar dari ruang inap Oma."Alhamdulillah Ibu sudah sadar," isak Mama Mertuaku saat Pak Gito baru sampai. "Alhamdulillah. Mungkin ini berkah, ka
Terakhir Diperbarui: 2025-01-08
Chapter: 1266 bulan? Itu berarti satu tahun kan? Kami sudah bercerai satu tahun. Meskipun pengadilan tak menyetujuinya, tetapi kurasa kami bisa dikatakan cerai. Tak ada hubungan apapun antara aku dengan Aiden. Semua sudah berakhir."Aku tidak bisa melihatnya, Yah. Aku tak ingin melihatnya. Dan jangan meminta apalagi memaksaku melakukan sesuatu. Aku sangat lelah." Gerutuanku yang selama ini kusembunyikan melesat begitu saja. Aku bisa merasakan kesedihan Ayahku. "Dea, aku mohon beri aku satu kesempatan terakhir. Aku ingin menebus semua bantuanmu." Jantungku berpacu kencang mendengar suara tersebut. "Tolong, De. Aku benar-benar meminta tolong padamu. Beri aku kesempatan." Aiden mengatakannya dengan serak. Aku bingung harus berbuat apa."Aku mencintaimu, De. Maafkan aku," lanjutnya lirih. Hatiku terasa sakit mendengar permohonannya yang terasa nylekit tersebut. Tanpa berlama-lama lagi, kupilih untuk kembali ke kamar. Nahasnya ketika akan menutup pintu, mendadak Ayah menyela. "Oma jatuh sakit, Sayan
Terakhir Diperbarui: 2025-01-07
Chapter: 125"Di mana ayahku?" tanyaku pada orang yang mendadak mengajakku pulang."Sudah pulang. Pak Wijaya minta aku menjemputmu." Suara bariton itu memekik telingaku yang enggan mendengarnya. Segera kurogoh ponselku di dalam saku. Tongkat yang ebelumnya kugenggam, kini berganti terhimpit lengan. Ponsel yang sudah dimodif sedemikian rupa untuk tuna netra sepertiku, sangat membantu disabilitas sepertiku di dunia yang di kelilingi teknologi canggih ini. Setiap kali kusentuh bagian layar akan keluar suara yang menunjukkan aplikasi dan nama kontak. Karena nomor ayah ada di urutan pertama jadi memudahkanku mengaksesnya. Tak butuh waktu lama, teleponku langsung mendapat jawaban."Hallo, Nak. Ayah yang menyuruh Aiden menjemputmu. Kamu pulanglah dengannya."Belum sempat aku berkata apapun, sambungan telepon pun terputus. Hanya helaan napas yang bisa kulakukan. Aiden menggandeng tanganku menuju mobilnya. Selama di perjalanan dia berusaha menjalin komunikasi denganku, tetapi aku enggan menyahutinya."Ba
Terakhir Diperbarui: 2025-01-06