"Permisi Pak. Saya harus ke kelas sekarang, pungkas Dea yang tak betah berada di dekat Andre. Ia pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban dari empunya. Degup jantungnya berdetak dengan kencang. Suhu tubuh yang memanas merasuki hatinya.Andre melihat punggung wanita itu dalam diam. Tangannya menggantung begitu saja. Wajah yang sebelumnya cerah kini meredup seiring menjauhnya Dea. Berkali-kali ia mencoba berinteraksi, selalu gagal karena orang yang ia tuju menjauh. Tidak ada penolakan yang terlontar dari mulut Dea. Namun tingkah laku wanita itu seakan menjawab semuanya. Tak ada celah, seberusaha apapun Andre, ia tak mendapatkan hasilnya."Huft," hela lelaki itu yang kini berjalan dengan menundukkan kepala. Sedangkan Dea masuk ke dalam kelas dengan wajah yang memerah. ia berkali-kali menghela napas untuk mengatur emosi yang membeludak. "Untung saja aku bisa lolos," syukur wanita itu. Ia kemudian mulai mengucapkan salam kepada murid-muridnya yang menunggu dengan tenang. Tak ada masalah
Read more