"Ibu bisa istirahat di kamar, kalau tak mau silahkan pergi dari sini."Darma sudah kehabisan kesabaran, dia tak mau mendengar omelan ibunya, makanya dia membentak duluan wanita itu.Hatinya sedih, melihat wanita yang melahirkan dirinya berjalan pelan menuju ke kamarnya. Apa boleh buat daripada wanita itu mengomel seharian, lebih bagus dia bungkam duluan."Ibu, Dista cepat keluar. Ini aku belikan makanan."Sore harinya Darma mengetuk pintu kamar yang di tempati Dista dan ibunya. Namun tak ada sahutan dari dalam, pelan-pelan dia membuka pintu dan melihat kedua wanita itu masih tidur."Dasar kerbau, sudah teriak sekeras ini masih tak dengar juga."Dengan malas Darma masuk dan mengoyang tubuh ibu dan adiknya. Dia tak mau makanan yang dia beli basi, karena yang dia beli nasi bungkus."Bu, Dista. Bangun cepat itu ada makanan, kita makan dulu."Kedua wanita itu terkejut, karena Darma berada di kamar mereka. Heran saja tak biasanya pria itu membangunkan mereka berdua."Ada apa Dar? Kau mau mem
Read more