"Aku muridnya...," pelan dan tenang suara pemuda itu."Apa!” sepasang mata Begawan Tapa Pamungkas terbelalak bagaikan melihat hantu."Kau terkejut, Begawan Tapa Pamungkas" Aku yakin sekarang kau tentu sudah tahu maksud kedatanganku ke sini, bukan?"Belum juga gema ucapannya habis, murid Ki Jatayu itu telah melesat menerjang Begawan Tapa Pamungkas. Jari-jari kedua tangannya terbuka lurus. Tangan kanannya bergerak menusuk ke arah leher, sementara tangan kiri terpalang di depan dada.Angin berdecit tajam, berdesing dan mengaung, seolah-olah sebatang pedang yang amat tajam mengibas-ngibas mencari sasaran. Sebagai pendekJejakang telah puluhan tahun malang-melintang di dunia persilatan, Begawan Tapa Pamungkas mengenal betul serangan berbahaya. Maka, buru-buru digeser kakinya ke samping. Sehingga serangan itu lewat beberapa rambut di depan tubuhnya. Tetapi sesuatu yang mengejutkan kakek itu terjadi.Brettt...! Baju di bagian dadanya robek memanjang,
Baca selengkapnya