Kusir yang ternyata seorang pria berusia sekitar sembilan belas tahun itu berkulit putih, halus, dan mulus. Rasanya terlalu tampan untuk seorang lelaki. Hidungnya mancung, dan bibirnya merah. Kalau saja Jejaka tidak melihat sebaris kumis tipis yang bertengger di atas bibirnya, pasti pemuda ini menduga kalau kusir itu seorang wanita. Dandanan rambutnya digelung ke atas.Pakaiannya serba hitam, sehingga terlihat kontras sekali dengan kulitnya yang putih. "Mengapa kau memandangiku seperti itu, Kisanak?" tegur kusir itu, yang merasa jengah dipandangi Jejaka terus-menerus."Ah...! Eh..., maaf. Maksudku, aku hanya terpana saja. Maaf," ucap Jejaka gugup.Kini pemuda berpakaian merah keemasan ini menyadari betapa tidak sopan sikapnya barusan."Ha ha ha...!" pemuda tampan itu tertawa."Boleh aku mengenal namamu. Namaku Gumala."Jejaka tersenyum simpul. Entah kenapa ia merasa suka sekali kepada pemuda tampan ini. Mungkin karena sikapnya yang lucu, ata
Baca selengkapnya