Share

Bab 25

Apa yang diperkirakan Jejaka Emas ini memang tidak salah. Ketika Gumala balas menyerang, satu demi satu lawannya berjatuhan. Ke mana saja tangan atau kaki pemuda itu bergerak, di situ pasti ada saja yang rubuh.

"Akh...!"

"Ugh...!"

Terdengar jerit kesakitan saling sambut. Maka tidak sampai delapan jurus, sembilan penghadang itu sudah bergeletakan di tanah. Ada yang patah kakinya, ada yang patah tangannya, dan ada yang bocor kepalanya. Yang jelas, tidak ada satu pun di antara mereka yang terluka parah.

Plok! Plok! Plok!

Suara tepuk tangan terdengar seiring rubuhnya penghadang terakhir. Gumala memandang ke arah kereta. Ditatapnya Jejaka yang tengah duduk sambil bertepuk tangan. Dikebut-kebutkannya tangan dan pakaiannya sebelum berjalan menghampiri kereta.

“Tidak kusangka kau selihai itu, Adi Gumala!" puji Jejaka tulus.

"Kau ini memuji atau meledek, Kang Jejaka! Apa sih artinya kepandaian yang kumiliki bila dibandingkan dengan kepan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status