Share

Bab 24

Penulis: putri utara
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-27 01:01:12

SEBUAH kereta kuda yang ditumpangi dua orang pemuda yang sama-sama tampan melaju pelahan-lahan memasuki pintu gerbang Desa Bajubang. Mereka adalah Jejaka dan kawan barunya, Gumala. Selama beberapa hari menempuh perjalanan bersama Gumala. Pemuda bermata biru ini banyak melihat keanehan terhadap pemuda itu.

Pernah suatu ketika mereka singgah di penginapan, Gumala tidak menyewa satu kamar. Dia selalu memaksa untuk menyewa dua buah kamar. Alasannya, karena tidak biasa tidur berdua. Sejak kecil sampai dewasa pemuda itu terbiasa tidur sendiri. Apabila dipaksa tidur berdua, matanya tak akan bisa terpejam sampai pagi hari. Begitu alasannya jika didesak Jejaka.

Mendengar alasan pemuda itu, Jejaka tentu saja tidak ingin memaksa. Dan yang lebih mengherankan, Jejaka sering memergoki Gumala tengah menatapnya dengan sinar mata aneh. Sampai saat ini kelakuan Gumala memang menjadi beban pikiran Jejaka Emas itu. Dan sekarang ini Jejaka Emas memperhatikan ke adaan sekelilingnya. Sepi.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jejaka Emas   Bab 25

    Apa yang diperkirakan Jejaka Emas ini memang tidak salah. Ketika Gumala balas menyerang, satu demi satu lawannya berjatuhan. Ke mana saja tangan atau kaki pemuda itu bergerak, di situ pasti ada saja yang rubuh."Akh...!""Ugh...!"Terdengar jerit kesakitan saling sambut. Maka tidak sampai delapan jurus, sembilan penghadang itu sudah bergeletakan di tanah. Ada yang patah kakinya, ada yang patah tangannya, dan ada yang bocor kepalanya. Yang jelas, tidak ada satu pun di antara mereka yang terluka parah.Plok! Plok! Plok!Suara tepuk tangan terdengar seiring rubuhnya penghadang terakhir. Gumala memandang ke arah kereta. Ditatapnya Jejaka yang tengah duduk sambil bertepuk tangan. Dikebut-kebutkannya tangan dan pakaiannya sebelum berjalan menghampiri kereta.“Tidak kusangka kau selihai itu, Adi Gumala!" puji Jejaka tulus."Kau ini memuji atau meledek, Kang Jejaka! Apa sih artinya kepandaian yang kumiliki bila dibandingkan dengan kepan

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-27
  • Jejaka Emas   Bab 26

    "Jejaka...!" teriak laki-laki tua pemilik kedai itu gembira. "Syukur pada Dewata kau datang kemari.""Memangnya ada apa, Ki?" tanya Jejaka. Tenang saja terdengar suaranya.Kakek pemilik kedai itu merenung sebentar. Dia memang telah kenal betul dengan Jejaka. Karena pemuda ini pernah singgah di kedainya dan menginap di situ."Nanti saja Aki ceritakan, Den. Sekarang mungkin Den Jejaka dan Den....""Gumala," sahut Gumala singkat, begitu dilihatnya kakek pemilik kedai itu memandang ke arahnya."Oh ya..., Den Jejaka dan Den Gumala mungkin sudah lapar. Akan kusediakan dulu pesanan Aden berdua." Jejaka yang memang sudah lapar, segera saja memesan makanan untuk mereka berdua.Kakek pemilik kedai itu segera melangkah masuk ke dalam untuk menyiapkan pesanan makanan. Sambil menunggu pesanan siap, Gumala mengedarkan pandangan ke luar. Dari meja mereka, memang dapat melihat bebas ke luar melalui pintu."Hei...!" tiba-tiba Gumala berteriak keras.

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-27
  • Jejaka Emas   Bab 27

    Jejaka Emas tercenung, Perguruan Garuda Emas runtuh! Hampir tidak dipercayai pendengarannya sendiri. Perguruan itu ternyata runtuh oleh seorang pemuda tidak dikenal."Bagaimana keadaan si Paruh Garuda?" tanya Jejaka menyebut nama pemimpin Perguruan Garuda Emas."Beliau tewas di tangan pemuda itu. Yang selamat dari maut hanya si Cakar Garuda. Itu pun karena kebetulan ia tidak berada di tempat.""Lalu, apakah pemuda itu masih berada di sini, Ki?""Tidak! Sehabis menghancurkan bangunan Perguruan Garuda Emas, ia pergi dari desa ini. Yang tinggal di sini hanya para penjahat yang menjadi anak buahnya," jelas kakek pemilik kedai itu lagi."Bisa Aki tunjukkan di mana markas penjahat itu?" pinta Jejaka."Den Jejaka tahu rumah kepala desa?" kakek itu malah balik bertanya.Pemuda bermata biru itu menganggukkan kepalanya. "Jadi, penjahat- penjahat itu bermarkas di sana?""Ya!" jawab kakek pemilik kedai itu singkat."Kalau begitu, ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-28
  • Jejaka Emas   Bab 28

    "Kenapa, Kang" Digigit nyamuk?" goda Gumala lagi."Ya... eh, tidak!""Lalu, kenapa kepalanya sendiri dipukul?""Tidak apa-apa! Aku hanya ingin mandi saja. Bagaimana kalau kita mandi sama-sama, Adi Gumala?"Sekelebat Jejaka melihat wajah pemuda itu memerah. Tapi di lain saat kembali normal seperti sediakala."Kakang sajalah," tolak Gumala halus."Aku masih belum ingin mandi. Biar aku menunggu saja di sini."Jejaka temnenung sejenak. "Baiklah kalau begitu!"Setelah berkata demikian, pemuda bermata biru ini segera melompat turun. Jejaka kemudian bergegas menuruni jalan itu, menuju sungai yang terletak di bawah jalan. Sebentar kemudian, dia sudah sampai di pinggir sungai yang berair cukup jernih. Pemuda ini segera membuka bajunya. Hanya celananya saja yang tidak ditanggalkan. Sesaat kemudian....Byurrr...!Air muncrat tinggi ke atas ketika Jejaka terjun ke dalam air. Tubuh pemuda itu pun langsung tenggelam ke dalam ai

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-28
  • Jejaka Emas   Bab 29

    Dan kini lambat laun jarak di antara mereka kian mendekat. Dan hanya tinggal satu tombak lagi, maka wanita itu pun akan terjangkau tangan Jejaka Emas. Tapi tiba-tiba Jejaka merasakan adanya kelainan pada suasana di sekitarnya. Arus air sungai ini tiba-tiba menjadi deras bukan main. Tubuhnya pun tanpa ampun terseret deras. Tentu saja pemuda ini kaget bukan main.Memang, pemuda bermata biru ini masih muda dan kurang pengalaman. Maka tidak aneh, kalau belum menyadari mengapa tiba-tiba arus sungai mendadak begitu deras.Ketika terdengar gemuruh air, baru pemuda ini sadar akan apa yang terjadi. Ternyata tubuhnya telah terseret arus sungai menuju air terjun! Dan Jejaka tahu apa yang akan menantinya di bawah sana.Apalagi kalau bukan batu-batu yang akan meremukkan sekujur tubuh dan tulang-tulangnya. Kini Jejaka berbalik arah. Sekuat tenaga ia berenang melawan arus yang akan membawanya ke air terjun. Dibatalkan niatnya untuk menolong wanita yang hanyut itu. Tetapi di si

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-28
  • Jejaka Emas   Bab 30

    Beberapa saat lamanya tubuh Jejaka melayang-layang di udara. Angin yang menderu keras di atas, membuat rambutnya berkibaran. Jejaka Emas bertahan sekuat tenaga agar tidak jatuh pingsan saat melayang-layang. Betapapun rasa kengerian yang amat sangat mencekam hatinya, tetap dikuatkan hati agar tetap sadar.Dan berkat kemauannya yang kuat, rasa takut yang melanda dapat ditekannya. Ia masih tetap sadar ketika tubuhnya melayang deras ke bawah, ke air!Byurrr...!Beberapa saat lamanya Jejaka gelagapan. Tubuhnya seketika tenggelam dalam air. Arus air sungai yang deras itu segera melahap tubuhnya yang memang sudah setengah sadar. Pemuda bermata biru yang memang sudah lelah ini tidak kuasa lagi melawan arus sungai yang deras itu. Tubuhnya segera saja terombang-ambing dipermainkan air.-o0o-OOhhh...!Jejaka mengeluh. Sepasang matanya pelahan mulai terbuka. Beberapa saat lamanya dikerjap-kerjapkan matanya untuk lebih memperjelas pandanga

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-29
  • Jejaka Emas   Bab 31

    "Ahhh...!"Jejaka Emas dan orang itu sama-sama kaget.Langkah Jejaka langsung terhenti. Begitu pula orang itu. Tangannya yang sejak tadi sibuk membolak-balik ayam panggang di tangannya agar tidak hangus, berhenti bergerak. Sementara itu, seketika Jejaka Emas mengernyitkan keningnya. Orang yang tengah memanggang ayam itu ciri-cirinya cocok betul dengan yang diceritakan kakek pemilik kedai.Pemuda berwajah tampan, dengan raut wajah menyiratkan kekejaman. Pakaiannya serba coklat. Dialah yang telah membasmi Perguruan Garuda Emas seorang diri. Pemuda yang tak lain adalah Darba itu juga terperanjat kaget ketika melihat Jejaka. Inikah orang yang berjuluk Jejaka Emas itu""Kaukah Jejaka Emas itu?" tanya Darba bernada kasar."Begitulah julukan yang diberikan padaku!" datar saja nada suara Jejaka"Kau murid Nyi Naga Geni, bukan?"Jejaka menggelengkan kepalanya."Tapi aku sudah menganggap Nyi Naga Geni seperti guruku sendiri."

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-29
  • Jejaka Emas   Bab 32

    Kini Jejaka baru menyadari bahwa bau harum ayam panggang yang tadi diciumnya itulah yang menjadi penyebabnya. Tubuh Jejaka mulai limbung, berkali-kali pemuda ini mengalami kesulitan. Pelahan namun pasti kekuatannya mulai mengendur. Jurus 'Naga Pamungkas' ternyata banyak menguras tenaga.Seiring mulai lelahnya Jejaka, desakan-desakan Darba dirasakannya semakin berat. Lambat namun pasti Jejaka Emas terdesak."Ha ha ha...!" pemuda berpakaian coklat itu tertawa bergelak. Suatu tawa kemenangan. "Hanya sampai di sini sajakah kepandaianmu yang tersohor itu, Jejaka Emas"! Sungguh lucu sekali!" Sambil berkata demikian, Darba terus memperhebat serangan-serangannya. Akibatnya, Jejaka semakin kewalahan! Pontang-panting Jejaka Emas berjuang menyelamatkan selembar nyawanya. Lewat empat puluh jurus, keadaan Jejaka kian mengkhawatirkan. Pemuda bermata biru ini tidak lagi mempergunakan jurus 'Naga Pamungkas'-nya. Melainkan hanya menggunakan jurus asal-asalan saja untuk menghindari sera

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-29

Bab terbaru

  • Jejaka Emas   Bab 31

    Klanggg...!"Hugh...!?"Tubuh Jejaka Emas terjengkang ke belakang beberapa tombak jauhnya. Selintas tadi terlihat Algojo Hijau menempelkan kedua tapak tangannya di punggung Ratu Bulan, begitu Jejaka memapak serangan tusukan tombak berujung bulan sabit. Melihat hal ini Jejaka Emas terperanjat. Dia tahu kalau kakek berkepala gundul itu tengah menyalurkan tenaga dalam. Tenaganya disatukan dengan tenaga nenek itu, lalu bersama-sama menghadapi tenaga Jejaka.Tak pelak lagi, perpaduan dua tenaga dalam dahsyat itu tidak dapat ditahan Jejaka Emas. Untung saja beradunya tenaga dalam tadi terjadi secara tidak langsung melainkan melalui perantara. Sehingga akibatnya tidak terlalu berarti bagi Jejaka Emas. Pemuda berpakaian merah keemasan ini hanya merasa sedikit sesak pada dadanya.Dengan bantuan gelang dewanya, gerakan sesulit apa pun akan sama seperti gerakan biasa. Sehingga walaupun Jejaka berada dalam keadaan kritis, dan serangan Ratu Bulan kembali menyambar cep

  • Jejaka Emas   Bab 30

    Sekali mengelak, Jejaka Emas telah berada di belakang Ratu Bulan. Tapi sebelum pemuda itu sempat melepaskan serangan, Algojo Hijau telah terlebih dulu menyerangnya. Terpaksa Jejaka mengurungkan niat untuk menyerang Ratu Bulan. Dan dengan cepat pula dielakkannya serangan kakek itu. Dan belum juga sempat membalas, kembali serangan Ratu Bulan telah mengancam. Tentu saja hal ini membuat Jejaka Emas kewalahan menghadapi hujan serangan dahsyat yang saling susul.Tak tanggung-tanggung, Jejakapun langsung menggunakan jurus-jurus gelang dewanya untuk menyerang lawannya. Tapi rupanya kedua lawannya sangat tangguh, sehingga dalam beberapa gebrak kemudian, ketiga orang ini pun sudah terlibat sebuah pertarungan berat sebelah. Jejaka Emas terus-menerus didesak lawannya, tanpa mampu balas menyerang.Untunglah pemuda bermata biru ini memiliki jurus 'Naga Pamungkas' yang sangat aneh sehingga dapat mengelakkan serangan yang bagaimanapun sulitnya. Dan berkat jurus inilah Jejaka Emas mamp

  • Jejaka Emas   Bab 29

    Algojo Hijau manggut-manggut."Bisa kuterima alasanmu, Jejaka Emas""Terima kasih, Kek!""Jangan'terburu-buru berterima kasih, Jejaka Emas!" sergah Ratu Bulan cepat. "Urusan kami denganmu kini tidak hanya satu macam!" Jejaka mengerutkan keningnya."Apa maksudmu, Nek?""Tidak usah berpura-pura, Jejaka Emas!Bukankah kau yang telah membunuh majikan kami!”"Membunuh majikan kalian"! Aneh"! Kalau boleh kutahu, siapa majikan kalian?" tanya Jejaka. Kerut pada dahinya pun semakin dalam."Seorang pemuda bersenjata sepasang kapak warna perak mengkilat!""Dia majikan kalian?" tanya Jejaka Emas Nada suaranya mengandung keheranan yang besar. "Ya! Karena begitulah bunyi perjanjian antara kami dengannya!" selak Algojo Hijau. "Kami bertemu dan bertempur. Dengan licik dia memancing kami ke dalam suatu perjanjian. Yaitu, apabila dalam tiga puluh jurus kami tidak berhasil merobohkannya, dia akan menjadi majikan kami! Jadi, terpaksa

  • Jejaka Emas   Bab 28

    Tapi untuk yang kesekian kalinya, dengan mempergunakan jurus 'Naga Pamungkas' Jejaka berusaha menghindarinya. Dan tahu-tahu tubuh Jejaka telah berada di belakang Darba. Sebelum pemuda berbaju coklat itu sadar, Jejaka sudah melancarkan serangan baliknya.Wuuut..! Hantaman tangan Jejaka melayang ke arah kepala Darba. Murid Ki Jatayu ini terperanjat kaget Maka sedapat dapatnya dirundukkan kepalanya untuk menghindari sambaran tangan lawan.Wusss...! Usaha untung-untungannya berhasil juga. Tangan itu lewat di atas kepalanya. Tapi, Jejaka tidak tinggal diam. Segera dilancarkan serangan susulan.Bukkk...!"Huakkk...!"Telak sekali pukulan tangan kiri Jejaka Emas mendarat di punggung Darba. Keras bukan main, sehingga tubuh pemuda itu terjerembab ke depan.Cairan merah kental terlontar keluar dari mulutnya. Jelas pemuda berbaju coklat itu terluka dalam!Namun kekuatan tubuh murid Ki Jatayu ini memang patut dipuji. Sekalipun sudah terluka parah

  • Jejaka Emas   Bab 27

    Jejaka terpaku sesaat. Tapi tak lama kemudian amarahnya melonjak."Hiyaaa...!"Sambil berteriak melengking nyaring memekakkan telinga, Jejaka Emas menerjang Darba.Wut...! Ketika serangan gelang dewa Jejaka Emas terayun deras ke arah kepala Darba, pemuda berbaju coklat itu menarik kepalanya ke belakang tanpa menarik kakinya.Wusss...! Gelang dewa itu meluncur deras beberapa rambut di depan wajah Darba. Begitu kerasnya tenaga yang terkandung dalam serangan itu, sehingga rambut berikut seluruh pakaian Darba berkibar keras. Dan cepat-cepat pemuda berbaju coklat itu memberi serangan balasan yang tidak kalah berbahayanya.Wuuut...! Cepat bagai kilat kakinya melesat ke arah dada Jejaka Emas. Sadar akan bahaya besar mengancam, Jejaka segera menangkis serangan itu dengan tangan kirinya disertai tetakan ke bawah.Takkk...! Tubuh Darba melintir. Memang bila dibanding Jejaka Emas, posisi pemuda berbaju coklat itu lebih tidak menguntungkan.Namun

  • Jejaka Emas   Bab 26

    Sementara itu pertarungan antara Cakar Garuda menghadapi pengeroyokan anak buah Darba, berlangsung tidak seimbang. Kepandaian Wakil Ketua Perguruan Garuda Emas itu, memang terlalu tangguh untuk para pengeroyoknya. Setiap kali besi berbentuk cakar di tangannya bergerak, setiap kali pula ada satu nyawa melayang. Jerit kematian terdengar saling susul."Aaa...!"Pekik nyaring melengking panjang, mengiringi rubuhnya orang terakhir para pengeroyok itu. Cakar Garuda memandangi tubuh-tubuh yang terkapar itu sejenak, baru kemudian beralih pada pertarungan antara Jejaka Emas menghadapi Darba. Terdengar suara bergemeletuk dari gigi-gigi Wakil Ketua Perguruan Garuda Emas ini. Amarahnya langsung bangkit ketika melihat orang yang dicari-carinya, karena telah membasmi perguruannya."Hiyaaa...!"Diiringi pekik kemarahan laksana binatang terluka, Cakar Garuda melompat menerjang Darba, ketika pemuda itu tengah melentingkan tubuhnya ke belakang untuk menghindari serangan Je

  • Jejaka Emas   Bab 25

    Bergegas Jejaka berlari menghampiri. Sesaat kemudian Jejaka Emas telah berada dalam jarak tiga tombak dari arena pertempuran. Dari sini dapat terlihat jelas, siapa orang yang tengah dikeroyok itu. Dan ini membuat pemuda berbaju merah keemasan ini menjadi agak terkejut.Orang yang tengah dikeroyok itu berusia sekitar empat puluh tahun. Tubuhnya tegap dan kekar. Pada baju hitam bagian dada sebelah kiri terdapat sulaman cakar burung garuda dari benang emas. Di tangannya tergenggam sebuah baja hitam berbentuk cakar baja hitam dikibas-kibaskan dengan ganas. Ke mana saja cakar baja hitam bergerak, di situ pasti ada sesosok tubuh yang rubuh."Cakar Garuda...," desah Jejaka.Tapi pemuda ini tidak bisa berlama-lama mengamati pertarungan. Ternyata Darba yang memang ada di situ dan tengah dicarinya, bergerak menghampiri."Heh"! Kau lagi, Jejaka Emas" Rupanya kau tidak kapok juga. Atau, kali ini bersama-sama temanmu akan mengeroyokku?" ejek Darba memanas-manasi. Sepa

  • Jejaka Emas   Bab 24

    Seketika berubah wajah Jejaka."Maksud, Kakek?" tanya Jejaka Emas.Wajah Algojo Hijau berubah serius."Sejak puluhan tahun yang lalu, kami adalah sepasang tokoh yang tidak terkalahkan. Kami pun gemar bertanding, sehingga tak terhitung lawan yang rubuh di tangan kami. Sampai akhirnya, kami bertemu dengan Begawan Tapa Pamungkas. Melalui suatu pertarungan yang sengit, kami berhasil dikalahkannya. Tentu saja hal ini membuat penasaran, di samping malu yang besar. Maka kami katakan padanya, bahwa sepuluh tahun lagi kami akan datang menantang untuk menentukan siapa yang lebih unggul. Tapi rupanya kami sedang sial, karena lagi-lagi berhasil dikalahkan gurumu. Semenjak itu kami pun kembali giat berlatih, memperdalam ilmu-ilmu kesaktian. Tapi siapa sangka, di waktu kami telah merasa yakin akan dapat mengalahkannya, Begawan Tapa Pamungkas telah lebih dulu pergi ke alam baka. Siapa yang tidak kesal. Untunglah ada dirimu yang menjadi muridnya. Tapi tentu saja kau akan kami b

  • Jejaka Emas   Bab 23

    Nenek berpakaian putih itu menganggukkan kepalanya. "Aku juga tahu. Kalau tidak salah, pemuda itu berjuluk Jejaka Emas!"“Tepat” Ratu Bulan termenung."Dan ciri-ciri Jejaka Emas mirip pemuda ini!" sambung Algojo Hijau lagi."Ahhh...! Kau benar!" nenek tinggi kurus ini mulai teringat. Sementara itu, Jejaka juga terkejut melihat nenek berpakaian serba putih itu. Kelihaian nenek ini sudah dirasakannya. Sekarang dia datang berdua dengan kawannya yang sekali lihat saja diketahui kalau kepandaiannya tidak rendah.Larasati memegang pundak Jejaka dengan lembut agar Jejaka bisa meredam amarahnya. Jejaka sekarang tengah dilanda kemarahan yang meluap-luap. Tapi, tentu saja sebagai seorang pendekar menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, pemuda ini tidak meluapkan amarahnya secara sembarangan. Maka Jejaka yang memang tidak ingin mencari permusuhan, mencoba bersikap tenang. Ditunggu bagaimana tindakan Ratu Bulan terhadapnya. Jelas terlihat kalau nenek it

DMCA.com Protection Status