"Ma..., maaf Tuan. Kami kehabisan persediaan tuak," Ucap pelayan itu tergagap."Kalau begitu, kau bisa ambil kendi tuak di meja dua perempuan itu," Ujar Bajing Ireng."Tapi, Tuan.... Tapi, mereka sudah memesannya lebih dahulu.""Kau mau ambilkan atau tidak?!" Ancam Bajing Ireng. Matanya menatap dingin pada pelayan itu, menusukkan sinar kengerian."Keterlaluan! Apa kau pikir dunia ini milikmu!" Geram Jejaka. Kemarahannya kini benar-benar sampai pada batas yang tidak bisa lagi ditahan."Hiaaat...!"Tiba-tiba teriakan mengguntur keluar dari mulut Jejaka. Kekuatan tenaga dalam di tubuhnya, tanpa disadari terikut dalam teriakan. Akibatnya, kendi-kendi tuak kosong itu pecah berkeping. Bahkan pelayan tua yang nampaknya tak memiliki kepandaian apa-apa menutup telinganya dengan wajah kesakitan.Sedang Rintih Manja dan Srikandi pun sempat merasakan tusukan nyeri pada telinga, tapi mampu diatasi dengan menyalurkan hawa murni pada telinga masing-
Read more