Share

Bab 24

Agak jauh memasuki kota kabupaten, mereka berhenti di sebuah kedai untuk beristirahat. Kedai itu tak begitu luas dan agak kotor. Namun, mereka tetap turun dari kuda masing-masing, dan menambatkannya di depan kedai. Dengan agak terpaksa, mereka masuk juga karena memang hanya kedai itu satu-satunya yang ada di kota Kabupaten Banyugerabak.

Lima orang berwajah tak ramah tampak duduk terpencar di beberapa meja kayu bundar. Hampir semuanya memegang gelas bambu berisi tuak. Rupanya hari yang kelewat panas membuat mereka hanya berselera untuk minum.

Jejaka, Rintih Manja, dan Srikandi lalu menuju sebuah meja kosong yang terletak di sudut. Sebentar kemudian mereka sudah duduk melingkari meja itu.

“Pelayan, berikan kami makanan!” seru Jejaka tanpa membuka caping yang dikenakan.

Tak lama menunggu, makanan dengan lauk sederhana disediakan seorang pelayan tua dengan sikap sopan.

“Terima kasih, Ki…,” ucap Jejaka ramah.

Dan be

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status