”Benar. Pohon tumbang itulah salah satu jalan masuk ke tempat kami,” kata dara Gaib bergaun keemasan.Sekali lagi Jejaka kaget, karena gadis didekatnya itu bisa mengetahui isi hati dan pikirannya. Kaget sekali itu lumrah, tapi kalau berkali-kali malah bisa bikin jantungan!”Kau ini seperti cacing di perutku saja,” seloroh Jejaka sambil menoleh ke dara bergaun keemasan. Diantara semua yang ada disitu, cuma gadis itu yang duduk manis sambil memetik harpa.”Selama kau berada di wilayah kami, semua isi kepalamu bisa terbaca oleh kami bersepuluh,” tutur gadis bergaun biru, lembut.”Walaaahh... ” seru Jejaka, kaget.”Beruntung kau memilih pohon yang kanan untuk kau tidur, jika tertidur dipohon yang kiri, kemungkinan besar nyawamu sulit terselamatkan,” kata dara Gaib bergaun hitam.”Memangnya kenapa kalau aku memilih pohon yang kiri?” tanya Jejaka dengan nada menyelidik.
Read more