Share

Bab 19

Penulis: putri utara
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-10 01:04:35

“Kalau nyawa … enggaklah. Aku tidak sekejam itu," seloroh Jejaka dengan mulut monyong-monyong, yang membuat para gadis tersenyum geli.

Melihat tawa geli Sepuluh Dara Gaib, membuat Jejaka makin rikuh saja.

“Yach … baiklah-baiklah. Kuterima diriku menjadi majikan kalian! Gitu aja kok repot."

“Kalau begitu kita langsung ke inti pokok permasalahannya saja. Aku kemari karena didatangi oleh seorang kakek melalui mimpi. Apa kalian tau tentang hal itu?”

Ke-10 dara Gaib itu terlihat saling pandang.

"Kakek yang datang ke mimpimu itu adalah Ki Ageng Buana” cetus dara putih.

“Jadi benar dugaanku, ternyata kakek itu adalah Ki Ageng Buana, gurunya ayah” kata Jejaka pelan.

“Ki Ageng Buana sudah tiada, Jejaka” cetus darah merah. Kontan saja wajah Jejaka langsung berubah mendengarnya.

“M-maksudmu tewas?!” tanya Jejaka dengan wajah tak percaya. Hampir bersamaan ke-10

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jejaka Emas   Bab 20

    Dengan Gerak Kilat Dewata-nya, tak butuh waktu lama bagi Jejaka untuk tiba didepan pintu gerbang Perguruan Mekar Bumi, tapi seketika saja wajah Jejaka langsung berubah saat melihat api yang membumbung ke angkasa menyebarkan asap hitam pekat menyemarakkan langit dari dalam Perguruan Mekar Bumi. Si jago merah yang tak kenal kata ampun itu kelihatan menggila, melalap apa saja yang di dekatnya. Perguruan Mekar Bumi yang rata-rata muridnya adalah wanita itu perlahan-lahan mulai musnah. Padahal, perguruan itu tak pernah membuat persoalan dengan urusan dunia luar. Bahkan perguruan itu tempat orang yang lari dari kebrutalan rimba persilatan. Di sana-sini bangkai manusia tercampak mengenaskan. Sebuah pembantaian besar-besaran telah terjadi. Seluruh murid-murid Perguruan Mekar Bumi tak tersisa. Mereka dihabisi seperti binatang dengan luka terkuak lebar di tubuh. Beberapa wanita yang beruntung masih memilik nyawa pun keadaannya sungguh menyedihkan. Dengan luka tak ringan, mereka merangkak kelu

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-10
  • Jejaka Emas   Bab 21

    Dan yang seorang lagi…. Jejaka mengerjap-ngerjap mata, tak mempercayai apa yang dilihatnya. Tampak Rintih Manja dengan gerakan luar biasa menandingi serangan-serangan wanita itu. Padahal, Rintih Manja hanya menggunakan sebatang ranting pohon. Namun begitu, terlihat kekuatan tenaga dalamnya, ranting sebesar kelingking itu mampu dibuatnya menjadi senjata ampuh menandingi pedang milik lawannya.Jejaka yang masih di atas dahan pohon menggeleng-gelengkan kepala. Hatinya kagum kepada Rintih Manja karena memiliki ilmu kedigdayaan yang tidak main-main. ”Berhenti!” teriak Jejaka dengan pengerahan tenaga dalam yang keluar begitu saja.Dua wanita yang sedang menjajal jurus masing-masing terhentak. Dan seketika mereka menghentikan gerakan, dan sama-sama menoleh ke arah Jejaka.Pada kesempatan itulah, Jejaka yang tak berada jauh dari mereka bergerak mengagumkan. Luncuran tubuhnya demikian cepat, dan sulit di ikuti mata biasa ke arah mereka. Dan sebelum ada

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • Jejaka Emas   Bab 22

    “Kau pikir, kau siapa, hah?!”“Kupikir aku bukan siapa-siapa. Tapi yang jelas, aku sekarang sedang memegang pedangmu.” Di perhatikannya pedang besar berkepala naga pada gagangnya. ”Nampaknya, ini sangat berarti bagimu. Bukan begitu.’ Kalau tak cerita, tak kau dapat benda kunomu ini…”“Kenapa tak kau tanya kekasihmu?”“Ya, kenapa? Karena aku menanyakanmu”, jawab Jejaka benar-benar menyebalkan.“Anak keparat! Kau tidak mengenal aku adalah Naga Wanita, orang kepercayaan prabu!” maki wanita itu penuh amarah.“Ampunkan hamba jika tidak tahu siapa dirimu,” seloroh Jejaka lagi amat meremehkan Wanita cantik berambut kepang dua itu memperlihatkan sinar keheranan di wajah halusnya. Hampir semua tokoh rimba persilatan mengenalnya. Dan sebagian malah yang ada langsung ciut nyalinya mendengar julukannya. Tapi anak ingusan yang baru besar itu?“Jejaka. B

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • Jejaka Emas   Bab 23

    “Lalu, siapa kalian sebenarnya? Dan, apa tujuan kalian ke tempat ini?” selidik Naga Wanita. Saat bertanya, wajahnya penuh sinar kecurigaan.Jejaka segera menjura, mencoba memperbaiki kesalahan yang tadi dibuatnya pada Naga Wanita. ”Maafkan sikapku tadi, Nyai,” ucap Jejaka.Wanita cantik itu menyambutnya dengan senyum meledek. ”Sebenarnya, aku memang mempunyai tujuan khusus datang ke tempat ini…,” urai Jejaka.“Lantas apa tujuanmu?” ulang Naga Wanita. Jejaka segera menghampiri perempuan cantik itu.“Bisakah aku mengatakan tujuanku itu agak jauh dari tempat ini?”Naga Wanita beberapa saat hanya menatap Jejaka. Kecurigaan masih tampak di wajah itu. Namun, akhirnya dituruti juga permintaan Jejaka. Mereka berjalan be berapa puluh langkah dari tempat itu, meninggalkan Rintih Manja yang memandang dengan hati bertanya-tanya.”Apakah Nini kenal dengan orang yang bernama Bajing I

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • Jejaka Emas   Bab 24

    Agak jauh memasuki kota kabupaten, mereka berhenti di sebuah kedai untuk beristirahat. Kedai itu tak begitu luas dan agak kotor. Namun, mereka tetap turun dari kuda masing-masing, dan menambatkannya di depan kedai. Dengan agak terpaksa, mereka masuk juga karena memang hanya kedai itu satu-satunya yang ada di kota Kabupaten Banyugerabak.Lima orang berwajah tak ramah tampak duduk terpencar di beberapa meja kayu bundar. Hampir semuanya memegang gelas bambu berisi tuak. Rupanya hari yang kelewat panas membuat mereka hanya berselera untuk minum.Jejaka, Rintih Manja, dan Srikandi lalu menuju sebuah meja kosong yang terletak di sudut. Sebentar kemudian mereka sudah duduk melingkari meja itu.“Pelayan, berikan kami makanan!” seru Jejaka tanpa membuka caping yang dikenakan.Tak lama menunggu, makanan dengan lauk sederhana disediakan seorang pelayan tua dengan sikap sopan.“Terima kasih, Ki…,” ucap Jejaka ramah.Dan be

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • Jejaka Emas   Bab 25

    Srikandi yang duduk menghadap pintu jadi terperangah. Amat dikenalinya ketiga orang itu. Bajing Ireng, pemberontak besar yang sedang diselidikinya, bersama dua orang kaki tangannya, Sepasang Kembar dari Tiongkok. Maka cepat-cepat Srikandi memalingkan wajah, menyembunyikannya dari tatapan Bajing Ireng.“Keparat itu ada di sini…,” bisik Srikandi amat hati-hati. Jejaka dan Rintih Manja yang membelakangi pintu serentak menatap mata Srikandi.”Siapa?” tanya Jejaka dengan suara wajar."Ssst..., Bajing Ireng dan dua orang Tiongkok jahanam itu," Bisik Srikandi lagi.Jejaka dan Rintih Manja kontan terperangah. Tanpa terasa, ingatannya dibawa kembali .kepada peristiwa beberapa waktu lalu. Tentang api yang berkobar ganas, tentang tubuh murid-murid Perguruan Mekar Bumi yang tewas dalam keadaan tercabik di sana-sini. Juga, tentang tubuh tua Nyai Lirih Dewi yang menyedihkan. Semuanya amat menyesakkan dadanya.Napas Jejaka jad

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • Jejaka Emas   Bab 26

    "Ma..., maaf Tuan. Kami kehabisan persediaan tuak," Ucap pelayan itu tergagap."Kalau begitu, kau bisa ambil kendi tuak di meja dua perempuan itu," Ujar Bajing Ireng."Tapi, Tuan.... Tapi, mereka sudah memesannya lebih dahulu.""Kau mau ambilkan atau tidak?!" Ancam Bajing Ireng. Matanya menatap dingin pada pelayan itu, menusukkan sinar kengerian."Keterlaluan! Apa kau pikir dunia ini milikmu!" Geram Jejaka. Kemarahannya kini benar-benar sampai pada batas yang tidak bisa lagi ditahan."Hiaaat...!"Tiba-tiba teriakan mengguntur keluar dari mulut Jejaka. Kekuatan tenaga dalam di tubuhnya, tanpa disadari terikut dalam teriakan. Akibatnya, kendi-kendi tuak kosong itu pecah berkeping. Bahkan pelayan tua yang nampaknya tak memiliki kepandaian apa-apa menutup telinganya dengan wajah kesakitan.Sedang Rintih Manja dan Srikandi pun sempat merasakan tusukan nyeri pada telinga, tapi mampu diatasi dengan menyalurkan hawa murni pada telinga masing-

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-12
  • Jejaka Emas   Bab 27

    Dengan langkah tenang teratur, Bajing Ireng melangkah keluar, diikuti dua orang botak kaki tangannya."Hiaaat!"Jejaka langsung menyerang kembali. Kedua tangannya yang membentuk cakar menyabet ke arah leher Bajing Ireng. Namun dengan kecepatan mengagumkan, Bajing Ireng melenting dan berputaran beberapa kali ke belakang. Lalu dengan amat ringan kakinya menjejak tanah kembali.Sikapnya masih tetap menganggap enteng Jejaka, dengan kedua tangan terlipat di dada. Jejaka bagai tak mau memberi kesempatan. Diserbunya kembali Bajing Ireng.Jurus-jurus 'Naga Pamungkas'nya menyabet ke sana kemari tanpa aturan. Memang, pengalamannya yang terlalu hijau dalam dunia persilatan, membuat Jejaka tidak tahu kalau kekalapan pada saat bertempur bisa berarti kelemahan.Begitu Jejaka menyabetkan cakarnya ke dada, Bajing Ireng cepat menangkis dengan punggung tangan.Plakkk!Dua kekuatan tenaga dalam luar biasa beradu pada satu titik, menghasilkan benturan ya

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-12

Bab terbaru

  • Jejaka Emas   Bab 31

    Klanggg...!"Hugh...!?"Tubuh Jejaka Emas terjengkang ke belakang beberapa tombak jauhnya. Selintas tadi terlihat Algojo Hijau menempelkan kedua tapak tangannya di punggung Ratu Bulan, begitu Jejaka memapak serangan tusukan tombak berujung bulan sabit. Melihat hal ini Jejaka Emas terperanjat. Dia tahu kalau kakek berkepala gundul itu tengah menyalurkan tenaga dalam. Tenaganya disatukan dengan tenaga nenek itu, lalu bersama-sama menghadapi tenaga Jejaka.Tak pelak lagi, perpaduan dua tenaga dalam dahsyat itu tidak dapat ditahan Jejaka Emas. Untung saja beradunya tenaga dalam tadi terjadi secara tidak langsung melainkan melalui perantara. Sehingga akibatnya tidak terlalu berarti bagi Jejaka Emas. Pemuda berpakaian merah keemasan ini hanya merasa sedikit sesak pada dadanya.Dengan bantuan gelang dewanya, gerakan sesulit apa pun akan sama seperti gerakan biasa. Sehingga walaupun Jejaka berada dalam keadaan kritis, dan serangan Ratu Bulan kembali menyambar cep

  • Jejaka Emas   Bab 30

    Sekali mengelak, Jejaka Emas telah berada di belakang Ratu Bulan. Tapi sebelum pemuda itu sempat melepaskan serangan, Algojo Hijau telah terlebih dulu menyerangnya. Terpaksa Jejaka mengurungkan niat untuk menyerang Ratu Bulan. Dan dengan cepat pula dielakkannya serangan kakek itu. Dan belum juga sempat membalas, kembali serangan Ratu Bulan telah mengancam. Tentu saja hal ini membuat Jejaka Emas kewalahan menghadapi hujan serangan dahsyat yang saling susul.Tak tanggung-tanggung, Jejakapun langsung menggunakan jurus-jurus gelang dewanya untuk menyerang lawannya. Tapi rupanya kedua lawannya sangat tangguh, sehingga dalam beberapa gebrak kemudian, ketiga orang ini pun sudah terlibat sebuah pertarungan berat sebelah. Jejaka Emas terus-menerus didesak lawannya, tanpa mampu balas menyerang.Untunglah pemuda bermata biru ini memiliki jurus 'Naga Pamungkas' yang sangat aneh sehingga dapat mengelakkan serangan yang bagaimanapun sulitnya. Dan berkat jurus inilah Jejaka Emas mamp

  • Jejaka Emas   Bab 29

    Algojo Hijau manggut-manggut."Bisa kuterima alasanmu, Jejaka Emas""Terima kasih, Kek!""Jangan'terburu-buru berterima kasih, Jejaka Emas!" sergah Ratu Bulan cepat. "Urusan kami denganmu kini tidak hanya satu macam!" Jejaka mengerutkan keningnya."Apa maksudmu, Nek?""Tidak usah berpura-pura, Jejaka Emas!Bukankah kau yang telah membunuh majikan kami!”"Membunuh majikan kalian"! Aneh"! Kalau boleh kutahu, siapa majikan kalian?" tanya Jejaka. Kerut pada dahinya pun semakin dalam."Seorang pemuda bersenjata sepasang kapak warna perak mengkilat!""Dia majikan kalian?" tanya Jejaka Emas Nada suaranya mengandung keheranan yang besar. "Ya! Karena begitulah bunyi perjanjian antara kami dengannya!" selak Algojo Hijau. "Kami bertemu dan bertempur. Dengan licik dia memancing kami ke dalam suatu perjanjian. Yaitu, apabila dalam tiga puluh jurus kami tidak berhasil merobohkannya, dia akan menjadi majikan kami! Jadi, terpaksa

  • Jejaka Emas   Bab 28

    Tapi untuk yang kesekian kalinya, dengan mempergunakan jurus 'Naga Pamungkas' Jejaka berusaha menghindarinya. Dan tahu-tahu tubuh Jejaka telah berada di belakang Darba. Sebelum pemuda berbaju coklat itu sadar, Jejaka sudah melancarkan serangan baliknya.Wuuut..! Hantaman tangan Jejaka melayang ke arah kepala Darba. Murid Ki Jatayu ini terperanjat kaget Maka sedapat dapatnya dirundukkan kepalanya untuk menghindari sambaran tangan lawan.Wusss...! Usaha untung-untungannya berhasil juga. Tangan itu lewat di atas kepalanya. Tapi, Jejaka tidak tinggal diam. Segera dilancarkan serangan susulan.Bukkk...!"Huakkk...!"Telak sekali pukulan tangan kiri Jejaka Emas mendarat di punggung Darba. Keras bukan main, sehingga tubuh pemuda itu terjerembab ke depan.Cairan merah kental terlontar keluar dari mulutnya. Jelas pemuda berbaju coklat itu terluka dalam!Namun kekuatan tubuh murid Ki Jatayu ini memang patut dipuji. Sekalipun sudah terluka parah

  • Jejaka Emas   Bab 27

    Jejaka terpaku sesaat. Tapi tak lama kemudian amarahnya melonjak."Hiyaaa...!"Sambil berteriak melengking nyaring memekakkan telinga, Jejaka Emas menerjang Darba.Wut...! Ketika serangan gelang dewa Jejaka Emas terayun deras ke arah kepala Darba, pemuda berbaju coklat itu menarik kepalanya ke belakang tanpa menarik kakinya.Wusss...! Gelang dewa itu meluncur deras beberapa rambut di depan wajah Darba. Begitu kerasnya tenaga yang terkandung dalam serangan itu, sehingga rambut berikut seluruh pakaian Darba berkibar keras. Dan cepat-cepat pemuda berbaju coklat itu memberi serangan balasan yang tidak kalah berbahayanya.Wuuut...! Cepat bagai kilat kakinya melesat ke arah dada Jejaka Emas. Sadar akan bahaya besar mengancam, Jejaka segera menangkis serangan itu dengan tangan kirinya disertai tetakan ke bawah.Takkk...! Tubuh Darba melintir. Memang bila dibanding Jejaka Emas, posisi pemuda berbaju coklat itu lebih tidak menguntungkan.Namun

  • Jejaka Emas   Bab 26

    Sementara itu pertarungan antara Cakar Garuda menghadapi pengeroyokan anak buah Darba, berlangsung tidak seimbang. Kepandaian Wakil Ketua Perguruan Garuda Emas itu, memang terlalu tangguh untuk para pengeroyoknya. Setiap kali besi berbentuk cakar di tangannya bergerak, setiap kali pula ada satu nyawa melayang. Jerit kematian terdengar saling susul."Aaa...!"Pekik nyaring melengking panjang, mengiringi rubuhnya orang terakhir para pengeroyok itu. Cakar Garuda memandangi tubuh-tubuh yang terkapar itu sejenak, baru kemudian beralih pada pertarungan antara Jejaka Emas menghadapi Darba. Terdengar suara bergemeletuk dari gigi-gigi Wakil Ketua Perguruan Garuda Emas ini. Amarahnya langsung bangkit ketika melihat orang yang dicari-carinya, karena telah membasmi perguruannya."Hiyaaa...!"Diiringi pekik kemarahan laksana binatang terluka, Cakar Garuda melompat menerjang Darba, ketika pemuda itu tengah melentingkan tubuhnya ke belakang untuk menghindari serangan Je

  • Jejaka Emas   Bab 25

    Bergegas Jejaka berlari menghampiri. Sesaat kemudian Jejaka Emas telah berada dalam jarak tiga tombak dari arena pertempuran. Dari sini dapat terlihat jelas, siapa orang yang tengah dikeroyok itu. Dan ini membuat pemuda berbaju merah keemasan ini menjadi agak terkejut.Orang yang tengah dikeroyok itu berusia sekitar empat puluh tahun. Tubuhnya tegap dan kekar. Pada baju hitam bagian dada sebelah kiri terdapat sulaman cakar burung garuda dari benang emas. Di tangannya tergenggam sebuah baja hitam berbentuk cakar baja hitam dikibas-kibaskan dengan ganas. Ke mana saja cakar baja hitam bergerak, di situ pasti ada sesosok tubuh yang rubuh."Cakar Garuda...," desah Jejaka.Tapi pemuda ini tidak bisa berlama-lama mengamati pertarungan. Ternyata Darba yang memang ada di situ dan tengah dicarinya, bergerak menghampiri."Heh"! Kau lagi, Jejaka Emas" Rupanya kau tidak kapok juga. Atau, kali ini bersama-sama temanmu akan mengeroyokku?" ejek Darba memanas-manasi. Sepa

  • Jejaka Emas   Bab 24

    Seketika berubah wajah Jejaka."Maksud, Kakek?" tanya Jejaka Emas.Wajah Algojo Hijau berubah serius."Sejak puluhan tahun yang lalu, kami adalah sepasang tokoh yang tidak terkalahkan. Kami pun gemar bertanding, sehingga tak terhitung lawan yang rubuh di tangan kami. Sampai akhirnya, kami bertemu dengan Begawan Tapa Pamungkas. Melalui suatu pertarungan yang sengit, kami berhasil dikalahkannya. Tentu saja hal ini membuat penasaran, di samping malu yang besar. Maka kami katakan padanya, bahwa sepuluh tahun lagi kami akan datang menantang untuk menentukan siapa yang lebih unggul. Tapi rupanya kami sedang sial, karena lagi-lagi berhasil dikalahkan gurumu. Semenjak itu kami pun kembali giat berlatih, memperdalam ilmu-ilmu kesaktian. Tapi siapa sangka, di waktu kami telah merasa yakin akan dapat mengalahkannya, Begawan Tapa Pamungkas telah lebih dulu pergi ke alam baka. Siapa yang tidak kesal. Untunglah ada dirimu yang menjadi muridnya. Tapi tentu saja kau akan kami b

  • Jejaka Emas   Bab 23

    Nenek berpakaian putih itu menganggukkan kepalanya. "Aku juga tahu. Kalau tidak salah, pemuda itu berjuluk Jejaka Emas!"“Tepat” Ratu Bulan termenung."Dan ciri-ciri Jejaka Emas mirip pemuda ini!" sambung Algojo Hijau lagi."Ahhh...! Kau benar!" nenek tinggi kurus ini mulai teringat. Sementara itu, Jejaka juga terkejut melihat nenek berpakaian serba putih itu. Kelihaian nenek ini sudah dirasakannya. Sekarang dia datang berdua dengan kawannya yang sekali lihat saja diketahui kalau kepandaiannya tidak rendah.Larasati memegang pundak Jejaka dengan lembut agar Jejaka bisa meredam amarahnya. Jejaka sekarang tengah dilanda kemarahan yang meluap-luap. Tapi, tentu saja sebagai seorang pendekar menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, pemuda ini tidak meluapkan amarahnya secara sembarangan. Maka Jejaka yang memang tidak ingin mencari permusuhan, mencoba bersikap tenang. Ditunggu bagaimana tindakan Ratu Bulan terhadapnya. Jelas terlihat kalau nenek it

DMCA.com Protection Status