Share

Bab 13

Begitu kata-kata itu selesai, Jejaka terjaga dengan peluh membasahi sekujur wajah. Tidak ada yang menakutkan dalam mimpi itu. Tapi entah kenapa, jantungnya berdetak keras dan napasnya memburu kencang. Barangkali mimpi itu semacam satu kekuatan gaib yang menelusup dalam rongga jiwanya.

Sambil menyapu keringat di kening, Jejaka mengingat kembali pesan orang tua dalam mimpinya. ”Gunung Batu! Bukankah itu tempat kakek guru, Ki Ageng Buana. Pendekar Kilat Buana, gurunya ayah”

“Wanita Penjaga Pintu... ” ulang Jejaka lagi. Sebelum Jejaka bisa berpikir, kantuk menyergapnya kembali. Segera tubuhnya direbahkan, dan sebentar saja terdengar tarikan napasnya yang halus.

 

-o0o-

SETELAH berpamitan dan berjanji pada Ningrum untuk kembali setelah urusannya selesai, maka berangkatlah Jejaka seorang diri menuju gunung batu. Letak Gunung Batu berjarak Delapan hari berjalan kaki dari kota raja. Dan tepat pada saat bulan beranjak perlah

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status