BAB 84“Aku menerimanya, Rania. Aku tak marah dengan tamparan ini. Aku tetap menanti kejujuranmu, hingga aku tak salah dalam menentukan langkah yang akan kuambil.”“Baik. Akan aku katakan yang sejujurnya kepadamu. Tapi dengan satu syarat.” Ucap rania dengan penuh emosi. Sorot matanya sangat tajam, seolah siap membakar tubuh siapapun yang ada di hadapan.“Apa?”“Apapun yang akan kukatakan nanti, kau tetap harus memenuhi permintaanku!” jawab Rania dengan tegas. Dia menghapus airmata di pipi.“Selama bisa kulakukan, akan kupenuhi.”“Baiklah. Tapi sebelumnya, dengarkan seluruh perkataanku tanpa memotongnya. Kau setuju?!”“Iya, aku setuju.” Rangga menundukkan kepala.“Aku mau menikah denganmu, karena kupikir kau orang yang baik. Walau kita berbeda kasta, tapi kau tak pernah memandangku rendah. Itulah alasan kenapa aku mau menikah denganmu. Selain ketampananmu, kebaikanmu telah membuatku jatuh cinta. Mencintaimu adalah nafasku. Menikah denganmu adalah hal yang paling indah dalam hidupku. N
Read more