Home / Romansa / TERPAKSA MENIKAHI KEKASIH PUTRAKU / Kabanata 51 - Kabanata 60

Lahat ng Kabanata ng TERPAKSA MENIKAHI KEKASIH PUTRAKU: Kabanata 51 - Kabanata 60

99 Kabanata

BAB 51

Rania berjalan dengan tergesa. Diana memanfaatkan situasi. Setelah memastikan aman dan tak ada orang lain di dapur, ia mengambil bungkusan berisi obat tidur yang telah dihaluskan dalam sakunya, lalu segera mencampurkan ke dalam kopi dan mengaduknya lalu membuang kopi dalam cangkir satunya supaya tidak tertukar. Yess, Diana berhasil. Kali ini pasti tidak akan gagal lagi. Alex takkan mencurigai Rania. Dengan begitu rencananya akan berjalan dengan mulus. Dengan bangga dia berjalan menuju kamarnya.Di tengah perjalanan, berpapasan dengan Rania. Gadis itu menghadang jalannya.“Maaf nyonya, saya tidak me ....”‘Sory, aku lupa hapeku di kamar. Jangan lupa cepat berikan kopi pada Alex.”“Iya nyonya.”Diana memastikan Rania memberikan kopi kepada Alex. Benar saja, Alex langsung menerimanya dan mengembalikan teh hangat buatannya. Diana tak mengambil hati dengan perlakuan Alex.Pada saat itu juga Alex langsung meminum kopi buatan Rania. Seteguk, dua teguk dan tak sampai habis, Alex sudah tertidu
Magbasa pa

BAB 52

Rania menoleh ke arah pintu saat melihat ada yang berusaha membuka kunci. Dia yakin pasti ada orang yang bisa di tanya tentang keberadaannya saat ini.Pintu terbuka. Masuklah dua orang pria berbadan tinggi besar, seorang wanita gemuk berwajah sangat bengis dan dua orang wanita lagi yang berpakaian seperti pelayan. Wajah wanita bengis itu menatap tajam ke arah Rania. Gadis itu beringsut ketakutan.“Siapa namamu?” tanya wanita yang terkenal dengan sebutan Mami.“Rania.”jawabnya.“Berapa usiamu? Apa kau masih perawan?” tanyanya lagi dengan tidak sopan.Rania merasa kesal dengan pertanyaan yang terlalu pribadi.“Kenapa anda bertanya seperti itu?!” jawab Rania ketus.“Jawab saja!” Mami berteriak dan memekakkan telinga.Rania hanya mengangguk, lalu menundukkan kepala.“Dandani dia semenarik mungkin. Bawa dia ke bilik no 11 pukul tujuh malam nanti. Berikan dia makanan yang bergizi, supaya kuat melayani tamu istimewaku nanti! Jaga dia jangan sampai kabur!” Mami keluar di ikuti oleh dua pria
Magbasa pa

bab 53. KEMARAHAN RANGGA

“Kenapa kau tak menuruti perintahku?! Cepat mandi atau kau mau mati?!” Si wanita bengis berubah menjadi monster yang begitu menakutkan. Suaranya bak petir menggelegar di telinga Rania.“Tolong, kembalikan aku pada keluargaku.” Pinta Rania sambil terus menangis.“Jangan banyak bicara! Kau sudah membuatku murka! Dua jam lagi tamuku akan datang. Kalau sampai kau belum mandi, aku pecahkan kepalamu! Haach!” Mamy menggebrak ranjang dengan keras membuat Rania ketakutan.Setelah wanita gembul itu pergi, dua wanita muda itu kembali masuk ke kamar Rania.“Aku’kan sudah bilang, turuti apa keinginan mami, kalau kau ingin selamat.”“Aku tidak mau, aku mau pulang.”Salah satu wanita menggeret lengan Rania dan membawanya ke kamar mandi. “Cepat mandilah! Jangan sampai kau menyusahkan kami!” ucapnya dan segera keluar. “Dewi, kau yang lebih sabar. Urus dia sendiri, aku malas!’ si tangan kanan mami, keluar kamar dan membanting pintu dengan keras membuat wanita bernama Dewi tersentak kaget. Dia hanya bis
Magbasa pa

BAB 54

“Aku tak bisa meminjamkannya. Kamar ini terpasang cctv. Kalau kau hafal no nya, beri saja nomor ponsel suamimu, namanya dan juga namamu.”“Baik mba, terimakasih. Banyak. Tapi, mana pulpen dan kertasnya?”“Nanti aku atur. Sekarang bersikaplah biasa, karena aku akan mendandanimu.”“Baik mba, sekali lagi terimakasih.”Dewi iba dengan gadis di hadapannya. Kali ini mudah-mudahan saja dia bisa menolong gadis itu untuk keluar dari sini. Walau tak percaya dengan ucapan Rania yang mengatakan suaminya oang kaya, tapi Dewi tulus ingin menolongnya. Tak ingin imbalan apapun. Melihat gadis itu bisa selamat, sudah cukup membuatnya lega.Tak berapa lama, Rania sudah berubah menjadi gadis modern yang sangat cantik Kulitnya yang tak terlalu putih, bisa berubah bak mutiara. Dewi memang sangat pandai dalam merubah wajah. Dia sudah sangat berpengalaman dalam urusan tata rias.“Tunggulah. Aku akan menyelipkan pulpen dalam sepatumu. Sebentar lagi akan ada jatah makan untukmu. Tulislah di tissu. Ingat, cctv
Magbasa pa

BAB 55

Rangga segera membangunkannya, tapi tidur Alex begitu lelap. Pasti ada sesuatu yang tidak beres. Tatapan mata Rangga beralih ke arah kopi yang ada di meja. Alex yakin ada orang yang dengan sengaja membuatnya tertidur. Dia tahu siapa yang telah melancarkan aksinya.“Bangunkan Alex bagaimanapun caranya!” Rangga segera berlari ke kamar Diana. Dia begitu kesal karena tak nampak batang hidung istri sialan itu. Rangga segera menghubunginya lewat telpon dan ponselnya tak aktif membuatnya makin kesal.Rangga segera turun dan kembali mendatangi Alex. Pria itu sudah bangun dari tidur panjangnya.“Dimana Rania, dimana?!” Rangga mengguncang bahu Alex dengan kasar.“Sabar Tuan, Alex baru saja sadar. Dia masih butuh penyesuaian.” Sahut bibi.“Apa kalian pikir keselamatan Rania butuh penyesuaian? Apa kerja kalian semua, hingga tidak becus menjaganya?! Haachh!” Rangga melempar pisau tajam dan menancap di lemari berbahan dasar kayu. Tak ada yang berani menjawab. Para pekerja hanya bisa menundukkan ke
Magbasa pa

BAB 56. SALING SERANG

Rangga menghentikan mobil di daerah perbukitan yang sangat curam. Terdengar suara ombak besar yang sangat mengerikan.Suasana begitu sepi. Sepertinya tempat ini jarang di datangi oleh pengunjung. Hamparan rumput tak beraturan menutup akses jalan menuju bukit.Diana sangat ketakutan dan wajahnya memucat.“Rangga, apa kau akan membuangku di sini? Tolong jangan lakukan itu.” Diana mengedarkan pandangan. Tak ada satu rumahpun di daerah ini. Itu menandakan tak ada orang yang bisa di mintai pertolongan.“Turun.” Perintah Rangga,“Aku tidak mau.”“Turun kataku!”“Tidak mau!”Rangga kehabisan kesabaran. Dia turun dari mobil, berjalan memutar lalu membuka pintu mobil. Sulit untuk terbuka. Ternyata Diana memegangi pintu mobil dengan kuat. Rangga terus menggedor kaca, tapi Diana tetap saja tak membukakan pintu.Ditengah ketakutannya, Diana mencoba peruntungan terakhir. Saat Rangga sedang sibuk menggedor kaca mobil, Diana melirik ke arah kontak yang masih menggantung. Dia segera berpindah dan dudu
Magbasa pa

BAB 57

Hatinya merasa sangat puas melihat lawannya kalah. Selama menjadi istri Rangga, baru kali ini bisa membuat suaminya selemah ini. Satu hal yang sangat membanggakan bisa membuatnya terkalahkan.Merasa berada di atas angin, membuat Diana semakin berani. Dia lupa kalau yang dia hadapi adalah orang yang sudah merasakan manis asinnya kehidupan. Dibanding dirinya, sosok sang suami lebih berpengalaman dalam menjalani hidup.Dengan gagah berani, diana membuka kaca jendela dan menyembulkan kepalanya. Dengan tersenyum sinis, dia berkata dengan sangat angkuh. “Hai suami bodoh, aku tak percaya melihatmu tak berdaya. Kau harus terima kenyataan, bahwa akulah pemangnya. Dan kau hanya pecundang. Oh ya, di ujung kematianmu, supaya kau bisa tenang di alam abadimu, aku akan ungkap sesuatu yang pasti kau tunggu!” Diana tersenyum penuh kemenangan“Katakan sekarang juga!” seru Rangga dengan kesal.“Baiklah. Aku juga sudah tak sabar memberitahukan kepadamu. Dengar dan buka kuping lebar-lebar. Aku sudah menju
Magbasa pa

BAB 58

Rangga tak peduli. Dia membawa istri yang telah membuatnya terbakar amarah. Rangga bak singa kelaparan yang siap memangsa siapa saja yang mengusiknya. Dia menyeret tubuh Diana dan menaiki bukit yang cukup terjal. Dia tidak peduli dengan keselamatannya. Yang dia inginkan adalah menghilangkan nyawa istrinya dengan cara yang tak mungkin bisa di lupakan. Walau jalanan bebatuan dan begitu licin dan sesekali mereka hampir terjatuh, Rangga tak peduli. Dia tetap menyeret tubuh Diana hingga sampai ke atas bukit.Suara deburan ombak sangat mengerikan dan membuat nyali Diana ciut. Ketakutan melanda hatinya. Apalagi saat melihat ke arah bawah, ombak yang bergulung dan memecah di antara bebatuan terdengar sangat mengerikan.“Rangga, tolong ampuni aku.”“Kau bilang apa? Ampun? Bukankah dengan congkaknya kau tadi akan membunuhku? Ayo, lakukan sekarang!”“Tidak Rangga. Aku tadi hanya becanda.” Diana sangat ketakutan menatap sorot mata tajam milik suaminya. Mata itu seolah hendak menelannya hidup-hidu
Magbasa pa

BAB 59

“Rasakan kau Rangga!” Diana mendorong tubuh suaminya sekuat tenaga, tapi tak mampu menggerakkannya sedikitpun. Diana terus berusaha, tapi tak berhasil. Dalam keptus asaannya, dia mengambil langkah seribu dengan terlebih dulu kembali menendang perut Rangga. Lagi-lagi, pria itu menjerit kesakitan.Diana melepas sepatu dengan hak setinggi lima belas centi yang membuat kakinya keseleo saat di tarik paksa oleh Rangga.Namun na’as, sebelum sempat Diana menuruni bukit, Rangga berhasil menyeret kakinya hingga terjatuh. Dia terpekik dan mencoba melepas dengan menendang suaminya. Rangga dengan terpaksa harus melumpuhkan kaki istrinya dengan memelintirnya sedikit hingga pemiliknya menjerit kesakitan.Rangga sudah tidak peduli dengan apapun. Dalam hatinya hanya ada balas dendam.Dianapun tak mau kalah. Walau dalam keadaan kaki yang terpelintir, wanita itu tetap berusaha melepaskan diri. Mereka berguling-guling hingga mencapai bibir pantai. Keberuntungan berada di pihak Rangga. Posisinya yang ber
Magbasa pa

BAB 6O

Rangga mulai menghitung mundur, “tiga ... dua ...sa ....”“Papah jangan!” terdengar suara Marchel menghentikannya.Rangga menoleh ke arah suara. Marchel bersama Alex dan anak buahnya berlari mendekat. Anak Abg itu berlari sangat cepat dan berhasil membebaskan sang mamah. Dengan penuh kasih sayang dia memeluknya erat.“Minggir Marchel! Atau kau akan jadi korban pertama!” Rangga mengancam sang putra. Dia tidak suka ada orang yang berusaha membela Diana.Marchel menatap papahnya dengan wajah tak bersahabat. Anak ini tak tahu persoalan yang sedang terjadi dengan orangtuanya, hingga merasa apa yang di lakukan oleh papahnya adalah sebuah kejahatan. “Papah jahat dan berhati iblis!” Marchel bangkit dan mengepalkan tangannya.“Kau tak tahu apa-apa, Marchel. Jadi menyingkirlah, sebelum habis kesabaranku!”“Aku tidak akan menyingkir!”“Jadi kau mau melawan papahmu?!”“Kau tak pantas disebut papah. Karena kau luar biasa jahat! Kau hanya berani kepada perempuan saja! Salah apa mamah padamu?!”“Ak
Magbasa pa
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status