"Eh .... mau ngobrol apaan ya, Ma?" Tanyaku dengan perasaan was-was. "Kira-kira nanti waktu istirahat makan siang, Akhtara nyariin kamu nggak, Han?" Nah ini .... ada apa sih? "Ehm .... saya bisa alasan lagi makan sama teman, Ma." Aku beralasan seolah-olah setiap hari selalu makan siang bersama Pak Akhtara saat jam istirahat. Padahal, kami biasa makan siang sendiri-sendiri. Tapi karena aku sadar akan posisi sebagai istri kontrak Pak Akhtara, maka alasan yang kuutarakan juga harus tepat. "Ya udah, nanti Mama jemput di kantor ya? Kita ngobrol sama makan siang bareng." Aduh ... apa yang akan beliau tanyakan? "Ehm ... iya, Ma." "Hati-hati kalau kerja, Han. Kamu lagi hamil soalnya. Tadi pagi udah sarapan kan?" "Udah kok, Ma." Baiklah, mengapa aku merasa sangat paranoid sekarang ketika Mamanya Pak Akhtara bertanya tentang kehamilanku? Kehamilan bohongku maksudnya. Akhirnya sepanjang hari aku berusaha bekerja sefokus mungkin meski ada rasa was-was yang menyerbu hati. Namun aku tid
Last Updated : 2024-02-29 Read more