Share

Haus Harta

"Masih mau disuapi lagi?" Bisik Pak Akhtara.

Kukira beliau akan mencium pipiku seperti keinginan Mamanya. Ternyata beliau pura-pura seakan menciumku padahal hanya berbisik.

Ah ... syukurlah.

Setidaknya pipiku tidak terkena stempel dari bibirnya.

Kepalaku lantas menggeleng pelan dan melirik keluarganya yang mulai melunak menatap Pak Akhtara. Tidak seterkejut tadi saat beliau membentak Mamanya dan menaruh mangkuk berisi salad dengan kasar di meja.

"Kalau gitu, ayo keluar bentar. Ngurusin Sabrina." Bisiknya lagi kemudian menarik diri.

Aku berpura-pura memasang wajah tersenyum bahagia lalu berkata di hadapan keluarga besar Pak Akhtara.

"Ma, Pa, maaf kalau sikap Mas Tara agak kasar tadi. Soalnya kami nggak pernah mengumbar kemesraan di depan orang lain. Kami lebih suka nunjukin rasa kasih sayang itu kalau di rumah. Tolong maafin Mas Tara ya, Ma?" ucapku dengan menatap Mamanya Pak Akhtara.

Beliau mengangguk lalu menatap Pak Akhtara, "Mama nggak tahu, Tar. Maaf."

"Mama nggak per
Juniarth

enjoy reading ...

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status