“Intinya, Pak Direktur nggak mau kesalahan ini terulang lagi. Meski kesalahan terbanyak ada di tangan Pak Hadza, tapi tetap aja kamu juga kena imbasnya, Han. Karena kamu juga dituntut untuk rajin kroscek ke gudang. Bukan asal langsung setor ke saya.” Mendadak nafsu makanku langsung hilang seketika mengetahui karirku sebenarnya terancam. “Tapi, kalau saya tiap hari ke gudang, mana mungkin bisa ngerjain laporan, Pak?” “Itulah kekurangannya, Han. Satu sisi perusahaan nggak bisa nambah jumlah karyawan baru, tapi jumlah barang meningkat. Jadi, pintar-pintarnya kamu dan Pak Hadza aja gimana caranya bisa bekerja sebaik mungkin biar minim kesalahan.” Pak Akhtara nampak tenang menjelaskan duduk perkara yang terjadi. Sedang aku justru tertegun tidak percaya jika sebenarnya juga tercatut dalam sanksi yang seharusnya diberikan perusahaan. Sanksi yang berpotensi membuatku kehilangan pekerjaan. Tapi ditanggung oleh Pak Akhtara. “Pak, kenapa Bapak melindungi saya dari sanksi yang akan diberikan
Last Updated : 2024-10-29 Read more