Semua Bab Pendekar Kembara Semesta Seri 2: Bab 1 - Bab 10

119 Bab

Soka Pratanda

Suro Joyo menyusuri perbukitan dengan langkah pasti. Baru saja dia menyelesaikan tugas yang diberikan oleh ayahandanya untuk menumpas Riris Manik. Ayahandanya, Agung Paramarta, penguasa di Kerajaan Krendobumi. Riris Manik pernah melakukan perbuatan yang meresahkan Kerajaan Krendobumi, sehingga Agung Paramarta menugaskan Suro Joyo agar menangkap dan membawanya ke Istana Krendobumi untuk diadili. Namun Riris Manik malah melarikan diri dan bersembunyi di Pesanggrahan Alas Waru milik Keksi Anjani. Suro Joyo melacak buron sampai ke pesanggrahan milik Keksi Anjani. Dalam upaya menangkap Riris Manik, Suro Joyo bertarung habis-habisan melawan Keksi Anjani dan anak buahnya. Saat bertarung, Suro Joyo hampir tewas di tangan lawan. Banaswarih, putra mahkota Kerajaan Karangtirta menyelamatkan nyawa Suro Joyo. Kebaikan hati Banaswarih kini akan dia balas dengan kebaikan pula. Suro Joyo yang kini mengenakan pakaian berwarna serba kuning berjalan tegap menuju Karangtirta. “Aku ingin balas budi pad
Baca selengkapnya

Jebakan Maut Gerombolan Olengpati

Tubuh prajurit yang lehernya tertembus anak panah runtuh ke bumi. Tergeletak dengan mata menatap ke langit. Semua prajurit yang melihat terbelakak kaget. Mereka terlihat panik. Mereka dalam hati terdalam khawatir nasib serupa menimpa mereka.Tunggulsaka segera mendekati tubuh prajurit yang naas tersebut. Dia raba urat nadi di tangan kiri. Sudah tidak ada denyutan.Dia sudah tak ada lagi. Kata Tunggulsaka dalam hati. Lalu dia tutup matanya. Istirahatlah dengan tenang di alam sana, Prajurit. Kami yang masih hidup akan meneruskan kridabaktimu mengabdi pada Kerajaan Karangtirta.Kematian prajurit secara misterius ini membuat prajurit yang lain panik.”Cepat sembunyi! Ayo, cepat sembunyi!” perintah Tunggulsaka.Mereka segera bersembunyi di balik batu atau pohon. Mereka menyebar ke wilayah hutan. Namun sebagian prajurit masih terlihat bingung. Rasa panik membuat sebagian prajurit merasa bingung. Saking bingungnya, sebagian k
Baca selengkapnya

Pengkhianat di Dekat Istana

Tunggulsaka merenungi kenyataan yang terjadi di kota kerajaan. Ternyata ada mata-mata yang tinggal di wilayah dekat istana. Hal itu tak pernah dia duga sebelumnya. Bahkan tidak pernah terlintas sedikit saja tentang adanya mata-mata yang ada di jantung Kota Kerajaan Karangtirta.Keberadaan mata-mata di dekat Istana Kerajaan Karangtirta sangat membahayakan bagi kelangsungan kekuasaan Raja Tiyasa. Adanya mata-mata, maka gerak apa pun yang akan dilakukan pihak Kerajaan Karangtirta bisa diketahui para pemberontak.Olengpati sebagai pimpinan perampok yang menjalin hubungan rahasia dengan para pemberontak sangat diuntungkan dengan mata-mata ini. Mereka bisa leluasa bergerak di luar sana untuk mengacau. Kalau pihak Kerajaan Karangtirta akan menumpas, Olengpati dan gerombolannya bisa menahan dan menghancurkannya.Brengsek! Ternyata ada mata-mata bagi perampok dan pemberontak. Rutuk Tunggulsaka dalam hati. Kalau aku bisa menemukan, maka aku sendiri yang akan
Baca selengkapnya

Gagal Menumpas Pengacau

Secara cepat Tunggulsaka bersalto melompati tubuh Olengpati. Kedua kaki Tunggulsaka menapak tepat di belakang Olengpati. Dengan gerak cepat pula, pedang Tunggulsaka tersebut menempel di leher Olengpati. Pedang menyilang di depan leher Olengpati. Tubuh Tunggulsaka berada di belakang pimpinan perampok itu. Gerakan kecil saja dari pedang di tangan Tunggulsaka bisa berakibat sangat buruk  bagi Olengpati!”Suruh anak buahmu mundur dan meninggalkan hutan ini!” perintah Tunggulsaka dengan nada lirih dan dingin. ”Kalau tidak mau menyuruh mereka mundur, kepalamu akan berada di telapak kakimu! Setelah itu, seluruh anggota gerombolan perampok itu akan kutumpas dengan pedangku, sendirian!”Kali ini Tunggulsaka benar-benar berada di atas angin. Bukan sekadar terlihat seperti berada di atas angin. Namun benar-benar memegang kendali pertarungan. Tunggulsaka, senapati andalan Kerajaan Karangtirta mempunyai dua kemenangan. Kemenangan pertama, dia menang unt
Baca selengkapnya

Senapati Tunggulsaka Meninggalkan Pertemuan di Istana

Raja Tiyasa memperhatikan Tunggulsaka yang terlihat keruh wajahnya. Tunggulsaka terlihat sedang menahan amarah. Senapati unggulan Kerajaan Karangtirta ini terlihat gusar atas kata-kata yang dilontarkan Patih Ganggayuda. Sebagai seorang senapati, Tunggulsaka memang merasa menyesal dan sedih atas kegagalan yang dialaminya. Namun mestinya Ganggayuda tidak lantas mencerca dan merendahkan Tunggulsaka. Ganggayuda tidak perlu memojokkan Tunggulsaka. Sesama punggawa Kerajaan Karangtirta mestinya saling membantu, saling membesarkan hati, dan saling menghibur di kala ada punggawa yang mengalami kesedihan atau pun kegagalan dalam tugasnya. Dalam lubuk yang terdalam, rasa mangkel Tunggulsaka sedikit terobati setelah Tunggulsaka menyatakankepada Raja Tiyasa bahwa yang dia dengar hanya sang raja, bukan yang lainnya. Tentu saja, Tunggulsaka tidak akan mendengar atau pun memperhatikan kata-kata Ganggayuda. Aku tak perlu mendengar kata-kata Ganggayuda yang sok tahu. Begitu batin Tunggulsaka. Ganggay
Baca selengkapnya

Senapati Tunggulsaka Harus Ditumpas

Menik Sarasti berlalu. Wanita muda nan cantik penggoda syahwat pria itu meninggalkan Ganggayuda di ruang tamu. Dia lenyap dari pandangan mata Ganggayuda, tetapi lekuk tubuh indahnya telah tertanam dalam di lubuk hati patih Karangtirta. Benar-benar dia cantik dan menggairahkan. Kata Ganggayuda dalam hatinya. Dia berdiri mengamati ruang tamu. Sayang sekali akhir-akhir ini aku tidak bisa menikmatinya. Situasi di Karangtirta yang makin sulit ditebak arahnya, membuatku makin sibuk saja. Ganggayuda duduk di kursi ukir. Dia mengitarkan pandangan ke seluruh ruang. Ruangan yang mewah dengan perabot mahal. Patih Karangtirta itu memang ingin memanjakan istri simpanannya. Rumah untuk Menik Sarasti terlihat sederhana kalau dilihat dari luar. Namun mewah di dalamnya. Benar-benar Ganggayuda sangat memperhatikan Menik Sarasti. “Kemewahan yang kuberikan ini sebanding dengan kecantikan Menik Sarasti,” gumam Ganggayuda. “Wanita cantik layak diberi segala kemewahan yang ada di dunia. Perhiasan, uang,
Baca selengkapnya

Pertarungan Menggunakan Senjata Sakti

Pasir yang diinjak tiga pembokong itu tak bersuara sama sekali. Ketiga orang yang ingin menyerang dari belakang itu merasa mereka bakalan dengan mudah menghabisi Tunggulsaka. Mereka yakin sebentar lagi bekas Senapati Tunggulsaka akan terbujur kaku di atas pasir Pantai Utara. Secara serentak Jegonglopo dan dua kawannya mengayunkan golok masing-masing sekuat tenaga untuk mencincang tubuh Tunggulsaka. Jegonglopo ingin membelah kepala, dua temannya ingin memangkas bahu kanan dan bahu kiri Tunggulsaka! Wut! Wuut! Wuuut! Tiga golok tajam berkilat-kilat terayun kuat menuju sasaran. Trang!!! Pedang terpegang kuat di tangan kanan Tunggulsaka menangkis tiga golok secara bersamaan. Benturan keras terjadi. Jegonglopo dan dua anak buahnya terdorong mundur beberapa tombak sambil tetap memagang golok masing-masing yang hampir lepas dari genggaman! Ketiga pembokong terlongong. Mereka berdiri tegak dalam keadaan bengong. Mulut menganga, mata membelalak
Baca selengkapnya

Pendekar Berpakaian Serba Kuning

Jegonglopo berusaha melihat walau pandangannya kabur. Pandangan Jegonglopo kabur akibat tendangan Tunggulsaka yang mengena perutnya. Sesaat setelah terkena tendangan, Jegonglopo merasakan sakit yang tak tertahankan. Dia mundur beberapa langkah, terhuyung, lalu terbungkuk-bungkuk sambil memegangi perut dengan tangan kiri. Tangan kanan masih memegang senjata saktinya.Saking menahan rasa sakit yang mendera, seluruh tubuh terasa lunglai. Mata pun berkurang keawasannya. Pandangan mata jadi kabur. Dia masih terhuyung sambil terus menjauhi musuh. Dalam kondisi seperti saat ini bila Tunggulsaka mau, bisa membunuh Jegonglopo dengan sekali tebasan keris saktinya.Tunggulsaka bukan tandinganku. Begitu kata hati Jegonglopo yang paling jujur. Mestinya yang melawan Tunggulsaka secara langsung adalah Olengpati atau Gusti Patih Ganggayuda.Tunggulsaka berdiri tegar menunggu dengan sabar dan tenang sampai lawannya siap untuk bertarung lagi. Tunggulsaka selalu
Baca selengkapnya

Malam Mencekam di Kota Kerajaan Karangtirta

Ganggayuda dan Jegonglopo bersusah payah berusaha keluar dari seretan ombak. Ombak besar hendak menyeret tubuh dua manusia kejam itu menuju ke tengah lautan. Lautan ingin menelan mereka. Barangkali laut itu tidak suka pada dua manusia yang suka menebar kejahatan itu. Setelah bersusah payah melepaskan diri dari jeratan ombak, mereka berhasil berenang hingga sampai di tepi pantai. “Brengsek! Ajian dari Suro Joyo memang hebat dan sulit ditangkal,” kata Ganggayuda sambil menyeka air dari wajahnya. “Untung saja kita tidak terseret ombak besar. Kalau sampai terseret ombak besar, kita bisa tenggelam dan mati ditelan lautan.” “Ya, kita masih beruntung, Gusti Patih,” Jegonglopo menanggapi. “Kebanyakan musuh Suro Joyo yang terkena Ajian Rajah Cakra Geni menemui kematian. Kita sangat beruntung karena lolos dari kematian ketika kena hantaman Ajian Rajah Cakra Geni.” “Apa benar yang kamu katakan itu Jegonglopo?” “Benar, Gusti Patih. Jati Kawangwang, Riris
Baca selengkapnya

Pertemuan Sejoli di Kota Kerajaan Karangtirta

Mengancam dan membunuh merupakan ‘pekerjaan’ para gerombolan perampok pimpinan Olengpati. Dengan dia cara itulah mereka mencari makan. Mereka mengumpulkan harta benda dengan cara menakut-nakuti dan meneror korban. Kalau cara pertama, yakni menakut-nakuti dan meneror gagal, maka cara kedua ditempuh, membunuh. Menghilangkan nyawa orang lain untuk mendapatkan hartanya secara paksa. Pakaian warna hitam menjadi ciri khas anak buah Olengpati. Pakaian warna gelap itu memudahkan mereka untuk bersembunyi dan menyusup ke rumah calon korban. Setelah mendapatkan hasil, pakaian hitam itu memudahkan mereka bersembunyi dari kejaran prajurit atau penduduk desa yang punya nyali. Kadang-kadang di sebuah desa ada saja pendekar pemberani yang siap bertarung untuk menghabisi anak buah Olengpati. Malam ini dua anak buah Olengpati telah mengetuk pintu rumah penduduk yang ada di Kota Kerajaan Karangtirta bagian utara. Pemilik rumah membukakan pintu. Dia mengira prajurit Karangtirta yang men
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status