“Tunggu!” kata Bandem dengan nada tenang. Dia menghentiakan serangan Menik Sarasti. “Jangan lanjutkan seranganmu, Menik Sarasti! Kamu berada di pihak pemberontak. Itu artinya, kamu mengikuti orang yang salah. Kalau kamu mati, kamu membela orang yang salah, yang suka menebarkan keajahatan di muka bumi. Lebih bai kamu hentikan dukunganmu pada Ganggayuda! Ikutlah kata-kataku, nanti kuusahakan kamu menjadi prajurit Kerajaan Karangtirta.” “Hei, Bandem! Kamu ini siapa?” tanya Menik Sarasti dengan nada mengejek. “Kamu kan hanya gedibal. Kamu hanya anak buah Banaswarih. Mana bisa kamu membuat keputusan agar aku menjadi prajurit di Karangtirta? Lagi pula, aku tidak berminat menjadi prajurit Karangtirta. Aku lebih senang menjadi anak buah Ganggayuda.”“Asalkan kamu mau dan berminat menjadi prajurit Karangtirta, Pangeran Banaswarih pasti akan menerimamu. Kerajaan Karangtirta membutuhkan orang-orang hebat s
Baca selengkapnya