Semua Bab Pendekar Kembara Semesta Seri 2: Bab 51 - Bab 60

119 Bab

Bertarung Mati-matian

“Nurweni, hati-hati..., dia tidak bisa dianggap enteng,” bisik Rupini. “Bajak laut ini ternyata memiliki tenaga dalam yang kuat melebihi yang kita miliki.” “Benar,” sahut Nurweni lirih. “Aku sudah merasakan kekuatan tenaga dalamnya sejak pertama kali beradu senjata tadi. Dia benar-benar memiliki tenaga dalam andalan yang bisa digunakan untuk menghabisi lawan.” Nurweni dan Rupini pasang kuda-kuda untuk menghadapi lawan. Mereka bersiap-siap menyerang lawan untuk menuntaskan tugas dari Kowara. Bayaran tinggi dari Kowara tidak akan disia-siakan sepasang pembunuh itu. Mereka berdua tidak ingin mengecewakan Kowara. Dengan cara apa pun, kalau perlu menggunakan cara-cara licik akan dilakukan, asalkan bisa menang. Cara-cara yang paling kotor pun akan ditempuh demi memenuhi tugas dari Kowara. Ponggewiso menggunakan dua tangan untuk menggenggam gagang pedang saktinya. Dia  bergerak cepat untuk merangsak lawan. Dirinya ingin secepatnya menghabisi dua pendekar peremp
Baca selengkapnya

Sembunyi di Bawah Tanah

Rupini mengakui kalau Ponggewiso ternyata berotak cemerlang. Lepas dari sifat jahatnya, Ponggewiso memiliki pemikiran yang cerdas, sehingga bisa bertindak tepat sesuai keadaan. Jurus apa pun yang digunakan Rupini dan Nurweni, bisa ditandingi Ponggewiso. Cara apa pun yang digunakan Sepasang Naga dari Utara, bisa dihadapi Ponggewiso dengan baik.Ternyata pintar juga si bajak laut ini. Kata Nurweni di dalam hati. Dia selalu bisa menandingi jurus pedang dari kami. Kalau otaknya tidak pintar, pasti sudah mati sejak tadi. Hm..., semakin tidak gampang mengalahkan Ponggewiso. Ponggewiso makin tahu pola serangan kami. Suatu saat dia bisa balik menyerang, sehingga membahayakan kami berdua.Baik Nurweni maupun Rupini merasa makin sulit untuk mengalahkan Ponggewiso. Jurus apa pun yang telah mereka gunakan, bisa dihindari Ponggewiso. Berbagai jurus andalan Sepasang Naga dari Utara telah dipatahkan Ponggewiso. Memang Ponggewiso tidak bisa melakukan serangan balik y
Baca selengkapnya

Masa Lalu Lasih Manari

Lasih Manari terdiam beberapa saat. Dia tidak langsung menjawab pertanyaan Kowara. Di dalam hati yang terdalam, Lasih Manari sedang memilih-milih dan memilah-milah kata-kata yang akan diungkapkan kepada Kowara. Sebagai seorang manusia, Lasih Manari tidak ingin keburukan masa lalunya dia buka kepada siapa saja, termasuk kepada Kowara. Bohong tetap perlu demi kebaikan dirinya sendiri. Lasih Manari perlu sedikit berbohong tentang masa lalunya agar tetap bisa menjalin hubungan dengan Kowara. Dulu dia dan Kowara masih pacaran, masih menjadi sepasang kekasih. Lasih Manari sebagai seorang manusia pasti punya aib. Entah itu aib yang besar atau pun kecil, aib ada dalam diri Lasih Manari. Aibnya yang berkaitan dengan Ponggewiso akan dia tutup selama-lamanya terhadap Kowara. Jangan sampai Kowara tahu sisi gelap saat dirinya menjadi kekasih Ponggewiso. Sebenarnya Lasih Manari menyadari bahwa bisa saja kelak Kowara mengetahui sisi gelapnya, sehingga Lasih Manari tertarik
Baca selengkapnya

Memancing Pemimpin Bajak Laut

 Ketika Lasih Manari bersedia diajak lari oleh Kowara dari Pulau Sapit Yuyu, menandakan kalau perempuan muda itu masih mencintai Kowara. Namun setelah mereka saling terbuka, Lasih Manari mendadak dihinggapi rasa ragu. Ada keraguan dalam hatinya. Ada perasaan ragu-ragu yang memenuhi benaknya.Lasih Manari merasa ragu-ragu pada ketulusan cinta Kowara. Pendekar perempuan itu merasa bahwa dirinya bukan sosok kekasih yang baik. Buktinya, saat dia mendengar kabar bahwa Kowara telah tewas, hatinya berpaling kepada Ponggewiso. Memang alasan Lasih Manari masuk akal dan Kowara bisa menerima alasan itu.Tiba-tiba Lasih Manari merasa takut juga. Takut kelak Kowara akan mengungkit-ungkit masa lalunya. Kalau sampai Kowara kelak mengungkit masa lalu, maka Lasih Manari tidak akan berdaya untuk menyangkalnya. Masa lalu Lasih Manari yang pernah menjadi kekasih seorang pemimpin bajak laut, tidak bisa dibantah atau disangkal siapa pun. Itu sebuah kenyataan. Kenyataan itu tida
Baca selengkapnya

Keluar dari Persembunyian

Dulu Dempul dan teman-temannya disuruh Ponggewiso untuk menculik Layung. Waktu itu Ponggewiso berpesan, kalau sudah berhasil, mereka langsung disuruh masuk ke ruang utama. Ruang utama yang dimaksud Ponggewiso adalah ruang paling megah di dalam rumah mewah pemimpin bajak laut tersebut.Ponggewiso berpesan kepada anak buahnya supaya tidak mengatakan penculikan itu kepada Lasih Manari. Lasih Manari melarang keras Ponggewiso dan anak buahnya menculik para gadis di desa-desa sekitar Pulau Sapit Yuyu. Lasih Manari tidak tega melihat perempuan menjadi barang mainan anak buah Ponggewiso.“Pokoknya kamu masuk ke ruang utama secara diam-diam sambil membawa gadis yang kamu culik!” begitu antara lain pesan Ponggewiso kepada Dempul dan teman-temannya saat memberi tugas kepada anak buahnya itu. “Ingat! Saat masuk ruang utama, jangan sampai ketahuan Lasih Manari. Kalau sampai ketahuan Lasih Manari, kalian semua akan kumusnahkan!”Ketika teringat pesan P
Baca selengkapnya

Menyelamatkan Layung dari Penculik

 “Hm..., tak kusangka,” sambung Suro Joyo, “pemimpin bajaklaut yang selama ini dikenal kegarangannya, hanya serendah ini moralnya. Kamu ini bukan hanya tidak menepati janji, ingkar janji, tapi juga punya perilaku yang rendah. Ah, aku mau bilang yang lebih kasar, tapi tidak sampai hati.”Tumben Suro Joyo berkata serius. Begitu kata hati Lakseta. Biasanya Suro Joyo suka membanyol dan terkesan tidak serius kalau berkata kepada musuhnya. Apa perubahan penampilan warna pakaian juga mengubah wataknya? Ah, tidak mungkin! Watak itu bawaan lahir yang tidak bisa berubah.“Kamu ini bagaimana? Kok tingkah lakumu seperti kambing saja terhadap perempuan,” ejek Suro Joyo. “Blas tidak punya sopan santun. Kalau suka perempuan, boleh-boleh saja. Kalau mau begituan sama perempuan, silakan saja! Tapi..., lha mbok yang sopan gitu. Kalau perempuannya mau, tidak apa-apa. Itu namanya suka sama suka. Lha ini, yang perempu
Baca selengkapnya

Ingin Mengejar Kowara

Suro Joyo semula ingin menghajar Ponggewiso dengan tangan kosong. Dia masih kesal pada Ponggewiso karena perlakuannya pada Layung yang melanggar norma kesusilaan. Dari perilakunya, terlihat Ponggewiso memang kurang adab terhadap perempuan. Dia tdksopan pada perempuan. Bahkan tindakannya terhadap Layung menunjukkan kalau Ponggewiso sangat merendahkan perempuan. Niat Suro Joyo untuk menghajar Ponggewiso dia batalkan. Teriakan nyaring dari pendekar wanita membuatnya merasa penasaran. Dia ingin tahu siapa pendekar wanita yang berani menghentikan pertarungan dirinya melawan Ponggewiso. “Siapa pendekar wanita itu?” gumam Suro Joyo. “Kok berani-beraninya menghentikan niatku untuk memberi pelajaran pada Ponggewiso tentang sopan santun terhadap wanita. Mungkin pendekar wanita itu bukan sembarang pendekar. Siapa tahu dia jago silat yang punya urusan pribadi dengan Ponggewiso. Aku tidak boleh menghajar Ponggewiso karena dia yang ingin menghajarnya.” Dalam sekejap mata, Sepasang Naga dari Uatar
Baca selengkapnya

Lakseta Sigap Siaga

“Aku rasanya tidak bisa hidup bahagia kalau tidak berdampingan dengan Lasih Manari,” kata Ponggewiso lirih, yang ditujukan untuk diri sendiri. “Maka dari itu, dengan cara apa pun, aku sekarang ingin meninggalkan mereka yang sedang bertarung mati-matian karena persoalan sepele. Biarlah mereka saling bunuh karena ketololan mereka. Sedangkan aku lebih baik pergi dari tempat ini untuk selama-lamanya. Masa lalu akan kulupakan seumur hidupku. Masa depan bersama Lasih Manari lebih penting dari apa saja. Aku tidak punya anak buah, tidak menjadi masalah. Aku kehilangan semua harta yang berada di pulau ini, tidak menjadi persoalan lagi.” Ponggewiso mengamati pertarungan antara Suro Joyo melawan Nurweni dan Rupini semakin seru dan tak terkendali. Kedua belah pihak sama-sama menggunakan jurus tangan kosong andalan masing-masing. Baik Suro Joyo, Nurweni, maupun Rupini sama-sama menggunakan tenaga dalam untuk menggempur lawan. Suro Joyo semula hanya ingin menjajal seberapa hebat dua pembunuh bayar
Baca selengkapnya

Pertarungan Berimbang

Rupanya Lakseta merasa kesal karena sebelumnya hampir tidak bisa bernapas ketika menghadapi serangan Ponggewiso. Serangan Ponggewiso yang bertubi-tubi hampir membuat Lakseta mati. Kini ada kesempatan baginya untuk balas menyerang.Ponggewiso yang baru saja mengejek Lakseta, dalam hati yang terdalam, merasa menyesal. Karena Ponggewiso menyadari bahwa ejeken yang telah dia lontarkan kepada Lakseta bisa berakibat buruk bagi Ponggewiso.Kekhawatiran Ponggewiso sepertinya segera menjadi kenyataan. Lakseta kini segera melancarkan serangan dengan menggunakan jurus pedangnya. Jurus yang belum diketahui Ponggewiso sebelumnya.Kelihatannya Lakseta mempunyai jurus pedang andalan. Ponggewiso berkata dalam hati. Dari kata-kata yang dia ucapkan bisa diketahui bahwa Lakseta ingin menyerang dengan menggunakan jurus andalan. Mungkin jurus simpanan yang belum diperlihatkan kepada orang lain.Tubuh Lakseta melenting tinggi dengan pedang tergenggam di tangan kanan. Kemudian Lakseta meluncur lurus. Pedang
Baca selengkapnya

Pertarungan Semakin Sengit

 Patahan pedang yang melesat ke arah kepala Suro Joyo adalah patahan bagian ujungnya. Ujung yang lancip. Ujung yang tajam. Sangat tajam. Ketajamannya bisa menembus tubuh manusia dengan mudahnya!Layung sangat mengkhawatirkan keselamatan Suro Joyo. Dia tidak mau Suro Joyo tewas oleh tusukan dari patahan ujung pedang milik Nurweni. Ujung pedang yang selama ini digunakan Nurweni untuk membunuhi korban yang diincar, kini siap mencari mangsa baru. Kepala Suro Joyo yang kini disasar patahan ujung pedang Nurweni!Suro Joyo kelihatan tenang. Dia sudah terbiasa menghadapi bahaya. Bahaya segawat apa pun pernah dia hadapi. Sekilas tadi dia lihat patahan pedang melesat ke arahnya. Tanpa membuang waktu sekejap pun, dia arahkan tangan kanannya yang terbuka ke atas. Dia menyongsong patahan pedang dengan ajiannya. Hantaman ajiannya tepat mengena patahan pedang hingga hancur berkeping-keping!Suro Joyo tersenyum sambil berkata, “Patahan pedang tadi sudah lenya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status