Home / Pendekar / Pendekar Kembara Semesta Seri 2 / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Pendekar Kembara Semesta Seri 2: Chapter 61 - Chapter 70

119 Chapters

Kejar-kejaran di Tengah Lautan

 Ponggewiso yakin sabetan pedangnya bisa menewaskan Lakseta. Bagi Ponggewiso, Lakseta hanyalah anak kemarin sore yang sok jagoan. Sok hebat dan seolah-olah sudah punya nama. Lagaknya malah melebihi Suro Joyo. Padahal kalau dilihat dari tampilannya sekilas saja, Suro Joyo lebih meyakinkan. Suro Joyo lebih hebat ilmu silat, ajian, dan senjata saktinya dibandingkan Lakseta.Ketika bertarung melawan Lakseta, Ponggewiso merasa yakin baka menang. Dalam pandangan Ponggewiso, Lakseta masih termasuk pendekar muda dan belum banyak pengalaman. Berbeda dengan Sepasang Naga dari Utara dan Suro Joyo.Sepasang pembunuh bayaran itu, meskipun masih muda, tetapi sudah banyak pengalaman dalam dunia persilatan. Tentu saja dalam melakukan pembunuhan yang ditugaskan kepada Nurweni dan Rupini.Sedangkan Suro Joyo, termasuk yang diperhitungkan Ponggewiso. Ponggewiso akan selalu waspada kalau berhadapan dengan Suro Joyo. Nama Suro Joyo sudah sangat tenar du dunia persilatan
last updateLast Updated : 2022-07-20
Read more

Kematian yang Tak Disangka-sangka

 Kedua tangan Ponggewiso yang berwarna hijau dan bersisik seperti ular itu terlihat kokoh dan kuat. Pedang Ilat Luwuk tergenggam erat dengan kedua tangan Ponggewiso siap menyambut serangan Nurweni dan Rupini.“Dua pembunuh bau kencur itu terlihat sangat bernafsu ingin membunuhku,” kata Ponggewiso lirih yang hanya bisa didengar diri sendiri. “Mereka mungkin belum tahu bahwa aku punya Ajian Sisik Beracun, sehingga kok berani-beraninya ingin membunuhku. Apa mereka tidak tahu bahwa aku pun juga seorang pembunuh. Bahkan aku biasa membunuhi seluruh orang yang berada di kapal yang sedang kurampok. Kalau dihitung-hitung, mungkin aku lebih banyak membunuh orang dibandingkan Sepasang Naga dari Utara itu.”Nurweni dan Rupini siap membunuh Ponggewiso dengan pedang masing-masing. Mereka merasa yakin saat ini bakal berhasil melaksanakan tugas dari Kowara. Mereka membayangkan wajah Kowara yang ceria ketika mendengar kabar bahwa Ponggewiso telah te
last updateLast Updated : 2022-07-21
Read more

Menumpas Bajak Laut

 Suro Joyo berpikir keras untuk mencerna kata-kata yang baru saja diucapkan Ponggewiso. Kata-kata yang diucapkan Ponggewiso membuat Suro Joyo bertanya-tanya di dalam hati.Hadiah? Hadiah apa? Begitu pertanyaan Suro Joyo di dalam hati. Baik sekali hatinya kalau mau memberikan hadiah untukku. Eh, tapi itu tidak mungkin! Tidak mungkin orang sejahat Ponggewiso memberikan hadiah kepada orang lain. Yang ada dalam otak Ponggewiso hanyalah merompak dan merampok! “Tunggu dulu! Apa yang akan kamu hadiahkan padaku?” tanya Suro Joyo disertai senyum mengejek. “Kamu mau menyerahkan semua harta rampokanmu padaku? Kalau itu yang kamu hadiahkan padaku, maka aku sangat berterima kasih. Harta itu akan kubagikan kepada orang-orang yang pernah kamu rampok di tengah lautan.”“Dasar pendekar bodoh!” Ponggewiso balas mengejek. “Pendekar bodoh dan sinting, huahahaha...! Benar-benar julukan paling pas untukmu, Suro
last updateLast Updated : 2022-07-22
Read more

Mengharap Balasan Cinta Wandagni

 Setelah mengarungi samudera nan luas seolah-olah tak berbatas, Suro Joyo akhirnya menginjakkan kakinya di Tanah Jawa. Sepulang dari Tanah Utara, Suro Joyo ingin ke Kerajaan Krendobumi. Pengembaraannya selama ini tidak bisa melupakan Suro Joyo pada tanah kelahirannya.Untuk tujuan apa Suro Joyo kembali ke Krendobumi? Apakah ingin menyatakan kesiapannya menjadi putra mahkota di kerajaan itu?“Entah apa yang menyebabkan aku ingin ke Krendobumi,” kata Suro Joyo pada diri sendiri saat menelusuri jalan perkampungan nelayan. “Yang jelas, aku rindu pada orang tuaku. Sudah cukup lama aku meninggalkan Krendobumi untuk memenuhi kewajibanku sebagai manusia. Manusia yang ingin menegakkan kebenaran di atas bumi. Manusia yang mengembara demi memenuhi tugas-tugas kemanusiaan.”“Tapi..., bagaimana sikapku nanti kalau ayahanda mendesakku untuk menggantikannya sebagai raja di Krendobumi?” pertanyaan ini bergelayut di benak Suro Joy
last updateLast Updated : 2022-07-23
Read more

Mencari Nilawangi

 Raden Tumon menatap wajah cantik Ayumanis. Dia ingin mendapatkan jawaban dari gadis manis pemilik penginapan. Raden Tumon ingin mendengar secara langsung dari orang yang mempekerjakan Wandagni.Mendapatkan tatapan mata penuh harap dari Raden Tumon, Ayumanis menjadi kurang enak hati. Ayumanis memang atasan Wandagni. Ayumanis bisa memerintah Wandagni untuk melakukan tugas-tugasnya sebagai pimpinan pelayan kamar. Kalau ada tamu kurang puas tentang pelayanan kamar, maka Ayumanis bisa menegur Wandagni. Ayumanis bisa memerintah Wandagni untuk meningkatkan pelayanan kamar. Namun kalau urusan hati, urusan cinta, Ayumanis tidak bisa berbuat apa-apa.Raden Tumon memang cinta setengah mati pada Wandagni, tapi Wandagni sebaliknya. Bukan cinta setengah mati, tapi benci setengah mati. Begitu kata hati Ayumanis. Wandagni pada awalnya kurang suka pada Raden Tumon yang tampil sok aksi, sok tampan, dan sok kaya di hadapan Wandagni. Selanjutnya, Wandagni tidak
last updateLast Updated : 2022-07-24
Read more

Dua Tamu Tak Beradab

Janurwasis memandangi wajah Ayumanis saat menanyakan kegunaan benda yang diberikan Ayumanis. Kemudian dia mengamati benda berwarna ungu yang berada di telapak tangan kanannya. Gambar bunga melati terlukis indah pada benda bundar sebesar uang logam. ‘Untuk apa benda ini?’ tanya Janurwasis di dalam hati. ‘Apakah ini tanda bahwa aku pelanggan Penginapan Melati Jingga? Apa pun benda ini, aku yakin, akan membuatku senang.’ ”Dengan memberikan tanda itu, kamu akan mendapatkan potongan uang sewa sampai separuhnya,” jawab Ayumanis. Jawaban yang membuat Janurwasis tersenyum. Senyum yang membuat wajahnya terlihat makin tampan. ”Terima kasih,” kata Janurwasis. Lagi-lagi disertai senyumnya. Senyum itu membuat gadis mana pun akan terpesona. Atau..., paling tidak, semalaman bakal sulit tidur! Janurwasis menghabiskan kopinya. Kopi paling istimewa yang dimiliki Penginapan Melati Jingga. Ramuan kopi dan gula yang pas, yang menimbulkan cita rasa khas. Kopi khas yang disajikan di Penginapan Melati Jin
last updateLast Updated : 2022-07-25
Read more

Tamu yang Berwibawa

Para tamu dan pengunjung Penginapan Melati Jingga yang melihat sepak terjang Ayumanis terperangah. Mereka kagum atas kehebatan gadis muda yang berilmu silat tinggi. Selain cantik, Ayumanis ternyata memiliki kemampuan bertarung yang di luar dugaan.‘Dua berandal bodoh itu cari penyakit,’ kata Raden Tumon hati. Dia juga ikut menyaksikan kehebatan Ayumanis. ‘Mereka salah mencari musuh. Mereka benar-benar orang bodoh yang mungkin selama ini terkurung di pedalaman. Apakah mereka tidak tahu ketenaran Ayumanis sebelumnya? Orang yang berani membuka penginapan di tempat seperti ini tentu bukan sembarang orang. Ayumanis berani membuat Penginapan Melati Jingga tentu dengan perhitungan matang. Bukan hanya modal harta dan uang saja untuk membuat penginapan ini, tetapi juga modal kemampuan lain.’Raden Tumon berani menilai bahwa Gabrul dan Kepyur bodoh karena becermin dari diri sendiri. Raden Tumon berani naksir Wandagni karena dirinya anak orang kaya. Raden Tumon menyadari bahwa Wandagni sangat ca
last updateLast Updated : 2022-07-26
Read more

Sumpah Pengawal Setia

Wadungsarpa tersenyum ke arah Katriningsih sebelum menjawab pertanyaan. Keramahan Wadungsarpa menjadi ciri khas yang diingat semua orang. Semua yang pernah berbicara, atau mengenal Wadungsarpa, punya satu pandangan, Wadungsarpa orang yang sopan, ramah, berkepribadian menarik. Tidak heran sering terjadi kesalahpahaman. Banyak perempuan, entah muda atau pun tua yang salah paham atas keramahan Wadungsarpa. Banyak perempuan yang menyangka Wadungsarpa suka, dalam arti secara pribadi. Padahal bukan begitu maksud Wadungsarpa.”Kopi,” jawab Wadungsarpa sambil tersenyum. Katriningsih merasa jantungnya berdegup keras karena senyum Wadungsarpa. Meskipun tua, tapi Wadungsarpa masih punya pesona sebagai sosok pria. ”Jangan lupa, bawa pisang goreng dan singkong goreng kemari!”“Baik, Ki,” kata,” Katriningsih sambil menunduk hormat. Rasa deg-degan di dada belum sepenuhnya hilang.’Benar kata orang,’ kata Katriningsih dalam hati. ‘Pesona laki-laki tua kadang-kadang lebih memabukkan laki-laki muda. Pa
last updateLast Updated : 2022-07-27
Read more

Mengawasi Wadungsarpa

Wajah Sanggariwut terlihat cerah. Terlihat bergairah. Wajah mudanya yang tampan semakin menampakkan pesonanya. Katriningsih yang melihat Sanggariwut dari kejauhan terlihat kagum. Terpesona. Terpikat. Namun gadis yang sedang sibuk-sibuknya melayani para tamu segera bergegas ke dapur. Takut dirinya jatuh tersimpuh di hadapan Sanggariwut seraya berkata, “Tuan tampan..., aku cinta kamu!”Wadungsarpa girang hatinya melihat wajah sumringah Sanggariwut. Wajah gairah penuh semangat membara dalam usia muda.‘Syukurlah Sanggariwut tetap semangat ingin mengawalku. Aku menjadi lebih tenang sekarang,’ Wadungsarpa membatin. ‘Sanggariwut mempunyai ilmu silat tinggi, jurus maut, dan berbagai kemampuan yang sulit ditandingi. Aku sendiri kalau bertarung satu lawan satu, belum tentu bisa mengalahkan Sanggariwut.’Wadungsarpa berdiri dan siap meninggalkan Penginapan Melati Jingga.”Ya, paman,” kata Sanggariwut. “Aku segera meninggalkan penginapan ini secepatnya.”Wadungsarpa berlalu. Dia tinggalkan Sangg
last updateLast Updated : 2022-07-28
Read more

Kehebatan Keris Kuwungtunjem

  Wadungsarpa mundur beberapa langkah untuk mengambil jarak. Semula Wadungsarpa bisa tertawa-tawa karena telah merasa bisa mengelabui Daruna dan Panggas. Namun kini dia mesti lebih hati-hati ketika bertarung melawan mereka. ‘Mereka ternyata para pendekar hebat yang punya ilmu silat tinggi,’ kata Wadungsarpa di dalam hati. ‘Mereka bisa menyerang secara serentak, sehingga aku kesulitan menandinginya. Aku bisa kalah kalau terus bertarung melawan mereka.’ Daruna dan Panggas kembali menyerang Wadungsarpa dengan jurus-jurus baru. Wadungsarpa kembali mengimbangi serangan kedua lawannya dengan jurus-jurus tangan kosong. Pada suatu kesempatan, Panggas hendak memukul wajah lawan dengan gerakan cepat. Wadungsarpa menangkis pukulan Panggas. Namun pada saat bersamaan Wadungsarpa tidak menyadari bahwa Daruna menendang dada hingga Wadungsarpa terjerembab mencium tanah. Selama beberapa saat Wadungsarpa kehilangan kendali dirinya. Keadaa
last updateLast Updated : 2022-07-29
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status