Share

Ingin Mengejar Kowara

Author: Suwito Sarjono
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Suro Joyo semula ingin menghajar Ponggewiso dengan tangan kosong. Dia masih kesal pada Ponggewiso karena perlakuannya pada Layung yang melanggar norma kesusilaan. Dari perilakunya, terlihat Ponggewiso memang kurang adab terhadap perempuan. Dia tdksopan pada perempuan. Bahkan tindakannya terhadap Layung menunjukkan kalau Ponggewiso sangat merendahkan perempuan.

Niat Suro Joyo untuk menghajar Ponggewiso dia batalkan. Teriakan nyaring dari pendekar wanita membuatnya merasa penasaran. Dia ingin tahu siapa pendekar wanita yang berani menghentikan pertarungan dirinya melawan Ponggewiso.

“Siapa pendekar wanita itu?” gumam Suro Joyo. “Kok berani-beraninya menghentikan niatku untuk memberi pelajaran pada Ponggewiso tentang sopan santun terhadap wanita. Mungkin pendekar wanita itu bukan sembarang pendekar. Siapa tahu dia jago silat yang punya urusan pribadi dengan Ponggewiso. Aku tidak boleh menghajar Ponggewiso karena dia yang ingin menghajarnya.”

Dalam sekejap mata, Sepasang Naga dari Uatar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Lakseta Sigap Siaga

    “Aku rasanya tidak bisa hidup bahagia kalau tidak berdampingan dengan Lasih Manari,” kata Ponggewiso lirih, yang ditujukan untuk diri sendiri. “Maka dari itu, dengan cara apa pun, aku sekarang ingin meninggalkan mereka yang sedang bertarung mati-matian karena persoalan sepele. Biarlah mereka saling bunuh karena ketololan mereka. Sedangkan aku lebih baik pergi dari tempat ini untuk selama-lamanya. Masa lalu akan kulupakan seumur hidupku. Masa depan bersama Lasih Manari lebih penting dari apa saja. Aku tidak punya anak buah, tidak menjadi masalah. Aku kehilangan semua harta yang berada di pulau ini, tidak menjadi persoalan lagi.” Ponggewiso mengamati pertarungan antara Suro Joyo melawan Nurweni dan Rupini semakin seru dan tak terkendali. Kedua belah pihak sama-sama menggunakan jurus tangan kosong andalan masing-masing. Baik Suro Joyo, Nurweni, maupun Rupini sama-sama menggunakan tenaga dalam untuk menggempur lawan. Suro Joyo semula hanya ingin menjajal seberapa hebat dua pembunuh bayar

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Pertarungan Berimbang

    Rupanya Lakseta merasa kesal karena sebelumnya hampir tidak bisa bernapas ketika menghadapi serangan Ponggewiso. Serangan Ponggewiso yang bertubi-tubi hampir membuat Lakseta mati. Kini ada kesempatan baginya untuk balas menyerang.Ponggewiso yang baru saja mengejek Lakseta, dalam hati yang terdalam, merasa menyesal. Karena Ponggewiso menyadari bahwa ejeken yang telah dia lontarkan kepada Lakseta bisa berakibat buruk bagi Ponggewiso.Kekhawatiran Ponggewiso sepertinya segera menjadi kenyataan. Lakseta kini segera melancarkan serangan dengan menggunakan jurus pedangnya. Jurus yang belum diketahui Ponggewiso sebelumnya.Kelihatannya Lakseta mempunyai jurus pedang andalan. Ponggewiso berkata dalam hati. Dari kata-kata yang dia ucapkan bisa diketahui bahwa Lakseta ingin menyerang dengan menggunakan jurus andalan. Mungkin jurus simpanan yang belum diperlihatkan kepada orang lain.Tubuh Lakseta melenting tinggi dengan pedang tergenggam di tangan kanan. Kemudian Lakseta meluncur lurus. Pedang

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Pertarungan Semakin Sengit

    Patahan pedang yang melesat ke arah kepala Suro Joyo adalah patahan bagian ujungnya. Ujung yang lancip. Ujung yang tajam. Sangat tajam. Ketajamannya bisa menembus tubuh manusia dengan mudahnya!Layung sangat mengkhawatirkan keselamatan Suro Joyo. Dia tidak mau Suro Joyo tewas oleh tusukan dari patahan ujung pedang milik Nurweni. Ujung pedang yang selama ini digunakan Nurweni untuk membunuhi korban yang diincar, kini siap mencari mangsa baru. Kepala Suro Joyo yang kini disasar patahan ujung pedang Nurweni!Suro Joyo kelihatan tenang. Dia sudah terbiasa menghadapi bahaya. Bahaya segawat apa pun pernah dia hadapi. Sekilas tadi dia lihat patahan pedang melesat ke arahnya. Tanpa membuang waktu sekejap pun, dia arahkan tangan kanannya yang terbuka ke atas. Dia menyongsong patahan pedang dengan ajiannya. Hantaman ajiannya tepat mengena patahan pedang hingga hancur berkeping-keping!Suro Joyo tersenyum sambil berkata, “Patahan pedang tadi sudah lenya

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Kejar-kejaran di Tengah Lautan

    Ponggewiso yakin sabetan pedangnya bisa menewaskan Lakseta. Bagi Ponggewiso, Lakseta hanyalah anak kemarin sore yang sok jagoan. Sok hebat dan seolah-olah sudah punya nama. Lagaknya malah melebihi Suro Joyo. Padahal kalau dilihat dari tampilannya sekilas saja, Suro Joyo lebih meyakinkan. Suro Joyo lebih hebat ilmu silat, ajian, dan senjata saktinya dibandingkan Lakseta.Ketika bertarung melawan Lakseta, Ponggewiso merasa yakin baka menang. Dalam pandangan Ponggewiso, Lakseta masih termasuk pendekar muda dan belum banyak pengalaman. Berbeda dengan Sepasang Naga dari Utara dan Suro Joyo.Sepasang pembunuh bayaran itu, meskipun masih muda, tetapi sudah banyak pengalaman dalam dunia persilatan. Tentu saja dalam melakukan pembunuhan yang ditugaskan kepada Nurweni dan Rupini.Sedangkan Suro Joyo, termasuk yang diperhitungkan Ponggewiso. Ponggewiso akan selalu waspada kalau berhadapan dengan Suro Joyo. Nama Suro Joyo sudah sangat tenar du dunia persilatan

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Kematian yang Tak Disangka-sangka

    Kedua tangan Ponggewiso yang berwarna hijau dan bersisik seperti ular itu terlihat kokoh dan kuat. Pedang Ilat Luwuk tergenggam erat dengan kedua tangan Ponggewiso siap menyambut serangan Nurweni dan Rupini.“Dua pembunuh bau kencur itu terlihat sangat bernafsu ingin membunuhku,” kata Ponggewiso lirih yang hanya bisa didengar diri sendiri. “Mereka mungkin belum tahu bahwa aku punya Ajian Sisik Beracun, sehingga kok berani-beraninya ingin membunuhku. Apa mereka tidak tahu bahwa aku pun juga seorang pembunuh. Bahkan aku biasa membunuhi seluruh orang yang berada di kapal yang sedang kurampok. Kalau dihitung-hitung, mungkin aku lebih banyak membunuh orang dibandingkan Sepasang Naga dari Utara itu.”Nurweni dan Rupini siap membunuh Ponggewiso dengan pedang masing-masing. Mereka merasa yakin saat ini bakal berhasil melaksanakan tugas dari Kowara. Mereka membayangkan wajah Kowara yang ceria ketika mendengar kabar bahwa Ponggewiso telah te

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Menumpas Bajak Laut

    Suro Joyo berpikir keras untuk mencerna kata-kata yang baru saja diucapkan Ponggewiso. Kata-kata yang diucapkan Ponggewiso membuat Suro Joyo bertanya-tanya di dalam hati.Hadiah? Hadiah apa? Begitu pertanyaan Suro Joyo di dalam hati. Baik sekali hatinya kalau mau memberikan hadiah untukku. Eh, tapi itu tidak mungkin! Tidak mungkin orang sejahat Ponggewiso memberikan hadiah kepada orang lain. Yang ada dalam otak Ponggewiso hanyalah merompak dan merampok! “Tunggu dulu! Apa yang akan kamu hadiahkan padaku?” tanya Suro Joyo disertai senyum mengejek. “Kamu mau menyerahkan semua harta rampokanmu padaku? Kalau itu yang kamu hadiahkan padaku, maka aku sangat berterima kasih. Harta itu akan kubagikan kepada orang-orang yang pernah kamu rampok di tengah lautan.”“Dasar pendekar bodoh!” Ponggewiso balas mengejek. “Pendekar bodoh dan sinting, huahahaha...! Benar-benar julukan paling pas untukmu, Suro

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Mengharap Balasan Cinta Wandagni

    Setelah mengarungi samudera nan luas seolah-olah tak berbatas, Suro Joyo akhirnya menginjakkan kakinya di Tanah Jawa. Sepulang dari Tanah Utara, Suro Joyo ingin ke Kerajaan Krendobumi. Pengembaraannya selama ini tidak bisa melupakan Suro Joyo pada tanah kelahirannya.Untuk tujuan apa Suro Joyo kembali ke Krendobumi? Apakah ingin menyatakan kesiapannya menjadi putra mahkota di kerajaan itu?“Entah apa yang menyebabkan aku ingin ke Krendobumi,” kata Suro Joyo pada diri sendiri saat menelusuri jalan perkampungan nelayan. “Yang jelas, aku rindu pada orang tuaku. Sudah cukup lama aku meninggalkan Krendobumi untuk memenuhi kewajibanku sebagai manusia. Manusia yang ingin menegakkan kebenaran di atas bumi. Manusia yang mengembara demi memenuhi tugas-tugas kemanusiaan.”“Tapi..., bagaimana sikapku nanti kalau ayahanda mendesakku untuk menggantikannya sebagai raja di Krendobumi?” pertanyaan ini bergelayut di benak Suro Joy

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Mencari Nilawangi

    Raden Tumon menatap wajah cantik Ayumanis. Dia ingin mendapatkan jawaban dari gadis manis pemilik penginapan. Raden Tumon ingin mendengar secara langsung dari orang yang mempekerjakan Wandagni.Mendapatkan tatapan mata penuh harap dari Raden Tumon, Ayumanis menjadi kurang enak hati. Ayumanis memang atasan Wandagni. Ayumanis bisa memerintah Wandagni untuk melakukan tugas-tugasnya sebagai pimpinan pelayan kamar. Kalau ada tamu kurang puas tentang pelayanan kamar, maka Ayumanis bisa menegur Wandagni. Ayumanis bisa memerintah Wandagni untuk meningkatkan pelayanan kamar. Namun kalau urusan hati, urusan cinta, Ayumanis tidak bisa berbuat apa-apa.Raden Tumon memang cinta setengah mati pada Wandagni, tapi Wandagni sebaliknya. Bukan cinta setengah mati, tapi benci setengah mati. Begitu kata hati Ayumanis. Wandagni pada awalnya kurang suka pada Raden Tumon yang tampil sok aksi, sok tampan, dan sok kaya di hadapan Wandagni. Selanjutnya, Wandagni tidak

Latest chapter

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Aksi Sanggaliwung

    Sebelum menemukan satu cara untuk menghadapi jurus lawan, tiba-tiba Suro Joyo tertawa-tawa riang. Dia ingat sesuatu. Sesuatu itu adalah nama jurus terakhir yang akan dikeluarkan lawannya. ”Hehehe..., aku sudah tahu sekarang!” kata Suro Joyo. “Kamu mau mengeluarkan Jurus Ular Api Neraka. Iya kan? Ah..., tapi aku ngak percaya kalau jurusmu itu hebat. Soalnya caranya seperti cacing kepanasan... !” ”Suro Joyo! Tak perlu banyak bacot! Sekarang bersiap-siaplah kukirim ke neraka, hiaaat…!” teriak Sanggariwut sambil melompat tinggi dengan gerakan tangan siap mencakar lawan. Gerakan cepat yang dilakukan Sanggariwut ini merupakan kembangan dari jurus mautnya. Kembangan jurus ini dinamakan gerakan ’Ular Neraka Mematuk Mangsa.’ Sanggariwut meluncur ke arah Suro Joyo untuk mencakar wajah lawan. Secara sigap, Suro Joyo melibaskan pedang saktinya untuk menebas leher Sanggariwut. Namun Sanggariwut malah menggenggam ujung pedang Suro Joyo dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kiri siap mencakar

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Jurus Terakhir

    ”Kalau kamu tak percaya, akan kubuktikan sekarang juga, hiaaat...!” seru Wadungsarpa sambil menusukkan kerisnya ke arah leher lawan.Sargo cepat menangkis dengan pedangnya. Terdengar dentingan nyaring disertai sinar berkilatan. Saat pedang Sargo berbenturan dengan keris lawan, pedang itu patah menjadi beberapa bagian.Senapati Pulungpitu itu terbelalak kaget. Wadungsarpa tak memberi kesempatan, dia segera melesat cepat dengan ujung keris mengarah dada lawan.Gerakan Wadungsarpa sangat cepat, membuat Sargo panik. Dia tak mungkin menangkis senjata sakti Wadungsarpa hanya dengan menggunakan pedang yang tinggal gagangnya! Ketika Sargo sedang berpikir untuk menyelamatkan diri, Keris Kawungtunjem terus melesat untuk menembus jantungnya!Secara tak terduga, tiba-tiba terdengar ledakan keras. Baru saja terjadi benturan keras antara Keris Kawungtunjem dengan Pedang Dadaplatu. Benturan dua senjata sakti juga menimbulkan pijaran api. Pedang sakti berkelo

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Bertemu Musuh Lama

    “Bisa saja. Makanya, aku lebih baik menjadi pendekar pengembara.”Kedua pendekar muda itu bercakap-cakap cukup lama. Sampai tak menyadari kehadiran Ratri di dekat mereka.”Oh, Nona Ratri!” sapa Sargo yang lebih dulu mengetahui kehadirannya. ”Belum tidur?””Belum, aku merasa sulit tidur. Maka aku kemari kerena juga ada perlu dengan Suro,” jawab Ratri. Sekaligus menyuruh Sargo meninggalkan tempat itu secara halus.”Kalau begitu, aku permisi dulu,” kata Sargo tahu diri.“Maaf, Senapati, kalau mengganggu.”“Tidak apa-apa, Nona. Mari Suro!””Mari,” sahut Suro Joyo. Lalu Sargo bergegas masuk ke rumah.Samar-samar wajah cantik Ratri diterangi oleh sinar lentera yang tergantung di teras. Sebenarnya dada Suro Joyo sedikit berdesir-desir seperti orang naksir. Namun dia tahan sekuat tenaga. Untuk saat ini dia belum berminat memikirkan kekasih.

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Membalikkan Ajian Lawan

    Keksi Anjani menghantamkan Ajian Maruta Seketi ke arah dada Miguna. Hantaman angin puting beliung siap menghempaskan tubuh tua itu sejauh ribuan tombak. Atau bisa juga membenturkan tubuh Miguna dengan benda keras hingga remuk!Terdengar suara puting beliung menggiriskan hati.Miguna memutar pedang saktinya di depan dada. Lalu dia silangkan pedang di depan dada. Ketika angin puting beliung menghantam dada, angin deras itu membalik ke arah Keksi Anjani!Keksi Anjani menghindar, angin puting beliung menghantam pendapa kalurahan hingga berkeping-keping! Pendapa Jenggalu hancur berkepingan terkena terjangan Ajian Maruta Seketi.Putri Siluman Alan Waru itu tertegun setelah tahu bahwa ajiannya dapat ditangkis dan dibalikkan oleh lawan. Lawan yang sudah tua renta lagi! Sungguh malu dan geram Keksi Anjani atas kenyataan dihadapi.Keksi Anjani mencabut pedangnya. Pedang tipis tersebut akan dia padukan dengan gerakkan yang cepat seperti siluman untuk menyeran

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Aksi Miguna yang Tak Terduga

    Di tengah berkecamuknya pertarungan, tiba-tiba Sanggariwut dan Keksi Anjani terjun di arena pertempuran. Mereka mengamuk ke dalam barisan prajurit Pulungpitu. Para prajurit yang bersenjata pedang itu bertumbangan terkena sabetan selendang Keksi Anjani yang mematikan.Sudah beberapa saat berlalu pertarungan semakin seru. Para prajurit yang bertarung melawan anak buah Wadungsarpa tidak merasa kesulitan dalam merobohkan lawan. Karena anak buah Wadungsarpa memang tidak begitu pandai memainkan jurus pedang. Jadi dengan mudah dapat dirobohkan.Pertarungan semakin seru juga terjadi antara Taskara melawan Bremara. Taskara telah mengeluarkan senjata andalannya berbentuk trisula. Bremara pun mengeluarkan tongkat semu dari balik pinggang. Taskara langsung menusukkan senjatanya ke arah lawan. Bremara menangkis senjata lawan dengan tongkat semunya. Beberapa kali dia berhasil menangkis trisula lawan. Pada satu kesempatan Bremara mengetokkan tongkatnya

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Serangan dari Pulungpitu

    ”Kalau kamu masih penasaran dan ingin bertarung denganku, kutunggu di Jenggalu!” seru Sanggariwut sambil melesat pergi bersama Keksi Anjani. Mereka melesat ke arah selatan, menuju Jenggalu. Sepeninggal mereka, Suro Joyo segera mendekati Sargo yang tertelungkup di tanah. Di punggungnya yang robek terlihat dua tapak kaki yang gosong. Suro Joyo pernah mendengar tentang Jurus Ular Api Neraka yang hanya dimiliki Sanggariwut. Tendangan maut itu kalau dilakukan secara sempurna, maka yang ditendang akan jebol dan gosong. Mungkin tendangannya tadi kurang sempurna, sehingga punggung Sargo hanya gosong. Tapi, masih hidupkah dia? Suro Joyo meraba pergelangan Sargo. Ternyata masih ada denyutan. Berarti senapati muda itu masih hidup. Segera Suro Joyo mencabut pedang saktinya. Dia tempelkan gagang pedang pada punggung Sargo yang gosong. Hal itu untuk menyerap hawa panas akibat tendangan jurus maut dari Sanggariwut. Setelah tubuh Sargo normal, Suro Joyo mengembalikan pedangnya di sarung yang meling

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Jurus Maut Sanggariwut

    Pada sisi lain, pertempuran antara anak buah Sanggariwut melawan para prajurit Pulungpitu semakin seru. Kedua pihak timbul korban. Walau jumlahnya berimbang, tapi anak buah Sanggariwut semakin menipis. Sekarang tinggal beberapa orang saja yang kocar-kacir mencari selamat dengan melarikan diri memasuki Jenggalu. Para prajurit Pulungpitu terus mengejar mereka secara beramai-ramai. Sanggariwut yang melihat anak buahnya berlarian, jadi semakin gusar. Sungguh tak diduga bahwa mereka ternyata pengecut dan memalukan! Hal ini justru membuat Sanggariwut ingin segera menyelesaikan pertempuran ini. Dia segera mencabut senjata andalannya. Cambuk Sewugeni! Cambuk tersebut langsung dia sabetkan secara bertubi-tubi ke arah lawan. Sargo mesti berjumpalitan mencari selamat. Setiap cambuk menghantam pohon, maka pohon itu hancur dan terbakar. Terdengar suara menggelegar setiap kali cambuk sakti disabetkan. Batu yang tersabet ujung Cambuk Sewugeni pun hancur berkeping-keping disertai letupan api. Sargo

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Aksi Keksi Anjani

    Sanggariwut kini menyadari bahwa lawan-lawan yang dihadapi bukan sembarang pendekar. Mereka ternyata orang-orang hebat, jago-jago silat dengan segudang pengalaman di dunia persilatan.Bukan hanya Sanggariwut, Keksi Anjani pun sadar diri bahwa lawan-lawan mereka ternyata para pendekar hebat yang menjadi senapati Pulungpitu. Pendekar wanita itu makin sadar diri setelah tahu kehebatan Sargo.“Keksi…, lawan kita ternyata para pendekar hebat,” kata Sanggariwut kepada Keksi Anjani dengan nada lirih. “Mereka orang-orang pilih tanding yang punya banyak pengalaman. Kalau kita tadi hati-hati, justru kita berdua yang tewas di tangan mereka.”“Aku pun tak menduga kalau orang-orang Pulungpitu itu ternyata ada yang hebat,” sahut Keksi Anjani. “Benar-benar ini sebuah kejutan.”Walaupun dirinya tahu kalau lawan-lawan yang dihadapi punya kelebihan yang layak diperhitungkan, Keksi Anjani tidak mau harga dirinya jatuh. Dia tak ingin terlihat lemah, apalagi terkesan kalah di depan lawan-lawannya. Keksi A

  • Pendekar Kembara Semesta Seri 2   Kehebatan Sargo

    ”Huahahaha..., aku sudah tahu tujuan kalian,” kata Sanggriwut dengan lantang. ”Kalian pasti ingin menggempur Jenggalu. Maka dari itu, kami sudah menyiapkan sambutan yang sangat meriah untuk kalian. Kayu besar ini akan kami gunakan untuk menyambut kalian...!”Sanggariwut dan Keksi Anjani bersalto ke belakang. Lalu kedua tangan mereka yang dimuati tenaga dalam, disorongkan ke depan untuk menghantam kayu gelondongan yang melintang di jalan. Kayu gelondongan melesat cepat ke arah Sargo dan anak buahnya! Kayu besar tersebut melesat untuk menghantam dan menggencet mereka...!“Awas!” teriak Panggas memperingatkan kepada teman-teman dan anak buahnya.Panggas tidak ingin dirinya, teman-teman, dan prajurit Pulungpitu celaka akibat terpaan gelondongan kayu yang besar. Kayu gelondongan yang besar itu sangat berat. Manusia yang terhantam bisa celaka. Manusia yang tergencet, bisa tewas seketika.“Cepat menghindar!” Sargo menyambut teriakan Panggas. Sargo, Sang Senapati Pulungpitu, juga punya pemik

DMCA.com Protection Status