Share

Bahaya Mengancam Raja Tiyasa

Suara teriakan untuk mundur dari Banaswarih diimbangi para prajurit lainnya. Sahut-menyahut suara ‘Mundur’ memenuhi angkasa. Suara-suara mereka keras membahana. Raja Tiyasa terpaksa mengambil keputusan untuk mundur setelah melihat kenyataan pahit yang ada di depan mata.

Sebenarnya bukan watak Raja Tiyasa untuk menghindari bahaya. Namun dirinya berpikir jauh ke depan. Kalau menuruti kata hati, ingin rasanya dia bertarung sampai mati melawan Ganggayuda dan gerombolannya.

Raja Tiyasa berpikir bahwa untuk memperoleh kemenangan, kadangkala harus berani mengalah. Atau paling tidak, mundur untuk sementara untuk menyusun cara baru. Raja yang bijaksana itu yakin bahwa pasukan Kerajaan Karangtirta bisa mengalahkan para pemberontak dengan menggunakan cara baru dalam bertempur.

Sisa-sisa prajurit yang berjumlah empat puluhan orang itu telah masuk benteng dalam. Benteng dalam merupakan benteng lapis kedua yang sangat kokoh. Tiyasa, Pandansekar, Banaswarih, dan seluruh pengawal, juga telah berada d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status