Sigap, Ika membantu Jaya beringsut bangun, memegangi tangan, Bapaknya. "Ka ..." suara Jaya tercekat, saat menyadari sebelah anggota tubuhnya tidak dapat di gerakan."Kenapa, Pak? Ayok, pelan-pelan saja." ujar Ika sambil mengeratkan tangan, membangunkan tubuh, Jaya."Ka ..." Jaya menatap nanar, bibirnya bergetar dengan wajah ketakutan."Kenapa, Pak?" Ika mendekatkan wajah, menelisik Jaya."Ta-ngan ..." Jaya menatap nanar wajah, Ika. "Tangan kanan, Bapak tidak bisa di gerakkan." sambung Jaya, dengan nafas tersendat.Ika bergeming mencerna kata-kata, Bapaknya. Lalu beradu pandang oleh Bidan."Ya Alloh, Buk. Ini kenapa, Bapak saya?" ujar Ika panik, saat melihat Jaya semakin meringis dengan wajah cemas."To-long, Ka. Kaki, Bapak juga tidak bisa di gerakan." cicit Jaya dengan wajah menyedihkan.Hanum langsung mendekat, menatap cemas keadaan mantan suaminya."Buk, Bapak kenapa?" cecar Ika, pada Bidan.Bidan Devi memasang stetoskop di telinga, lalu mengarahkan pada dada, Jaya."Sakit tidak,
Baca selengkapnya