"Eh, Bagas?" Rissa tersenyum tipis, saat melihat Bagas berdiri tak jauh dari gerbang kantor. Tania dan Nur, refleks menoleh mengikuti arah mata, Rissa."Sudah lama?" Rissa melempar tanya, Bagas masih mematung merasakan hati yang kembali berdenyut."Siapa, Riss?" Tania menyenggol lengan, Rissa."Hai ..." Bagas melempar senyum kaku."Kenalin, ini pengacara yang mengurus sidang gue." ujar Rissa dengan senyum lepas, memperkenalkan Bagas pada rekan kerjanya."Oh, iya." Tania menyahut seraya mengulurkan tangan. "Tania." ujarnya."Bagas," Bagas tersenyum tipis, membalas uluran tangan, Tania."Bisa aja, Rissa. Nyari pengacara masih muda dan ganteng begini." Nur menyela, sambil mengulurkan tangan."Nurjanah," Nur tersenyum dengan wajah cerah."Bagas," sahut Bagas ramah."Mau jalan ya?" Tania menatap Bagas dan Rissa bergantian."Eh ... itu, iya." sahut Bagas salah tingkah, menatap Rissa dengan senyum kikuk."Ya sudah. Gue duluan ya." ujar Rissa. "Ayok, Gas." Rissa berjalan mendahului menuju par
Baca selengkapnya