Hati Bagas makin berkedut, saat melihat pemandangan Indah, dari pantulan kaca sepionnya."Tankz, Mam. Sering-sering, ajak aku ke Mall." teriak Bagas dalam hati."Sudah?" tanya Bagas."Sudah, Bang. Eh ..." Rissa mendadak kikuk.Bagas tersenyum malu dibalik kaca helmnya. Pelan, dia menghembuskan nafas melalui mulut. Menghalau rasa grogi."Panggil, Abang saja, tidak masalah. Aku suka kok," ujar Bagas pelan."Eh, apa?" tanya Rissa."Bukan apa-apa," jawab Bagas sambil mengeratkan bibir, menahan tawa.Perlahan, kendaraan melaju, Bagas sengaja membawa motor sesantai mungkin. Demi bisa berlama-lamaan dengan, Rissa.Dasar kadal kamu, Gas. Bisa saja mencari kesempatan!"Ehm!" Bagas melonggarkan tenggorokan, membuka kaca helmnya. "Itu, tadi siapa?" tanya Bagas, memecahkan kesunyian."Yang mana?""Yang tadi kamu foto-foto." jawab Bagas. "Aku kok kaya pernah lihat, Mbah-Mbah itu yah." ujar Bagas berusaha mengingat-ingat."Oh, itu. Bukan siapa-siapa." balas Rissa dengan senyum tipis. Bagas yang mel
Baca selengkapnya