Jaya bergeming mencerna ucapan, Tono. Tiba-tiba, seperti ada lampu diatas kepalanya saat Tono berbicara tentang ruko milik, Hanum."Kenapa cengar-cengir?" Tono menelisik wajah, Jaya."Ah, tidak. Tidak apa-apa," Jaya melebarkan senyum."Benerkan ucapan ane?" seloroh, Tono. Jaya hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya."Na ... Nina, buatin kopi buat temen, Abah." seru, Tono pada anaknya.Nina yang sedang memasukan mangga muda kedalam mulut, langsung beranjak mendengar perintah, Bapaknya.Pukul empat sore, Jaya memutuskan untuk pamit. Bersilaturahi kerumah teman memang banyak manfaatnya, salah satunya membuka jalan fikiran. Tanpa menunggu waktu, Jaya langsung melajukan kendaraan menuju ruko yang di keloka dengan, Hanum selama ini."Huh ... semoga uang belum di stor, dan belum turun barang." harap, Jaya sambil membuka helm.Tanggal tua, namun ruko Hanum masih ramai pengunjung, Jaya semakin tersenyum lebar membayangkan tumpukan lembaran uang didalam kasir.Sapa'an ramah terlihat dar
Read more