"Lalu, saya harus bagaimana?" tanyaku gusar."Kalau memang bukan, Mbak Rissa yang menyebarkan. Mbak tidak perlu khawatir. Saya akan mencari tahu, siapa kiranya yang menyebar video itu." jawab Bagas."Oke. Saya serahkan semua sama, Mas Bagas. Semoga kali ini sidang berjalan dengan lancar. Tidak ada drama lagi." ucapku pelan."Mah ..." suara cempreng milik, Dila terdengar. Tak lama wajah imutnya menyembul dibalik pintu."Eh, anak Mamah sudah bangun. Kenapa sayang?" aku meregangkan tangan, Dila langsung masuk kedalam pelukkanku."Laper, sarapan yuk, Mah." ucapnya manja."Hayu, Mamah pun sudah laper." jawabku."Ini siapa, Mah?" Dila menunjuk, Bagas."Oh ... ini, teman kerja Mamah." jawabku."Hai, cantik." Bagas mengangkat tangan, sambil tersenyum lebar. Dila meringis, menyembunyikan wajah malunya."Dila memang begini, kalau bertemu orang baru." jelasku. Bagas mengangguk, masih tersenyum kearah Dila."Sudah, sarapan, Mas?" tanyaku."Eh, sudah. Ini saja minum kopi, sudah cukup." balas Bagas
Read more