Home / Pendekar / Pendekar Romantis / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Pendekar Romantis: Chapter 81 - Chapter 90

537 Chapters

Bab 81: Rani Cemburu dan Kecewa

“Apa kabarmu Rani…kenapa kamu kini malah bergabung dengan Ki Sunu dan golongan hitam lainnya!” kata Malaki, sambil menahan debaran jantungnya, antara sakit karena pukulan Sepasang Pendekar Iblis tadi, di tambah rasa kangen dan juga ada rasa sakit hati karena dulu melihat Rani bermesraan dengan seorang pria bercampur jadi satu.“Hmmm…itu bukan urusanmu Malaki…kamu masih ingat kan cita-citaku dulu…belum terlambat kalau kamu ingin berubah pikiran dan bergabung…itu malah lebih baik lagi, ayoo kita bersama cari kitab itu…lalu kita pelajari sama-sama seperti dulu dan kita wujudkan cita-citaku dan tentu juga buat kamu kelak…sayangnya kamu telah membasmi Ki Jambrong, padahal dia dan anak buahnya bisa di manfaatkan kelak?” cetus Rani tanpa ekspresi, tak ada rasa sesal di wajahnya mengingat kelakuan Malaki yang membasmi Ki Jambrong, yang notabene ayah angkatnya.Malaki langsung menggelengkan kepala, dia kin
Read more

Bab 82: Ketika Cinta Menggoda

Pendekar yang ilmu silatnya rendah banyak menyerah tak sanggup melanjutkan pencarian kitab tersebut. Sedangkan yang ilmu silatnya tinggi mengerahkan kekuatannya untuk menahan kekuatan alam tersebut.Semakin tinggi mendaki pegunungan meratus, sesekali turun hujan yang sangat deras dan di sertai batu-batu es.Sudah semingguan Malaki dan Kinanti melanjutkan perjalanan menaiki pegunungan meratus yang menjulang itu, kini keduanya terpaksa mencari gua untuk berlindung, karena hujan bak di tumpahkan dari langit.Keduanya tidak menggunakan kuda alias si Hitam lagi, tapi menggunakan keahlian silat mereka berloncat-loncatan naik atas ke bukit.Walaupun Kinanti sudah mengerahkan tenaga dalamnya, tapi dia tetap menggigil kedinginan, sehingga Malaki terpaksa memeluk gadis ini sambil menyalurkan hawa panas ke tubuh Kinanti, dan Kinanti tentu saja sangat bahagia di peluk lelaki yang diam-diam dia cintai ini.Setelah semingguan lebih mendaki bukit yang luas dan le
Read more

Bab 83: Menemukan Kitab Ajaib

Awalnya Malaki memang tidak memperhatikan ulah Kinanti, dia tetap aseek menggigit daging kijang yang sangat gurih dan nikmat tersebut, setiap hari bercinta membuat Malaki membutuhkan asupan gizi yang banyak juga.Sorakan dan jeritan Kinanti lah yang membuat Malaki bak terbang mendekati kekasihnya ini. Saat itu Kinanti dengan berdebar-debar menatap sesuatu yang sangat mengagetkannya tadi.Kinanti kemudian menarik gagang golok itu dan saat di tarik, ternyata golok yang masih bersarung itu terikat sebuah bungkusan, dengan dada berdebar tegang Kinanti membuka bungkusan itu perlahan-lahan.Hampir dia bersorak kegirangan saat bungkusan itu terbuka, isinya ternyata sebuah kitab tua yang lumayan tebal dan di sampul kitab itu tertulis sebuah tulisan yang sangat indah. “Kitab dan Golok Milik Dewi, Istriku Tercinta, siapapun yang menemukannya ini, maka dia akan berjodoh dengan kitab dan pedang ini, pesanku hanya satu, gunakanlah ilmu ini untu
Read more

Bab 84: Dewi Golok Putih

“Kakek hanya kebetulan lewat di sini, pemandangan di sini sangat indah…!” kakek ini tersenyum, sambil menatap wajah Malaki dan Kinanti, senyum itu sangat berwibawa, sehingga Malaki dan Kinanti seakan takluk hanya dengan tatapan kakek aneh ini.“Hmm…kenapa kakek datang diam-diam, pasti ingin berbuat jahat!” cetus Kinanti mengagetkan Malaki, Malaki yang ingin menegur tak jadi, karena Kinanti sudah terlanjur bersuara begitu.Kakek ini tetap tersenyum sambil menggeleng.“Gadis kecil…kakek sudah puluhan tahun melepaskan diri dari ikatan duniawi dan tinggal menunggu roh ini tercabut dari tubuh renta ini, tak ada gunanya kakek berbuat jahat!” lembut sekali suara kakek ini.“Maaf…siapakah kakek ini…?” sela Malaki dengan suara lembut, ia khawatir kalau Kinanti makin kurang ajar.Kakek ini terlihat sangat senang dengan sikap Pendekar Pekok yang tenang dan sopan.“
Read more

Bab 85: Mahaguru Perguruan Warik Putih

Kakek aneh ini menghela nafas panjang…!“Kamu harus kendalikan nafsu dan jangan mudah terpancing emosi…dan semoga hubungan kalian kali ini langgengg…walaupun kulihat ada badai, tapi aku yakin kalian berdua kelak mampu mengatasinya!” Malaki yang masih bersujud mendapatkan nasehat ini hanya mengangguk-anggukan kepala ke tanah.“Baiklah…agar kamu tak penasaran…kamu gunakan ilmu yang paling hebat itu, Menari di Atas Awan, berikut gunakan pedang bengkok kamu…serang kakek, jangan ragu!”Malaki lalu mundur dan mencabut pedangnya, setelah sekali lagi menjura dalam dan di tatap kakek ini dengan senyuman yang tak pernah lepas dari bibirnya. Malaki pun kemudian mulai memainkan jurus Menari di Atas Awan.Suara ribuan tawon menderu sangat nyaring, Kinanti yang kini sudah menerima ilmu-ilmu sakti berkat latihan bersama Malaki berdasarkan kitab yang mereka temukan, dan baru saja diberi petunjuk kakek yang
Read more

Bab 86: Berpisah Dengan Kinanti

“Bang…aku pulang dulu yaa…ku tunggu di rumah di ibukota…jangan lama-lama nyusulnya!” bisik Kinanti, yang tentu saja tetap di dengar ketiga orang yang juga sangat sakti ini. Namun ketiganya pura-pura tak mendengar, malah seperti bersemedhi seakan membiarkan sepasang kekasih ini saling berbicara.Malaki hanya mengangguk, setelah berpegangan tangan, keduanya pun berpisah, Malaki dan Kinanti sungkan berpelukan, karena tiga guru besar Kinanti ini ada di dekat mereka, walaupun mata mereka seakan terpejam.Tak lama kemudian Kinanti pun mengikuti guru-guru besarnya ini, hanya dalam waktu singkat, ke empat orang itu sudah sangat jauh, karena semuanya mengerahkan kesaktiannya, untuk berlari cepat.Kinanti sengaja mengerahkan kekuatannya yang sudah dia latih dan disempurnakan Ki Balongin, tapi saat dia menoleh ke samping kiri dan kanan, alangkahnya dia, ketiga guru besarnya terlihat ada terus dan seakan santai saja berjalan, tanpa terlihat
Read more

Bab 87: Pertarungan Dahsyat Dengan Musuh Lama

Ki Luki menambahkan, setelah Ki Sunu di biarkan kabur, mereka yang penasaran lalu bertanya pada guru mereka, sehingga di dapatlah kisah yang tadi di dengar Malaki di restoran tersebut.“Kami tak tahu apa-apa lagi…hanya itu yang kami dengar, mohon maaf Pendekar Pekok…!” ucap Ki Luki lagi.Setelah berbasa-basi sejenak, Malaki kemudian berpisah dengan ketiga orang tersebut dan mereka terkagum-kagum, saat Malaki sengaja meninggalkan mereka dengan sekali lompat dan dengan kecepatan yang luar biasa.Hanya 1 detik setelah ucapkan salam perpisahan, tubuh Malaki sudah menghilang dari sana dan hanya terlihat titik ke abu-abuan yang makin mengecil lalu hilang dari pandangan ketiga orang ini.“Luar biasa…pantes saja di juluki Pendekar Pekok yang sakti, ilmunya memang luar biasa dan Prabu Dipa mampu dia kalahka…!” kata Ki Daus memandang kagum.Besoknya, pagi-pagi sekali Malaki sudah kembali berjalan cepat, kal
Read more

Bab 88: Dikeroyok Musuh Lama

Pukulan Ki Sunu sangat panas dan mengandung racun mematikan, jangankan kena, kena asap pukulannya saja kalau tak kuat ilmu tenaga dalamnya akan tewas.Kemudian pukulan tenaga dalam Ki Gambol kebalikannya, yakni sangat dingin, batu-batu yang terkena imbas pukulannya langsung hancur dan jadi es lalu pecah berserakan.Sedangkan pukulan Ki Jerangkong sebagaimana angin badai, menderu-deru saking kerasnya, pohon sebesar kerbau pun akan tumbang terkena pukulan dahsyat ini.Agaknya selama ini ketiganya benar-benar memperdalam ilmu silatnya hingga mengalami kemajuan yang sangat sulit diukur lagi, saking hebatnya.Namun yang kini mereka hadapi adalah Malaki si Pendekar Pekok yang sudah sangat matang ilmu silatnya, semua pukulan itu mental bak menghantam karet saja.Bahkan kalau mereka tak cepat-cepat menarik tenaga pukulan, secara ajaib tenaga dalam mereka membanjir keluar tersedot tenaga dalam Malaki.“Ilmu ibliss….!” teriak Ki Sun
Read more

Bab 89: Persaingan Panas di Dalam Istana

Tentu saja Ki Sunu tak mau konyol berhadapan dengan pendekar sakti ini, diapun terpaksa kabur melarikan diri sejauh-jauhnya. Ki Sunu lupa dengan bayi itu, sebelumnya dia meletakan bayi tersebut di sebuah pondok kecil di hutan saat menghadapi Pendekar Sapu Jagat itu.Pendekar Sapu Jagat sendiri saat tak melihat bayi itu di tangan Ki Sunu, pendekar ini berpikir bayi itu pasti sudah mati. Karena pendekar ini tahu sepak terjang Ki Sunu, sehingga sang pendekar ini pun pergi dari sana, setelah melihat Ki Sunu kabur. Tanpa menjenguk ataupun memeriksa kondisi si bayi malang tersebut.Tanpa Malaki sadari, setelah selesai bercerita, leher Ki Sunu lemah dan diapun tewas di samping mantan muridnya ini.Malaki menatap wajah yang kini sudah tak bernyawa ini.“Kali ini aku percaya apa yang kamu ucapkan Ki Sunu, tak mungkin kamu berdusta di saat sudah meregang nyawa begini,” batin Malaki.Malaki tetap teringat kebaikan Ki Sunu, dia kemudian menguburkan
Read more

Bab 90: Kagetnya Pangeran Biju Melihat Kinanti Hamil

Sebagai bukti kalau dia  ‘tobat’, Pangeran Kurna bahkan meminta semua harta yang di duga dia selewengkan, silahkan di ambil kembali oleh kerajaan. Kerajaan kemudian menyita hampir 70% harta yang tadinya di selewengkan Pangeran Kurna lalu di serahkan ke bendahara kerajaan dan di masukan sebagai harta negara.Sejak saat itu, pengeran ini sempat nonjob, karena Prabu Dipa sangat jengkel dengan kelakuan saudara nya ini. Tapi sang Pangeran yang licin dalam hal diplomasi ini pintar mampu kembali mengambil hati Prabu Dipa.Dialah sosok utama yang mendatangkan Putri Remi sebagai selir dan kini jadi selir kesayangan Prabu Dipa.Pangeran Kurna yang diam-diam memiliki hubungan sangat baik ini dengan petinggi-petinggi Kerajaan Surata, lalu membujuk halus agar salah satu putri tercantik mereka di serahkan pada Prabu Dipa, tapi diam-diam di balik itu semua ada udang di balik batunya.Sehingga kerajaan Surata mau berdamai dan bahkan relah &l
Read more
PREV
1
...
7891011
...
54
DMCA.com Protection Status