Home / Pendekar / Pendekar Romantis / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Pendekar Romantis: Chapter 61 - Chapter 70

537 Chapters

Bab 61: Pendekar Budiman Jadi Kakek Sakti Misterius

Akhirnya Prabu Dasad mematuhi saran dari Pendekar Budiman. Seminggu kemudian Jenderal Tarkuli luar biasa kagetnya, saat dapat kabar pergantian atau lebih tepatnya pemecatannya sebagai Panglima Perang Kerajaan Hilir Sungai oleh Prabu Dasad.Namun Prabu Dasad tentu tak melupakan jasa mantan Panglima Perangnya ini, hadiah-hadiah besar diberikan pada sang Panglima, sebagai bekal pensiun. Termasuk penghargaan-penghargaan lainnya, agar sang mantan panglima ini terhibur.Sejak saat itu juga, status buronan pada Pendekar Budiman di cabut oleh Panglima Perang yang baru pengganti Jenderal Tarkuli, atas perintah Prabu Dasad tentunya.Namun Jenderal Tarkuli terlanjur sakit hati, tak dia duga Prabu Dasad yang masih muda ini berani dan tega memecatnya, padahal dia dulu luar biasa berkorbannya dengan ayah sang Prabu untuk membesarkan kerajaan ini, tapi setelah sang Prabu Dasasana mangkat dan digantikan Prabu Dasad, jasa-jasanya seakan tak ada artinya di mata Prabu Dasad.
Read more

Bab 62: Kembali Ke Dunia Ramai

Ternyata itulah Pendekar Budiman yang sudah sangat tua, dan banyak yang mengatakan usianya sudah 200 tahun, ada yang bilang 150 tahun serta 100 tahun dan lain-lain saking tuanyaLambat laun diapun dijuluki dengan nama baru ‘Kakek Berhati Emas’ karena selalu memberikan petunjuk-petunjuk silat pada orang yang beruntung bertemu dia.“Nah Malaki…kiranya sudah cukup kita bercakap-cakap, hari makin malam…waktuku pun hampir habis…selamat tinggal, semoga kelak kamu jadi pendekar yang baik…kelak kamu pun jangan kaget, kalau kamu dan aku sebetulnya ada pertalian keluarga…saat ini tak perlu aku ceritakan, kelak kamu sendiri akan tahu jawabannya!” lalu Kakek Berhati Emas ini berjalan santai, tidak menunggu jawaban Malaki.Tapi hasilnya sungguh di luar dugaan, dalam sekejab, tubuh tua renta ini langsung hilang dari pandangan Pendekar Pekok.Terang bulan purnama yang menerangi malam memperlihatkan tubuh pendeka
Read more

Bab 63: Nyi Larasati Primadona Bunga Tulip

Nyai Tulip sang mucikari sekaligus pemilik tempatn ini sejak tadi terus memperhatikan ulah Pendekar Pekok ini, dia pun mengangguk-anggukan kepalanya, seakan paham apa yang diinginkan Malaki.Ternyata selain dua anak buahnya yang di suruh menjauh tadi, ada beberapa anak buahnya yang juga tak berkenan di hati pendekar ini.“Anak muda hartawan ini mahhh, seleranya pasti ga bakalan anak buahku yang biasa-biasa saja, perlu bintangnya yang harus menemaninya!” batin Nyai Tulip.Diapun mendekati Pendekar Pekok dan duduk di depan lelaki tampan perlente, tapi berwajah dingin ini.“Selamat datang di kafe mawar tulip, saya Nyai Tulip, pemilik tempat ini!” wanita yang masih tetap cantik di usia 45 tahun ini sambil menyodorkan tangannya yang lentik pada pendekar ini, untuk memperkenalkan diri.Pendekar Pekok menerima uluran tangan Nyai Tulip, sambil menyebutkan nama Pekok, sengaja tak mau sebutkan nama aslinya.“Pekok…
Read more

Bab 64: Bertemu Palasi Lagi

Nyi Larasati kini paham, wanita jelita yang sangat berpengalaman dengan para pria ini maklum.Pemuda tampan di depannya ini sedang patah hati. Itu terlihat dari gaya dan sikapnya yang seakan membutuhkan hiburan ke tempat ini.Dan ia salah satu wanita yang mampu membuat seorang pria patah hati kembali bersemangat.Nyi Larasati duduk di kursi yang ada di depan Malaki, dia kembali duduk dengan cara memikat, sehingga sukses membuat pendekar ini benar-benar kikuk dibuatnya dan makin serba salah, karena gaya Nyi Larasati benar-benar sangat memikat.“Jadi Tuan Muda Malaki benar-benar tak tahu tempat apakah ini?”Malaki kembali menganggukan kepala.“Tempat ini berkumpulnya para wanita tuna suu….!” Tiba-tiba Nyi Larasati menghentikan ucapannya.Karena kamarnya tiba-tiba di gedor seseorang dari luar, dan terdengar suara Nyai Tulip menyabarkan orang yang menggedor kamar itu sambil berteriak-teriak marah.&ld
Read more

Bab 65: Pendekar Tak Kenal Ampun

“Heiii setan mana yang tiba-tiba nongol!” lalu…dessss pria yang berpenampilan acak-acakan ini menendang pria berpakaian mewah yang bicara tadi hingga terjungkal ke sungai. Setelah sebelumnya dua pengawal yang tadi dia pukuli juga dia lempar ke sungai.Malaki sengaja mendiamkan ulah pria yang tak dikenalnya ini saat melempar tiga orang tadi ke sungai. Ia masih melihat sampai sejauh mana pria aneh itu mengamuk.Saat dia melirik Nyi Larasati, Malaki tersenyum dan menganggukan kepalanya, tanda agar wanita cantik ini jangan takut. Nyi Larasati kini mulai tenang, karena kehadiran Malaki tepat di saat genting dan senyuman itu makin menguatkan hatinya.“Sabar kisanak…!” kata Malaki mencoba menenangkan orang yang agaknya punya kelakuan kurang waras ini. Tapi agaknya memiliki ilmu silat tinggi, terbukti tendangan dan pukulannya mampu menaklukan semua pengawal plus orang tua berpakaian mewah tadi tanpa kesulitan.“Kamu sia
Read more

Bab 66: Kisah Nyi Larasati

“Pedang Bengkok…kamu yang di katakan Pendekar Pekok itu…iya..aku baru ingat, wajah kamu mirip Pangeran Dipa…dan pernah kamu kalahkan saat adu tanding setahun lebih yang lalu di rumah Panglima Jenderal Ki Parong…haayaaaa…apeess dah aku!”Tiba-tiba tanpa diminta dua kali, Ki Korna langsung loncat sendiri keluar dari perahu, lalu buru-buru berenang ke pinggir, untung Ki Korna pintar berenang.Ki Korna sebagaimana pejabat lainnya di kerajaan Hilir Sungai tentu saja pernah dengar kemunculan seorang pendekar muda, yang di juluki Pendekar Pekok berhati kejam dan tak kenal ampun terhadap para penjahat.Dia juga tahu desas desus, selain mirip dengan wajah Pangeran Dipa, putra mahkota itu juga pernah kalah melawan Pendekar Pekok ini.Yang namanya isu, apalagi menyangkut Putra Mahkota, sangat cepat menjalar kemana-mana.“Jadi kamu orangnya yang dikatakan mirip pangeran mahkota dan dulu pernah mengalahkan sa
Read more

Bab 67: Cinta Nyi Larasati Buat Pangeran Dipa

“Ada apa?’” tanya Larasati pada seorang penjaga yang biasa berjaga di luar tempat ini.“Gawat Nyi, ada kelompok preman pimpinan Ki Paruki, mereka ngamuk-ngamuk di dalam!” sahut penjaga itu.Nyi Larasati tanpa sadar menarik tangan Malaki dan masuk ke dalam, mencueki pandangan orang-orang yang rame berkumpul.Termasuk puluhan wanita dari Bunga Tulip yang berbisik-bisik melihat Nyi Larasati menggandeng seorang lelaki muda tampan dan perlente.Begitu masuk ke dalam, Nyi Larasati dan Malaki kaget melihat kursi-kursi berhamburan, terlihat Nyai Tulip yang bersimpuh ketakutan di hadapan seorang pria, yang dipinggangnya ada golok besar dan sedang bercakak pinggang, serta 5 anak buahnya yang tertawa terbahak-bahak.Begitu melihat Nyi Larasati masuk, salah seorang perusuh itu langsung menunjuk wanita cantik ini.“Ki Paruki, nihh datang wanitanya, ehh dia bawa cowok ganteng Ki, saingan berat nihhh!” ceplos anak
Read more

Bab 68: Pelancong Misterius

Nyi Larasati tak pernah tahu latar belakang pelancong yang telah mencuri hatinya ini, karena sang pelancong itu tak pernah terbuka siapa jati diri dia sesungguhnya.Padahal sang pelancong itu adalah Pangeran Dipa, yang sedang dalam perjalanan menuju daerah perbatasan bersama ribuan pasukannya.Pangeran Dipa sengaja menyamar karena Kadipaten Pangsa yang merupakan salah satu kota paling dekat dengan Kadipaten Solak, kabarnya sering menjadi tempat pertemuan para tokoh pemberontak.Inilah sebabnya sang pangeran yang hobby berpetualang ini sengaja menyamar sebagai pelancong. Walaupun Panglima Ki Parong agak mengkhawatirkan keselamatan sang pangeran mahkota ini, tapi ia juga tak berani melarang, walaupun tahu resikonya sangat besar, kalau penyamarannya terbongkar, tapi sang pangeran sangat ngotot, panglima ini pun hanya bisa membiarkan, tapi telik sandi yang berilmu tinggi tetap memantau kemanapun Pangeran Dipa melancong dan siap sedia turun tangan kalau posisi sang p
Read more

Bab 69: Romantis Berhati Kejam

“Tidur yang nyenyak sayang…aku akan membalaskan sakit hatimu…!” lalu Malaki meloncat melalui jendela dan menghilang cepat dari rumah Bunga Tulip tanpa ada yang tahu kemana pendekar sakti yang sedang di amuk patah hati ini pergi.Kalung yang di belikan buat Nyi Larasati tadi sempat ia pasang di leher kekasihnya ini. Tak sulit bagi Malaki melacak di mana keberadaan Ki Paruki cs, markas mereka ternyata masih dalam kota di Kadipaten Pangsa ini juga. Begitu dia tiba di sana, dia langsung di kurung 15 orang bersenjata golok dan tombak di depan markas mereka tersebut.Ki Paruki dan 4 temannya yang dulu di hajar hingga kini hanya memiliki satu lengan, melihat kedatangan musuh besarnya ini, kaki mereka langsung gemetaran.Mereka langsung bersembunyi ketakutan, tangan ke lima orang ini yang sudah hilang sebelah 2 bulan akibat tebasan Pendekar Pekok, kini tertutup jubahnya masing-masing, walaupun sudah sembuh, tapi rasany
Read more

Bab 70: Dapat Julukan Pendekar Romantis

Saat Ini…!Pendekar Pekok kini bangkit dari duduknya, sekaligus menghentikan lamunannya, di usianya yang sudah mendekati 25 tahun, rasa bosan mulai mendera dirinya, 2 tahun lebih berpetualang sebagai pendekar dan juga tak melewatkan kasih sayang wanita, telah membuat pendekar ini ingin berubah.Sebenarnya dia sempat ingin meladeni Nalini, tapi saat menatap wajah Dusman, murid Ki Jarong, dia langsung paham. Pemuda sederhana itu diam-diam sangat mencintai Nalini. Itulah sebabnya Pendekar Pekok ini tak pernah mau menanggapi Nalini.Biarpun terkenal sebagai Pendekar Romantis, tapi rasa kasian dalam dirinya sering timbul, sehingga pendekar ini tak mau mengumbar cintanya pada sembarang wanita.Dia kasihan dengan pemuda sederhana itu dan tidak ingin juga merusak hati Nalini.Karena sampai detik ini, dipikirannya hanya ada dua wanita, yakni Rani dan mendiang Nyi Larasati.Kini dia menuju Pegunungan Meratus bagian Barat, penasaran juga pendeka
Read more
PREV
1
...
56789
...
54
DMCA.com Protection Status