Beranda / Pendekar / Pendekar Romantis / Bab 441 - Bab 450

Semua Bab Pendekar Romantis: Bab 441 - Bab 450

537 Bab

Bab 461: Jadi Bagian Kaum Pemberontak

Demi menyakinkan aktingnya, Remibara tak segan meminta salah satu dayang cantik milik Pangeran Burman.Pangeran flamboyan dari Borneo Timur ini tertawa tergelak dan bilang di Kotaraja dia masih banyak stok dayang-dayang dan selir cantik, sehingga Remibara akan kesulitan memilih yang mana di sukai.Remibara kembali berakting sempurna dan bergaya sedikit angkuh, gaya khas orang-orang bangsawan.Pesta minum pun dilanjutkan dengan rapat yang bikin Remibara merinding dalam hati, setelah Pangeran Burman bilang saat ini saat ini lebih dari separu pasukan Borneo Timur sudah pro dengannya, yang berjumlah hampir 100 ribu pasukan.“Kedatangan kalian ibaratnya hanya memperkuat pasukanku saja, karena di Borneo Timur juga sangat banyak pendekar-pendekar sakti yang masih setia dengan saudaraku itu, yakni Maharaja Paser. Asal kalian tahu, di sekitaran perbatasan, aku sudah menempatkan 2.500 pasukan pendam untuk mengamankan acara ini dan semuanya pro denganku..kuharap kalian jangan ada yang main-main
Baca selengkapnya

Bab 462: Pemberontakan Pangeran Burman

Singkat, padat dan jelas, itulah ucapan Nyai Dawina, yang membuat pemuda ini makin terkaget-kaget dengan fakta yang baru ia ketahui ini.Nyai Dawina lalu pergi, Remibara sampai termenung memikirkan ucapan ibunda Dafina yang tak ia sangka-sangka ini.Tentu saja walaupun baru pertama kali ini bicara berdua, tapi Remibara percaya apa yang disampakan Nyai Dawina.Fakta yang sangat mengejutkan bagi dirinya, karena Nyai Dawina dan Nyi Padmasari ibunda Putri Gea justru bukan orang lain baginya, melalui ibundanya, Putri Remi.“Hampir saja aku kesalahan membunuh orang…terima kasih paman Hashimi, terima kasih Bibi Dawina,” gumam Remibara.Pemuda sakti ini pun sampai tersenyum sendiri melihat ke akraban Putri Gea dan Dafina, yang mungkin tak tahu kalau mereka ada hubungan keluarga.Remibara seakan menyesali perbuatannya yang habis-habisan ingin balas dendam, terutama pada Nyai Dawina, yang ternyata bibinya sendiri.Ingatannya pun melayang saat kecil, ia memang melihat ada perdebatan antara ibuny
Baca selengkapnya

Bab 463: Pertarungan Hidup Mati

Remibara menuju ke daerah Muara Kus, di mana Ki Pandit diberikan anugerah Prabu Burman di wilayah yang kaya dengan hasil hutan dan pertanian ini.Jarak Muara Kus dan Ibukota Borneo Tengah hampir 2,5 bulan perjalanan naik kuda, daerah ini sangat jauh masuk ke wilayah Timur dari Kotaraja Pagatan.Sang Raja Golongan hitam ini hidup bak raja kecil, selain sangat di segani, dia juga sangat di takuti, Ki Pandit juga memelihara hingga 25 orang selir yang dia culik dengan kekerasan, lalu di sihirnya hingga mau jadi pelayan-pelayannya.Setelah Pangeran Burman berkuasa, Remibara berpisah dengan Rosada dan Putri Gea, tapi dia tak pernah bertemu dengan Dafina.Sudah kemana-mana Remibara mencari si gadis jelita bergaun merah ini, tapi tak jua bertemu, hanya dia dapat informasi, Dafina kini sudah berbaikan dengan Nyai Dawina ibunya.Inilah yang membuat Remibara memutuskan untuk tidak lagi mencari Dafina dan fokus mengejar musuh-musuhnya.Walaupun Remibara tak munafik, di saat-saat tertentu, dia sel
Baca selengkapnya

Bab 464: Kejar Musuh Berikutnya

Dan kebingungan inilah yang membuat keduanya lengah, secara tiba-tiba Remibara melayangkan pukulan penuh dengan segenap tenaga. Kali ini benar-benar 100 persen tenaga ia kerahkan.Terdengarlah bunyi krakkk..krakkk…lalu secara tiba-tiba, Remibara melompat dan kini berdiri dengan nafas tersengal-sengal dari jarak 7 meteran dari Ki Pandit dan Ki Bando, nampak sekali ini dirinya kali ini mengerakan seluruh kekuatannya secara full dan berakibat pada tersengal-sengal nafasnya.19 orang anak buah Ki Pandit terbelalak melihat sang raja golongan hitam dan rekannya si raja bajak laut terlihat berdiri kokoh, tapi wajah keduanya membiru.Darah yang menetes di kepala mereka nampak membeku, lalu dalam hitungan detik, keduanya ambruk ke tanah, nyawa mereka pun sudah melayang.Pukulan jurus serigala dan jurus bangkui yang di padukan dengan jurus menembus awan langsung mengakhiri riwayat dua musuh besarnya ini.Saat melihat Ki Pandit dan Ki Bando yang kaku jadi mayat, Remibara seakan melihat 3 orang y
Baca selengkapnya

Bab 465: Remibara Kembali Ikut Terlibat Konflik Kerajaan

Dua orang terlihat terus menatap Remibara, bukannya tak menyadari, tapi pendekar muda ini sengaja ingin tahu apa tujuan mereka.Sehingga dia pura-pura tak tahu saja, Remibara makan dan minum dengan santai dan tidak memperdulikan sekelilingnya.Dua orang ini ternyata mendekatinya. “Maaf apakah kami sedang berhadapan dengan tuan Pangeran Rembara dan berjuluk Pendekar Berhati Kejam?” salah seorang bicara dengan Remibara, nada bicaranya setengah berbisik, hingga Remibara menatapnya.“Iya…ada apa?” sahut Remibara tenang, sambil terus minum araknya sedikit demi sedikit.“Bolehkah kami duduk di depan tuan?” orang yang berbadan kurus dan berwajah agak pucat meminta izin, Remibara langsung mengangguk dan keduanya dengan sikap hormat menarik dua kursi.“Perkenalkan, saya Rubi dan ini Yodo, kami dari perguruan Bangkui Kuning, cabang dari padepokan Bangkui Hirang. Kalau tuan sudi, maukah habis dari rumah makan ini singgah ke padepopkan kami, karena guru kami ingin bertemu dan meminta pertolongan
Baca selengkapnya

Bab 466: Bertemu Seorang Pangeran Terbuang

Remibara sampai dua hari beristirahat di padepokan Bangkui Kuning milik Ki Sauna, setelah mendapat gambaran jelas, Remibara putuskan mulai menyelidiki di mana kelompok Ki Jantra berada, yang kini berada di bawah kendali Ki Basarah, yang sudah membunuh Raja Borneo Timur, Prabu Paser.Dia kembali menyeberang ke luar perbatasan kerajaan Hilir Sungai dan kini masuk ke wilayah Borneo Timur.Kagetlah Remibara melihat makin banyaknya rakyat jadi korban, usai perang dan pergantian kekuasaan bukannya lebih baik, tapi kehidupan warga makin susah.Apalagi kini setelah Prabu Paser terbunuh dan Ki Basarah yang ambil alih kekuasaan, sepanjang jalan Remibara melihat banyak rakyat yang kelaparan, imbas dari tidak bisa bercocok tanam.Dan yang membuat Remibara marah bukan main, saat melihat 20 orang prajurit Borneo Timur yang merampas makanan milik rakyat yang sudah kelaparan, sampai puluhan rakyat kurus-kurus di pukuli bahkan ada beberapa orang yang di bunuh, karena mempertahankan makanannya.Remibar
Baca selengkapnya

Bab 467: Masuk Hutan Angker

Perjalanan menuju ke Kadipaten Tawelong ternyata bukan perjalanan singkat, membutuhkan waktu hampir 25 hari barulah rombongan ini sampai di perbatasan daerah ini.Pengeran Adityawarman ternyata sengaja mengambil jalan memutar agar tak bertemu dengan pasukan kerajaan yang kini di ambil alih oleh Ki Basarah, di mana kaki tangannya berkeliaran di mana-mana.Tak bertemu kaki tangan Ki Basarah, malah bertemu orang-orang jahat lainnya, bahkan sempat ada 3 kali gangguan yang membuat Remibara terpaksa turun tangan dengan keras dan menghajar para perampok itu hingga ada beberapa orang perampok yang tewas.Dalam perjalanan itu Remibara bercakap-cakap dengan Pangeran Adityawarman, ternyata pangeran ini merupakan anak nomor 7 dari Prabu Paser dari permaisuri.Ayahnya Prabu Paser yang telah di bunuh Ki Basarah lalu mengangkat diri sebagai Raja Borneo Timur mempunyai 8 anak dari permaisuri, yakni 7 pria dan 2 wanita, lalu ada 10 anak dari selir.“Semuanya tewas dibantai sebagian di racun Ki Basarah
Baca selengkapnya

Bab 468: Terjebak di Negeri Lelembut

Remibara sadar tapi ia bingung sedang berada di mana, tubuhnya terasa lemah, berkali-kali dirinya menyalurkan tenaga dalamnya, tapi semuanya sia-sia. Tubuhnya bak manusia biasa yang tak punya ke ahlian silat.Remibara akhirnya termenung sambil melihat tangan dan kakinya yang hanya terikat se utas kain warna putih.Tapi kain yang ulet itu justru lebih hebat dari sebuah rantai baja, saat Remibara mengangkat wajahnya, kembali wajah pemuda ini kaget bukan kepalang, karena di depannya kakaknya Pangeran Kertamalaki dan Dafina terlihat dalam posisi sama, masih belum sadar-sadar.“Abang…Dafina…!” Remibara berusaha memanggil keduanya, tapi posisi mereka tetap seperti orang pingsan, persis seperti yang Remibara lihat saat masuk ke pondok ini.Dalam kebingungan yang masih melandanya, Remibara akhirnya pasrah dan memfokuskan pada bagaimana menyalurkan tenaga dalamnya yang anehnya tak bisa tersalur ini.Tiba-tiba pintu terbuka dan masuklah 5 orang, yang anehnya semuanya wanita-wanita berparas cant
Baca selengkapnya

Bab 469: Langgar Pantangan Si Nenek Misterius

“Permintaan kalian masuk akal, baiklah, aku setuju sebelum kalian di beri tugas, silahkan dulu mengaso selama 2 hari. Pengawal….antar ketiganya ke kamar masing-masing!” Ratu Sri Asih lalu menghilang dari hadapan ke tiganya, hingga Dafina sampai kaget bukan main, sang Ratu ini bak hantu menghilang begitu saja dari hadapan mereka.“Jangan heran, kita sudah berpindah alam, entah bagaimana caranya, kita ikuti saja kemauan sang Ratu ini, di sini kesaktian kita tak ada gunanya, aneh tapi ini sangat nyata!” bisik Dafina, hingga Remibara dan Kertamalaki mengangguk.Setelah sampai di sebuah tempat yang sangat mewah, bahkan Pangeran Kertamalaki sampai terkagum-kagum, karena tempat ini jauh lebih mewah dari Istana Kerajaan Hilir Sungai.Ketiganya kini duduk disebuah pinggir danau yang sangat indah, dengan minuman arak yang jauh lebih gurih dan manis di bandingkan arak-arak yang selama ini mereka nikmati.Saat itu cuaca menjelang sore, sehingga pemandangan sangat indah, apalagi terlihat banyak ne
Baca selengkapnya

Bab 470: Jelmaan Ratu Ular

“Hahhh…bagaimana caranya masuk ke alam lain, kan kita beda alam, mereka mahluk halus atau sebangsa jin, sedangkan kita manusia biasa..?” Kertamalaki sampai melongo dengan ucapan Eyang Sabur, saking kagetnya.“Di dunia ini tak ada yang tak mungkin, apakah kamu lupa pelajaran di bab 10 halaman 13? Siulan yang sudah kamu lakukan merupakan jalan menuju ke alam para jin itu,” ceplos Eyang Sabur.Kertamalaki dan Dafina yang sebelumnya sudah menjelaskan siapa dirinya pada putra mahkota ini sama bingungnya, penasaran mereka berdua, kok bisa mereka harus nyasar ke alam lain.Untuk membuktikan ucapannya, Eyang Sabur lalu meminta Kertamalaki membaca ulang di bab 10 di halaman 13, lalu dia minta keduanya saling bersemedhi sesuai dengan petunjuk dari Kitab Sukma ini.Tiba-tiba Kertamalaki dan Dafina kaget bukan main saat mereka melihat di depan rumah Eyang Sabur ini tiba-tiba saja berubah jadi rame dengan lalu lalang orang-orang yang hilir mudik dengan kesibukan masing-masing.Padahal seingat kedu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4344454647
...
54
DMCA.com Protection Status