“Hahhh…bagaimana caranya masuk ke alam lain, kan kita beda alam, mereka mahluk halus atau sebangsa jin, sedangkan kita manusia biasa..?” Kertamalaki sampai melongo dengan ucapan Eyang Sabur, saking kagetnya.“Di dunia ini tak ada yang tak mungkin, apakah kamu lupa pelajaran di bab 10 halaman 13? Siulan yang sudah kamu lakukan merupakan jalan menuju ke alam para jin itu,” ceplos Eyang Sabur.Kertamalaki dan Dafina yang sebelumnya sudah menjelaskan siapa dirinya pada putra mahkota ini sama bingungnya, penasaran mereka berdua, kok bisa mereka harus nyasar ke alam lain.Untuk membuktikan ucapannya, Eyang Sabur lalu meminta Kertamalaki membaca ulang di bab 10 di halaman 13, lalu dia minta keduanya saling bersemedhi sesuai dengan petunjuk dari Kitab Sukma ini.Tiba-tiba Kertamalaki dan Dafina kaget bukan main saat mereka melihat di depan rumah Eyang Sabur ini tiba-tiba saja berubah jadi rame dengan lalu lalang orang-orang yang hilir mudik dengan kesibukan masing-masing.Padahal seingat kedu
Raden Sabur menatap kedua pangeran ini dengan sambil tersenyum, tentu saja kabar yang dia bawa ini pastinya sangat mengejutkan bagi kedua pangeran ini.Bagaimana tidak, kerajaan ayah mereka kini terancam dari dua penjuru, yakni pasukan Ki Basarah yang kembali diceritakan Raden Sabur kini sudah sukses mengumpulkan lebih dari 50 ribu pasukan bersenjatanya, di tambah 50 ribu pasukan dari Ratu Sri Asih.“Asal kalian tahu, kalian kini sudah berada di alam Lelembut ini hampir 5 bulan, dan dari informasi yang ku dapatkan, kerajaan yang baru berdiri, yakni Borneo Tengah sudah 30 persen wilayahnya di rebut Ki Basarah, sedangkan kerajaan Hilir Sungai sudah 2 wilayah yang berhasil mereka caplok!”“Hahh…perasaan aku hanya beberapa hari di sini, kok bisa 5 bulan?” Remibara benar-benar tak mengerti, termasuk Kertamalaki dan Dafina yang ikutan terperanjat.Raden Sabur kembali menjelaskan, kalau waktu di alam nyata dan alam Lelembut memiliki perbedaan yang tak masuk akal, tapi nyata.“Raden Sabur…apa
Dafina yang langsung kaget kini memandang ngeri, dia berlindung di belakang Kertamalaki dan Remibara. Bagaimana tak ngeri melihat Ratu Sri Asih berubah jadi ular raksasa, Remibara lalu berbisik ke Dafina dan Kertamalaki, keduanya mengangguk paham.Ketiganya langsung merapalkan mantera dari Raden Sabur, Remibara tiba-tiba memandang tajam penjelmaan Ratu Sri Asih ini.“Kamu boleh jadi ular, tapi lihatlah, akupun bisa berubah jadi Naga…!” dan semua pasukan siluman anak buah Ratu Sri Asih langsung melongo, saat Remibara tiba-tiba mulai berubah jadi Naga yang luar biasa besarnya, bahkan 2X lebih besar dari ular penjelmaan Ratu Sri Asih.Bahkan seolah-olah Naga ini sampai menaungi ribuan pasukan Lelembut ini, dan yang bikin pasukan ini ketakutan, Naga ini mengeluarkan api dan menyemburkan ke mereka, sehingga pasukan ini tercerai berai berlarian ke sana kemari menyelamatkan diri.Setelah pasukan ini tercerai berai, Naga dengan mata memerah menyeramkan ini lalu berpaling dan menghadap ke arah
Kita tinggalkan sejenak 4 orang yang kini sedang berunding, bagaimana menghadapi pasukan Ki Basarah yang sudah mengangat diri sebagai Prabu Basarah, dan menguasai Kerajaan Borneo Timur dan kini sedang ekspansi menghadapi dua kerajaan sekaligus itu.Kita kembali ke Prabu Sembara yang lama di tinggalkan, setelah kepergian Pangeran Kertamalaki dan istri Putri Renecia yang sengaja berbualn madu sekaligus merantau.Tiga bulan kemudian Prabu Sembara kaget mendengar kabar dua 3 kadipaten Hilir Sungai di rebut kerajaan Borneo Timur, yang bikin dia kaget lagi, maharajanya ternyata musuh lamanya, yakni Ki Basarah.Yang dulu pernah bikin huru hara di Kadipaten Pangsa dan mengangkat diri sebagai Maharaja Pangsa.Awalnya dia pikir Prabu Paser atau Prabu Burman yang berani main api dengan kerajaannya.Tapi tak lama kemudian dia menerima kunjungan atau utusan resmi dari Borneo Tengah dan dari sanalah dia makin terperanjat, saat tahu kerajaan yang baru berdiri ini pun dua wilayahnya juga di rebut Bor
Siapakah Raden Sabur yang sebelumnya bertemu Kertamalaki, Remibara dan juga Dafina…?Dialah penjelmaan Prabu Sembara, sebelumnya keduanya sudah berunding soal ini. Eyang Sabur yang ternyata separu mahluk lelembut dan separu manusia ini meminta agar Prabu Sembara menyadarkan saudara tirinya Ratu Sri Asih, agar berhenti mengacau kehidupan umat manusia, karena mereka berbeda alam.Eyang Sabur yang terlanjur betah berada di dunia manusia sudah tak bernafsu lagi dengan ikut terlibat bentrokan, baginya sudah tak jaman di usianya yang ternyata lebih dari 120 tahunan (padahal sebelumnya Kertamalaki sempat mengira masih 70 tahunan) harus mengeluarkan tangan kejam.“Baginda prabu serupai lah aku, yakni Raden Sabur di dunia Lelembut!” Eyang Sabur lalu menjelaskan siapa sosok dirinya di dunia alam gaib tersebut, sehingga Prabu Sembara tak kagok lagi menyerupai wajah Raden Sabur.Kemudian selama 2 hari 2 malam, Eyang Sabur memberikan ilmu-ilmu khusus buat Prabu Sembara, sehingga kini sang maharaja
Setelah berpelukan kembali dengan Putri Remi atau Ratu Sri Asih, Prabu Sembara memejamkan mata dan bersiulan.Dalam sekejab dia kembali ke alam manusia dan menyaksikan pertempuran yang makin hebat antara pasukan Kerajaan Hilir Sungai dengan pasukan Ki Basarah dari kerajaan Borneo Timur.Pasukan Ki Basarah ternyata terkepung oleh tiga pasukan besar, selain Kerajaan Hilir Sungai juga ada pasukan Kerajaan Borneo Tengah dan pasukan Pangeran Adityawarman yang sudah di bantu pasukan Kadipaten Tawelong.Setelah kini pasukan siluman dari negeri Lelembut tak lagi ikut membantu, kini pasukan Ki Basarah tak punya kekuatan lagi, kini posisi mereka bak anak tikus, terjepit dan tak bisa keluar lagi.Prabu Burman dan Pangeran Adityawarma bahkan Panglima Jenderal Dalman terlihat bahu membahu membabati pasukan Ki Basarah yang semakin lama semakin habis.Dan saat menoleh ke arah lain, Prabu Sembara geleng-geleng kepala saat melihat Remibara sangat ganas membabati pasukan Ki Basarah, beda dengan Kertama
Remibara menatap kekasihnya ini, rasa sayangnya memang sudah sampai ke ubun-ubun, semenjak sama-sama terjebak ke alam lelembut.Andai tak sungkan dengan abangnya Pengeran Kertamalaki, pingin rasanya setiap saat Remibara berada di sisi Dafina dan tentu saja melampiaskan rasa sayangnya. Itulah sebabnya dua sejoli ini seakan enggan berpisah dan maunya bersama terus.Saat ini…!Remibara pun mengangguk dan ia pun menggandeng tangan Dafina untuk pergi dari sana, sebelumnya dia sudah pamit dengan Prabu Burman dan Pangeran Adityawarman juga dengan Panglima Jenderal Dalman, dengan alasan ingin menuntaskan dendam pribadinya.Ketiganya tentu saja berpesan agar Remibara hati-hati dan kapan pun mau datang ke tiga kerajaan ini akan di terima dengan tangan terbuka.Bahkan baik Prabu Burman maupun Pangeran Adityawarman yang sebentar lagi jadi Raja Tawelong sudah menyiapkan jabatan khusus buat Remibara ini. Tinggal Remibara pilih mau mengabdi di mana kelak.Sebelumnya, setelah Prabu Sembara berpindah
Prabu Sembara tak bisa mencegah Remibara yang kini sudah jauh meninggalkannya bersama kekasihnya Dafina.Dengan alasan masih ada urusan pribadi yang harus di tuntaskan, Remibara izin untuk merantau lagi, dia janji akan pulang ke Istana kelak bersama Dafina.Sambil mengelus jenggot tipisnya, Maharaja ini menganggukan kepala, dia hanya berpesan agar Remibara jangan terlalu lama merantau.Tak lama kemudian dengan kesaktiannya, Prabu Sembara pun juga melompat bahkan lebih cepat dari Remibara tadi, ke arah yang berlawanan. Karena Istana Hilir Sungai berada di arah Timur, sedangkan kepergian Remibara dan Dafina ke arah Barat.Kebahagian jelas terpancar dari wajah kedua sejolli ini, kini keduanya sudah tak sungkan-sungkan lagi bermesraan.Dunia seakan jadi milik berdua, namun setiap kali sudah akan lepas kontrol, Dafina sangat pintar berkelit dan dia bilang sebelum semua misi pribadi Remibara tuntas, mereka tak boleh melakukan hubungan suami istri.Remibara menghormati keputusan kekasihnya,