Andi tak mengerti ,kenapa Amira bisa bersikap kasar. Hal yang jauh dari sifat asli seorang Amira. Dengan tangan bergetar, Andi mengambil koper diatas meja ,yang diserahkan Amira. Ia berdiri, dan berpamitan untuk pergi. Sesaat sebelum Andi melangkah, Amira berpesan terlebih dulu."Satu hal lagi, Wisma belum meninggal. Jadi hati-hati lah kalian, lebih baik meminta maaf dan berdamai ,daripada nanti kena maslalah yang lebih rumit!!" Pesan Amira dengan nada mengancam. Ia tahu, Wisma tidak akan membiarkan mereka begitu saja. Setiap perbuatan, pasti akan ada balasannya. Apalagi yang Herman lakukan, sudah masuk ranah kriminal. Itu yang akan Wisma uruskan sampai selesai. Andi yang mulai merasa takut, berusaha menyembunyikan perasaannnya. Dihadapan siapapun,Anidi harus bersikap pemberani. Ia tak boleh menampakkan ketakutannya. "Tak ada yang bisa menakutiku nyonya." Balasnya singkat, sambil membungkukkan badannya, lalu pergi meninggalkan Amira. "Sombong sekali ,kau sama p
Read more