Amita berlari menembus hutan gelap itu. Sinar matahari pun tak dapat menembus rimbunnya pepohonan di sana. Keringat di dahinya bercucuran. Napasnya terengah-engah. Dia kelelahan berlari jauh sudah setua itu. Saat dia tiba di semak-semak dekat mulut gua, dua penjaga tampak heran melihatnya. Tak biasanya Amita datang dengan terburu-buru begitu.“Aku ingin menemui Yang Mulia Padama,” ucap Amita sambil terengah-engah.“Masuklah,” ucap dua penjaga itu sambil melihat-lihat di kejauhan sana. Mereka khawatir ada yang diam-diam mengikuti Nenek itu. Jika sampai ada yang mengikutinya, tempat persembuyian itu akan diketahui pihak kerajaan. Itu sangat berbahaya bagi mereka. Rencana mereka selama ini untuk merebut kekuasaan di kerajaan akan rusak. Gua itu adalah gua tempat persembunyian Padama. Sang Pangeran yang terbuang, yang seharusnya meniti tahta di kerajaan negeri itu.Dahulu kala, Raja Brama yang sedang memimpin di kerajaan itu mendadak meninggal dunia, sementara Pangeran Padama masih kecil.
Read more