Home / Romansa / Jodohku Pria Buta / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Jodohku Pria Buta: Chapter 21 - Chapter 30

68 Chapters

Bab. 21. Kejadian Tak Terduga

Seminggu sudah berlalu... Riana tampak tersenyum kegirangan sambil menenteng tas birunya menuju pintu exit di sebuah toko alexa cake's. Hari ini dia sangat senang karena bos tempatnya bekerja baru saja memberikan upah atau gaji pertamanya. Riana terus berjalan menuju tempat parkir, dia hendak pulang dengan kendaraan kesayangannya yaitu sepeda ontel. Walaupun wajahnya cantik akan tetapi Riana orangnya gak gengsianlah.... Itu di karenakan dia sadar. Dia bukanlah anak orang kaya, yang banyak menuntut. Dia tahu siapa Ayahnya cuma pekerja sebagai seorang kuli yang tidak mempunyai gaji yang cukup banyak dan besar. Riana mendorong sepedanya ke tepi jalan raya.  Namun.... Tiba-tiba saja sebuah mobil berwarna merah bertuliskan pertamina melintas sangat kencang dan langsung menyenggolnya. "Braaaaakkkkk......." Tubuh Riana terpental beberapa meter. Darahpun mengalir dari hidung dan kepalanya. Dia tak sadarkan diri. Supir truk menghentikan mobilnya d
Read more

Bab. 22. Ketakutan Keyla

Malam harinya. Mereka sedang duduk di ruang makan, untuk memulai makan malam mereka. Sejenak suasana sepi namun mamah Nia langsung membuka pembicaraan. "Ndriek bagaimana keadaan Riana apa udah ada sedikit perubahan?" "Belum mah." "Apa kata dokter?" Papah Rama ikut bertanya. "Dokter bilang jika dalam kurun waktu tiga hari ini belum juga ada kemajuan, tim dokter akan melalukan operasi besar." "Ouhh...." Mamah Nia mengelus dadanya sendiri. "Kita berdoa saja semoga Riana cepat sadar." Andriek cuma mengangguk dan tersenyum.Suasanapun sunyi kembali. "Ummm...." Tiba-tiba saja Keyla menutup mulutnya, seperti akan memuntahkan makanannya. "Uwee....!" Semakin ingin sekali muntah, buru-buru dia berlari ke toilet. Semua orang yang berada di meja makan pun terkejut dengan ekspresi wajah yang heran serta saling berpandangan. Mendengar hal itu, dengan sigap Andriek beranjak dari tempat duduknya tapi Mamah Nia menghentikannya. "Udah
Read more

Bab. 23. Kunjungan Riyan

Beberapa menit kemudian. Mereka sudah sampai di rumah sakit, Andriek, Mamah Nia, dan Papah Rama langsung masuk kedalam ruangan, suasana ruangan itu terasa sejuk. Karena pendingin ruangan tidak di off kan. "Yah, benarkah Riana sudah sadar?" "Iya." Jawab pak Rino singkat, serta merta Andriekpun mendekati Adiknya yang tengah terbaring tanpa daya itu, ia raba tangannya dan ia genggam penuh kebahagian. "Riana." Panggilnya pelan. "Kak." Riana pun menjawab dengan suara lirih sambil membalas genggaman jari jemari Kakak Tampannya itu. "Maafkan Riana jika selama ini, Riana belum cukup membuat Kakak senang, Riana hanya...." Suaranya terhenti. Tiba-tiba kristal beningnya mengalir. "Tidak Riana jangan berkata seperti itu lagi." Mata Riana terlihat sendu, perlahan-lahan kedua mata indahnya terpejam sangat lembut, genggaman tangannya pun secara mendadak kian melemah, merasakan hal itu sedikit berbeda Andriek menjadi khawatir. "Riana." Panggil
Read more

Bab. 24. Kejadian Yang Sebenarnya

Sementara di luar sana, Riyan ngomel sendiri sambil masuk kedalam mobilnya. "Key... Key... Sampai kapan pun gue gak akan nyerah buat dapetin lo." Gumannya pelan. Mobil Riyan melaju di jalan raya dengan mulus, tak terasa dia sudah berada di depan caffe nya sendiri tapi di lihatnya mobil Riko tampak terparkir rapi di sisi caffenya. Dalam hatinya bergumam. "Ngapain Riko malem-malem ke caffe gue." Setelah menghenti mobilnya Riyan pun turun.Sementara di sisi caffenya Riko terus menatapnya, sambil menebarkan senyum palsu kearah Riyan. "Hei Riyan." Sapanya kemudian, perlahan dia berjalan mendekati Riyan. "Mau apa lo?!" Nada Riyan terdengar sinis, karena, ternyata Riko malam itu tidak sendirian.Ada tiga orang lelaki di belakangnya. "Tenang Gue gak bermaksud jahat kok." Riko tersenyum lagi, kali ini sambil merangkul pundak Riyan, dengan tangan kanannya. Riyan pun menjadi sedikit risih. "Tolong jelasin ke gue, apa maksud lo ngirim foto hasil editan yang
Read more

Bab. 25. Hanya Waktu Yang Akan Menjawab

Sampai-sampai gak sadar kalau dosennya udah keluar ruangan. Sahabatnya pun pada ingin mendekat kecuali Si Queen. Dia tidak banyak bicara karena memang setelah kejadian itu hubungan mereka tidak lagi baik. Namun tiba-tiba saja. "Key." Riko memegang pundaknya. Keyla terkejut."Riko apaan sih?" Dengan sinis Keyla memandanginya."Key temenin gue makan yuk.""Emang elo siapa? Sekarang kita bukan lagi temen ataupun pacar kan!""Sttt....!" Riko langsung menempelkan jari telunjuknya di bibir merah Keyla."Riko!" Keyla tiba-tiba membentaknya. Sehingga membuat para mahasiswa yang masih berada di dalam kelas menatap mereka. "Jangan pernah sentuh gue!" Lanjutnya lagi, Keyla tidak begitu perduli. Diapun beranjak dari tempat duduknya. "Key pliss gue kangen bisa berduaan sama lo lagi." Riko menarik pergelangan tangannya. Dan lagi-lagi Keyla menepisnya."Rik, Keyla kan udah bilang dia gak mau lo sentuh jadi ngerti dong!" Ratna ikut
Read more

Bab. 26. Sedikit Pelukan

Beberapa menit kemudian, mereka pum menghentikan pekerjaan itu. "Ndriek siang ini, uang lo udah terkumpul banyak nih." Aliya tersenyum girang. "Syukurlah." "Kira-kira buat apa uang lo ndriek?" "Em..." Andriek berpikir sejenak. "Di simpen aja ndriek." "Maksud kamu?" "Ya maksud gue buat modal." "Modal apa?" "Modal makanlah, haha...." Aliya langsung tertawa dan Andriek cuma tersenyum menanggapinya. 'Senyum Lo manis banget ndriek. Yaa Tuhan, sepertinya gue mulai Suka sama ni cowok.' "Oh Iya Ndriek gue punya pertanyaan sama Lo dan itu ngebuat gue penasaran banget deh." "Apa?" "Lo beneran tinggal di apartemen itu?" "Iya, emang kenapa?" "Gini loh Ndriek waktu itu gue dateng ke apartemen lo terus yang bukain gue pintu itu cewek dia cantik juga sih, ya Gue cuma heran aja, pas gue nanyain lo, dianya bilang kalau gue salah alamat?" "Oh begitu?" "Iya, siapa sih cewek i
Read more

Bab. 27. Mau Di Peluk Lagi

Andriek langsung menarik tubuh Keyla untuk di peluknya. Keyla terkejut."Andriek!" Sebutnya, Lelaki itu tak perduli dengan respon Key selanjutnya. Key menjadi semakin tak mengerti tapi pelukan itu terasa sungguh membuatnya tenang dan diapun terlelap didalam dekapan hangat Andriek. Matahari memasuki celah-celah kamar.keyla bangun sambil melemaskan otot-ototnya. Di lihatnya Andriekbsudah tak berada di sampingnya. Key termenung sejenak, serta matanya berputar mengawasi di sekeliling."Kamu udah bangun?" Tanya Andriek tiba-tiba, Pria itu baru saja keluar dari kamar mandi. Keyla memandangnya."Ya."'Kenapa ini aneh sekali dia tau gue udah bangun belum juga ada ngeluarin suara-suara. Apa jangan-jangan.'"Kamu terkejut?" Tanyanya lagi."Gak!"Andriek tersenyum. "Gimana sama tidur kamu semalam? Keliatan nya kamu nyenyak banget." "Ya... Iyalah, terus apa masalahnya?" "Gak a
Read more

Bab. 28. Bukan Riko

Pagi itu di sebuah Caffe yang berada di pinggir kota Andriek duduk di atas bangku berwarna biru, sepertinya dia tengah menunggu seseorang. Dan tentunya ini bukan Caffe Riyan, Aliya berjanji padanya waktu itu, agar menunggunya di caffe ini.Mungkin ada hal penting yang perlu Dia bicarakan Aliya juga sudah memesan minuman terlebih dahulu dan beberapa snack kecil sebagai hidangan pembuka.Tak lama kemudian Aliya pun datang menghampirinya. Dia tersenyum, mengambil posisi berhadapan dengan Andriek."Ndriek udah lama ya nungguin gue?" Tanya Aliya pelan.Lelaki itu tersenyum, sebelum menjawab pertanyaan yang di lontarkan kepada dia."Gak, Aku juga barusan datang.""Oh... Kirain udah lama nungguin. Oh... Ya Ndriek, ada yang pengen gue omongin sama lo.""Apa?"Tiba-tiba saja Aliya meraih tangannya untuk dia genggam tapi Andriek pelan-pelan menolaknya."Maaf Liya.... Apa yang ingin kamu bicarakan langsung saja." Andriek menjauhkan tangann
Read more

Bab. 29. Masih Perasaan Yang Sama

"Aaacch sial! Kenapa sih hidup gue selalu aja sial." Riko menatap dirinya pada cermin yang terletak di dekat tempat tidurnya. Sambil beberapa kali, tangannya menghantam meja. Dia merasakan frustasi yang luar biasa. Di liriknya lagi sebuah poster wajah milik mantannya. Hati dan perasaannya menjadi sangat hancur....Seandainya harus menangis darah pun, masih tidak akan berguna. Karena, keyla tidak akan pernah mendengarkannya. Tok... Tok.... Terdengar ketukan halus pada pintu kamar Riko, Riko kini mengalihkan pandangannya. "Rik... Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Mamanya pelan. Riko tak menjawab.. "Keluarlah sayang... Mama perlu bicara." Dengan langkah malas dan wajah kusut, Riko tetap membukakan pintu. Ckleekk... Pintu terbuka, tapi dia tak mengatakan apa pun. Mama memperhatikannya hati nya terasa perih dan prihatin melihat keadaan putranya yang semakin lama semakin memburuk. "Rik... Ada orangtua Queen di ba
Read more

Bab. 30. Waktu Yang Berubah

"Lo seneng sekarang." Riko menjawab"Tentu saja, Lalu sekarang kamu harus benar-benar menjauhkan diri dari dia, Karena Aku pikir kamu udah gak punya hak atas dia lagi!"Wajah Riko langsung berubah. "Lo pikir Lo siapa, Hah... Lo itu cuma cowok buta yang sama sekali gak terlihat menarik! Miskin iya! Kita buktikan siapa yang akan menang!""Ehh..... Apaan sih ini? Lo berdua itu sama-sama gak tau diri! Riko pulang Lo sana!" Keyla menengahi pembicaraan."Key Lo serius ngusir gue?" Riko tampak menatap keyla."Iya sekarang keadaan udah berbeda, gue bukan siapa-siapa Lo lagi." Matanya berkaca-kaca. Semangatnya pun mulai melemah."Key dulu Lo pernah berjanji gak akan pernah ninggalin gue, Apa pun itu keadaannya tapi..... Sekarang?""Sekarang... Gue udah lupain itu dan satu hal lagi jangan pernah ganggu pernikahan gue!""Key.""Pergi Rik! Cepat Gue udah muak ngeliat muka lo.""Oke Gue akan pergi, tapi inget Gue
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status