Seminggu sudah berlalu...
Riana tampak tersenyum kegirangan sambil menenteng tas birunya menuju pintu exit di sebuah toko alexa cake's. Hari ini dia sangat senang karena bos tempatnya bekerja baru saja memberikan upah atau gaji pertamanya. Riana terus berjalan menuju tempat parkir, dia hendak pulang dengan kendaraan kesayangannya yaitu sepeda ontel. Walaupun wajahnya cantik akan tetapi Riana orangnya gak gengsianlah.... Itu di karenakan dia sadar. Dia bukanlah anak orang kaya, yang banyak menuntut. Dia tahu siapa Ayahnya cuma pekerja sebagai seorang kuli yang tidak mempunyai gaji yang cukup banyak dan besar. Riana mendorong sepedanya ke tepi jalan raya.
Namun....
Tiba-tiba saja sebuah mobil berwarna merah bertuliskan pertamina melintas sangat kencang dan langsung menyenggolnya.
"Braaaaakkkkk......."
Tubuh Riana terpental beberapa meter. Darahpun mengalir dari hidung dan kepalanya. Dia tak sadarkan diri. Supir truk menghentikan mobilnya d
Malam harinya. Mereka sedang duduk di ruang makan, untuk memulai makan malam mereka. Sejenak suasana sepi namun mamah Nia langsung membuka pembicaraan. "Ndriek bagaimana keadaan Riana apa udah ada sedikit perubahan?" "Belum mah." "Apa kata dokter?" Papah Rama ikut bertanya. "Dokter bilang jika dalam kurun waktu tiga hari ini belum juga ada kemajuan, tim dokter akan melalukan operasi besar." "Ouhh...." Mamah Nia mengelus dadanya sendiri. "Kita berdoa saja semoga Riana cepat sadar." Andriek cuma mengangguk dan tersenyum.Suasanapun sunyi kembali. "Ummm...." Tiba-tiba saja Keyla menutup mulutnya, seperti akan memuntahkan makanannya. "Uwee....!" Semakin ingin sekali muntah, buru-buru dia berlari ke toilet. Semua orang yang berada di meja makan pun terkejut dengan ekspresi wajah yang heran serta saling berpandangan. Mendengar hal itu, dengan sigap Andriek beranjak dari tempat duduknya tapi Mamah Nia menghentikannya. "Udah
Beberapa menit kemudian. Mereka sudah sampai di rumah sakit, Andriek, Mamah Nia, dan Papah Rama langsung masuk kedalam ruangan, suasana ruangan itu terasa sejuk. Karena pendingin ruangan tidak di off kan. "Yah, benarkah Riana sudah sadar?" "Iya." Jawab pak Rino singkat, serta merta Andriekpun mendekati Adiknya yang tengah terbaring tanpa daya itu, ia raba tangannya dan ia genggam penuh kebahagian. "Riana." Panggilnya pelan. "Kak." Riana pun menjawab dengan suara lirih sambil membalas genggaman jari jemari Kakak Tampannya itu. "Maafkan Riana jika selama ini, Riana belum cukup membuat Kakak senang, Riana hanya...." Suaranya terhenti. Tiba-tiba kristal beningnya mengalir. "Tidak Riana jangan berkata seperti itu lagi." Mata Riana terlihat sendu, perlahan-lahan kedua mata indahnya terpejam sangat lembut, genggaman tangannya pun secara mendadak kian melemah, merasakan hal itu sedikit berbeda Andriek menjadi khawatir. "Riana." Panggil
Sementara di luar sana, Riyan ngomel sendiri sambil masuk kedalam mobilnya. "Key... Key... Sampai kapan pun gue gak akan nyerah buat dapetin lo." Gumannya pelan. Mobil Riyan melaju di jalan raya dengan mulus, tak terasa dia sudah berada di depan caffe nya sendiri tapi di lihatnya mobil Riko tampak terparkir rapi di sisi caffenya. Dalam hatinya bergumam. "Ngapain Riko malem-malem ke caffe gue." Setelah menghenti mobilnya Riyan pun turun.Sementara di sisi caffenya Riko terus menatapnya, sambil menebarkan senyum palsu kearah Riyan. "Hei Riyan." Sapanya kemudian, perlahan dia berjalan mendekati Riyan. "Mau apa lo?!" Nada Riyan terdengar sinis, karena, ternyata Riko malam itu tidak sendirian.Ada tiga orang lelaki di belakangnya. "Tenang Gue gak bermaksud jahat kok." Riko tersenyum lagi, kali ini sambil merangkul pundak Riyan, dengan tangan kanannya. Riyan pun menjadi sedikit risih. "Tolong jelasin ke gue, apa maksud lo ngirim foto hasil editan yang
Sampai-sampai gak sadar kalau dosennya udah keluar ruangan. Sahabatnya pun pada ingin mendekat kecuali Si Queen. Dia tidak banyak bicara karena memang setelah kejadian itu hubungan mereka tidak lagi baik. Namun tiba-tiba saja."Key." Riko memegang pundaknya. Keyla terkejut."Riko apaan sih?" Dengan sinis Keyla memandanginya."Key temenin gue makan yuk.""Emang elo siapa? Sekarang kita bukan lagi temen ataupun pacar kan!""Sttt....!" Riko langsung menempelkan jari telunjuknya di bibir merah Keyla."Riko!" Keyla tiba-tiba membentaknya. Sehingga membuat para mahasiswa yang masih berada di dalam kelas menatap mereka. "Jangan pernah sentuh gue!" Lanjutnya lagi, Keyla tidak begitu perduli. Diapun beranjak dari tempat duduknya."Key pliss gue kangen bisa berduaan sama lo lagi." Riko menarik pergelangan tangannya. Dan lagi-lagi Keyla menepisnya."Rik, Keyla kan udah bilang dia gak mau lo sentuh jadi ngerti dong!" Ratna ikut
Beberapa menit kemudian, mereka pum menghentikan pekerjaan itu. "Ndriek siang ini, uang lo udah terkumpul banyak nih." Aliya tersenyum girang. "Syukurlah." "Kira-kira buat apa uang lo ndriek?" "Em..." Andriek berpikir sejenak. "Di simpen aja ndriek." "Maksud kamu?" "Ya maksud gue buat modal." "Modal apa?" "Modal makanlah, haha...." Aliya langsung tertawa dan Andriek cuma tersenyum menanggapinya. 'Senyum Lo manis banget ndriek. Yaa Tuhan, sepertinya gue mulai Suka sama ni cowok.' "Oh Iya Ndriek gue punya pertanyaan sama Lo dan itu ngebuat gue penasaran banget deh." "Apa?" "Lo beneran tinggal di apartemen itu?" "Iya, emang kenapa?" "Gini loh Ndriek waktu itu gue dateng ke apartemen lo terus yang bukain gue pintu itu cewek dia cantik juga sih, ya Gue cuma heran aja, pas gue nanyain lo, dianya bilang kalau gue salah alamat?" "Oh begitu?" "Iya, siapa sih cewek i
Andriek langsung menarik tubuh Keyla untuk di peluknya. Keyla terkejut."Andriek!" Sebutnya, Lelaki itu tak perduli dengan respon Key selanjutnya. Key menjadi semakin tak mengerti tapi pelukan itu terasa sungguh membuatnya tenang dan diapun terlelap didalam dekapan hangat Andriek.Matahari memasuki celah-celah kamar.keyla bangun sambil melemaskan otot-ototnya. Di lihatnya Andriekbsudah tak berada di sampingnya. Key termenung sejenak, serta matanya berputar mengawasi di sekeliling."Kamu udah bangun?" Tanya Andriek tiba-tiba, Pria itu baru saja keluar dari kamar mandi. Keyla memandangnya."Ya."'Kenapa ini aneh sekali dia tau gue udah bangun belum juga ada ngeluarin suara-suara. Apa jangan-jangan.'"Kamu terkejut?" Tanyanya lagi."Gak!"Andriek tersenyum. "Gimana sama tidur kamu semalam? Keliatan nya kamu nyenyak banget.""Ya... Iyalah, terus apa masalahnya?""Gak a
Pagi itu di sebuah Caffe yang berada di pinggir kota Andriek duduk di atas bangku berwarna biru, sepertinya dia tengah menunggu seseorang. Dan tentunya ini bukan Caffe Riyan, Aliya berjanji padanya waktu itu, agar menunggunya di caffe ini.Mungkin ada hal penting yang perlu Dia bicarakan Aliya juga sudah memesan minuman terlebih dahulu dan beberapa snack kecil sebagai hidangan pembuka.Tak lama kemudian Aliya pun datang menghampirinya. Dia tersenyum, mengambil posisi berhadapan dengan Andriek."Ndriek udah lama ya nungguin gue?" Tanya Aliya pelan.Lelaki itu tersenyum, sebelum menjawab pertanyaan yang di lontarkan kepada dia."Gak, Aku juga barusan datang.""Oh... Kirain udah lama nungguin. Oh... Ya Ndriek, ada yang pengen gue omongin sama lo.""Apa?"Tiba-tiba saja Aliya meraih tangannya untuk dia genggam tapi Andriek pelan-pelan menolaknya."Maaf Liya.... Apa yang ingin kamu bicarakan langsung saja." Andriek menjauhkan tangann
"Aaacch sial! Kenapa sih hidup gue selalu aja sial." Riko menatap dirinya pada cermin yang terletak di dekat tempat tidurnya. Sambil beberapa kali, tangannya menghantam meja. Dia merasakan frustasi yang luar biasa. Di liriknya lagi sebuah poster wajah milik mantannya. Hati dan perasaannya menjadi sangat hancur....Seandainya harus menangis darah pun, masih tidak akan berguna. Karena, keyla tidak akan pernah mendengarkannya. Tok... Tok.... Terdengar ketukan halus pada pintu kamar Riko, Riko kini mengalihkan pandangannya. "Rik... Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Mamanya pelan. Riko tak menjawab.. "Keluarlah sayang... Mama perlu bicara." Dengan langkah malas dan wajah kusut, Riko tetap membukakan pintu. Ckleekk... Pintu terbuka, tapi dia tak mengatakan apa pun. Mama memperhatikannya hati nya terasa perih dan prihatin melihat keadaan putranya yang semakin lama semakin memburuk. "Rik... Ada orangtua Queen di ba
KEESOKAN HARINYASeperti biasa Pagi-pagi begini, Keyla pasti sedang berkutik dengan kegiatan nya di dapur. Dua hari yang lalu dia pernah merasa sangat terpuruk, sehingga semua pekerjaan nya hampir-hampir ia lalaikan semua. Keyla sedang mengiris bawang bombay untuk mencampurkan adonan omelet nya. Menurut nya membuat menu sarapan pagi harus lah lebih praktis."Sayang?" sapa Andriek tiba-tiba sambil memeluk Keyla dari belakang."Andriek! Apaan sih lo ngagetin aja!" Keyla memarahi nya karena Andriek terasa membuat jantung nya copot.Lelaki itu tersenyum. "Maaf, emang kamu lagi ngelamunin apa?" Tanya nya."Apa perlu gue kasi tahu.""Sejak kapan sih, kamu udah mulai main rahasia-rahasian sama Aku." Andriek semakin mempererat pelukan nya."sejak hari ini.""Jangan, Aku mau kamu selalu terbuka sama Aku." Sambung Andriek lagi."Iya bercanda doang kok, udah ah minggir lagi masak nih, ganggu tau!" Keyla berusaha menyingkirkan tanga
Andriek kini memperbaiki posisinya, dia merentangkan tangannya, dan mulai merasakan angin yang berhembus sangat dingin. Setelah satu menit akhirnya keyla kembali. Keyla kemudian duduk di tepian ranjang tiba-tiba saja Andriek langsung menarik pundaknya. Hingga membuat tubuh sang isteri jatuh menindih tubuhnya.Sejenak mereka saling berpandangan..Saling mengagumi keindahan yang mereka miliki. Tanpa ragu dan tanpa harus menunggu lama, Andriek pun semakin mendekatkan wajahnya, serta menempelkan bibirnya pada bibir keyla. Dalam sekejap keduanya berciuman terasa hangat manis bercampur menjadi satu."Aku mencintai kamu sayang." Ucap Andriek lembut di sela-sela ciuman mereka. Ia lanjutkan lagi kali ini lebih panas. Dia memainkan lidahnya di sana. Membuat pertahanan Keyla seketika meruntuh, nafasnya pun berpacu sangat kencang. Sesekali Andriek memberinya jeda untuk mengambil oksigen. Kini tangan Andriek menelusuri setiap lekuk tubuh indah Key, hingga membuat wanita itu be
Keyla pulang dengan sakit hati yang ia bawa, kenapa Riko tega sekali mengacam dirinya. Apakah sekarang dia benar-benar akan menghancurkan pernikahan yang baru saja Keyla bina. Sungguh kejam Riko, hatinya telah di butakan oleh cinta. Keyla turun dari taksi membayar dan kemudian masuk dengan langkah yang tak pernah ada semangat. Ketakutan datang seperti mengikat dirinya.Ceklek...Dia membuka pintu kamar, meletakan baby Ken di atas box bayi. Perlahan langkahnya mendekati ranjang tempat tidur yang telah menjadi saksi cinta mereka. Keyla membaringkan tubuhnya memejamkan mata untuk sejenak. Dia lelah, bukan, bukan fisiknya yang lelah tapi otaknya.Bagaimana mungkin dia akan pergi meninggalkan Andriek, lalu menceraikan Andriek dengan paksa. Bukan kah itu suatu kebodohan? Dia baru saja akan memulai rumah tangga mereka dengan cinta. Setelah adanya perjodohan paksa. Ya itu dulu, ketika Keyla tak pernah bisa berpikir sangat jernih.
Di kantor Reza.Andriek masih terlihat sibuk di meja kerjanya. Hari ini adalah, hari kedua dia bekerja, tentu nya itu masih sangat berat bagi dia, di tambah lagi, dia belum memiliki sebuah pengalaman layaknya pekerja yang profesional.Ceklek...Terdengar pintu di buka. Dan muncul lah wajah tampan si Reza dengan segala pesona yang ada di dalam dirinya. Dia tersenyum. Andriek menatapnya saja."Hai, bagaimana jabatan yang ku berikan? Apa kau masih susah mengimbanginya?" Tanya Reza datar. Sambil memperhatikan setiap inci wajah sahabatnya itu."Ya, ini sangat sangat membuatku pusing tujuh keliling Reza. Eeh bukan Reza, maksudku president." Jawabnya pelan.Reza tersenyum sedikit. "Sejak kapan, Aku memerintahkan mu mengubah nama panggilanku Ndriek?""Sejak Aku mulai bekerja di perusahaan milikmu Pak.""Ah Kau ini biasa sajalah.""Kenapa? Bukankah itu suatu penghormatan yang ku lakukan buat atasanku. Bos lebih tepatnya." Andriek mem
"Gue rasa pertemuan kita udah cukup Rik, gue mau pulang dan masih banyak kesibukan yang musti Gue kerjain." Jawab Key mantap sambil mengangkat tubuh mungil baby Ken yang masih dalam keadaan tenang di atas meja."Jika, itu pilihan yang terbaik buat lo, pergilah tapi setelah ini jangan pernah menyesal lo ngak akan pernah liat Andriek untuk selamanya."Keyla langsung menghentikan aktifitasnya sejenak, Riko benar-benar membuat pikiran nya semakin gundah. "Apa ini artinya lo ngancem gue?""Ya, tentu saja ini adalah sebuah ancaman, permainan baru akan segera di mulai Key.""Apakah lo udah gila?""Gue hanya gila karena cintamu. Semoga lo ngak akan salah dalam bertindak." Riko tersenyum licik. Strategi terakhir yang dia miliki adalah dengan cara mengancam."Gue ngak takut sama ancaman lo!""Oh, benarkah? Bagaimana jika Andriek pergi dari dunia ini selamanya meninggalkan lo sendiri dan tentu nya itu karena kesalahan dari lo sendiri.""A
Jam dinding menunjukan pukul 09:00 WIBDan Keyla teringat akan janji orang misterius itu, agar menemui nya di caffe mawar. Ya, keyla akan menepati nya lagian ini berhubungan dengan suami nya. 10 menit kemudianTaksi berhenti tepat di depan halaman yang cukup luas milik caffe mawar. Kendaraan yang terparkir pun tidak terlalu banyak. Apa mungkin karena ini masih pagi ya? mungkin saja. Sehingga para pengunjung belum memenuhi caffe itu. Dengan langkah yang sedikit ragu Keyla menjejak kan kaki nya pada anak tangga. Kini jantung nya seperti berhenti untuk berdetak, ada kegugupan yang dia rasa. Namun pada akhirnya dia buka juga pintu penghalang itu. Dia menatap kesekeliling cafee hatinya bertanya di mana orang misterius itu? "Dreett.." Ponsel milik nya bergetar, dengan tangan yang gemetar keyla langsung merogoh tas nya untuk mengambil ponselnya. "Lo nyariin gue? Gue pakai baju merah samperin gue kesini." Keyla langsung menekan tombol off dan se
Keyla masih bingung akan keadaan ini, siapa yang telah mencoba untuk bermain-main dengan diri nya. Ini seperti sebuah ancaman buat keluarga kecilnya. Keyla menghela nafasnya sejenak. Mencoba mengambil oksigen yang terasa menyesakan dada nya. Dia letakan kembali ponsel genggam nya yang berwarna merah cerah itu. Pandangan nya terasa kosong. Tiba-tiba saja lelaki yang berada di atas tempat tidur itu, menunjukan reaksi yang membaik dengan langkah yang terburu-buru Keyla mendekati Andriek. "Ndriek Lo udah sadar." Ucapnya pelan seakan nadanya bertanya. Andriek hanya memandanginya saja kemudian menjawab dengan anggukan kecilnya, dia berusaha untuk bangun. Namun Keyla segera melarang. "Jangan bangun dulu Ndriek. Takutnya kepala lo pusing." Andriek tersenyum, yang masih menampakan ketampanan nya walaupun baru bangun tidur. "Jangan berlebihan sayang Aku baik-baik saja kok." Andriek menjawab sambil menegakkan tubuh nya yang masih terasa nyeri akibat pukulan dari orang t
"Iya Bang gue serius lah." Jawab Aliya dengan suara yang lebih menyakinkan Riko. Dan ekspresi Riko hanya tersenyum menanggapi cerita tentang Andriek. Tak lama kemudian pelayan restauran datang membawakan pesanan mereka. "Bang tolong jawab dengan jujur ya." Ucap Aliya serius. "Lo masih cinta sama Keyla?" Riko langsung terkekeh mendengar nya."Kenapa Kok kayaknya Lo serius banget nanyain Gue. Kayak polisi aja, bikin deg-deg kan." "Tau ah bang terserah elo!" "Yea elah kok malah ngambek sih, iya deh gue bakalan jujur sama elo dan jawabannya gue masih sayang banget sama Keyla. Menurut Lo gimana, Apa perasaan gue ini salah?" Riko menatap wajah Aliya tajam, dia berharap gadis itu memberinya nilai, atas kesuksesan dalam mempertahankan cintanya sampai kini. "Ya Gue harus bilang apa ya? Di bilang salah tapi kita juga punya hak buat jatuh cinta kepada siapa aja cuma alangkah
Siang itu.Riko tengah duduk di depan meja kerjanya, sambil sesekali melirik jam tangannya.Belakangan ini dia sedang di sibukan dengan beberapa pekerjaan kantornya.Sekarang dia sudah resmi menjadi direktur utama di perusahaan milik Papanya.Itu pun di karenakan kesehatan Papahnya yang tidak lagi stabil, sudah hampir dua tahun ini, Papanya mengidap sakit jantung koroner. Penyakit yang bisa membuat pasiennya menjadi was-was. Riko pun sebenarnya tengah galau karena sang Papa meminta ia agar segera menikah sedang kan Riko merasa belum tertarik kepada gadis manapun selain Keyla. Dia memijit keningnya yang terasa berdenyut. Dan berpikir apa yang harus ia lakukan.Tiba-tiba saja pintu ruangan nya terketuk.Tok... Tok...Riko menoleh kearah pintu serta mempersilahkan seseorang itu untuk masuk."Masuk!" Ujarnya datar.Ceklek....Pintu pun terbuka, Aliya tampak tersenyum memandangi Kakak sepupunya itu."Hai bang." Sapa nya kal