"Lo seneng sekarang." Riko menjawab
"Tentu saja, Lalu sekarang kamu harus benar-benar menjauhkan diri dari dia, Karena Aku pikir kamu udah gak punya hak atas dia lagi!"
Wajah Riko langsung berubah.
"Lo pikir Lo siapa, Hah... Lo itu cuma cowok buta yang sama sekali gak terlihat menarik! Miskin iya! Kita buktikan siapa yang akan menang!"
"Ehh..... Apaan sih ini? Lo berdua itu sama-sama gak tau diri! Riko pulang Lo sana!" Keyla menengahi pembicaraan.
"Key Lo serius ngusir gue?" Riko tampak menatap keyla.
"Iya sekarang keadaan udah berbeda, gue bukan siapa-siapa Lo lagi." Matanya berkaca-kaca. Semangatnya pun mulai melemah.
"Key dulu Lo pernah berjanji gak akan pernah ninggalin gue, Apa pun itu keadaannya tapi..... Sekarang?"
"Sekarang... Gue udah lupain itu dan satu hal lagi jangan pernah ganggu pernikahan gue!"
"Key."
"Pergi Rik! Cepat Gue udah muak ngeliat muka lo."
"Oke Gue akan pergi, tapi inget Gue
Di sebuah kamar gantiAndriek baru saja selesai mandi, setelah beberapa jam melakukan pekerjaannya di ruang rekaman. Dan dia masih mengenakan sebuah handuk yang dia lilitkan di pinggangnya. Tiba-tiba saja pintu ruangan itu terbuka.Cekleek...'Ya... Ampun, Aku lupa nguci pintunya.'Batinnya pelan. Dan ketika itu tante Jenni pun muncul."Ndriek." Wanita itu langsung terdiam sejenak, sambil memandangi lelaki di hadapannya penuh kagum."Ooh... Ya Tuhan, kamu barusan selesai mandi." Ucap Tante Jenni pelan. Dia menjadi salah tingkah."Hem maaf Tante ada apa ya?" Andriek menanyainya, dia tak ingin berbasa basi berharap wanita itu cepat pergi."Eem... eemm begini Ndriek ada surat undangan buat kamu." Tante Jenni memegang sebuah amplop berwarna biru."Simpen aja di atas meja Tan, terus keperluannya cuma itu aja kan Tan?""Iy... Iya sih." Tante Jenni sedikit gugup."Kalau begitu silahkan keluar Tante, Aku mau ganti baju dulu.
Pagi-pagi sekali Andriek sudah rapi dengan pakaiannya. Dia memakai baju berwarna hijau muda serasi dengan celana jeans hitam.Ceklek....Terdengar pintu di tutup, secara kebetulan Keyla pun tengah menutup pintunya. Karena memang kamar mereka bersebelahan. Keyla menatapnya samar-samar, itu di karenakan dia baru saja bangun tidur. Jadi hawa mengantuknya masih terbawa mungkin sebenarnya dia hanya ingin mengambil segelas air minum saja sih.Namun tiada di sengaja mereka bertemu di situ."Ndriek.." Panggilnya pelan, sambil menggaruk rambutnya yang sedikit gatal, dan tampangnya juga masih berantakan. Mungkin, jika Andriek melihatnya pasti dia akan menertawainya, tapi sayangnya lelaki itu tak melihatnya dia hanya terlihat menunduk serta masih memegangi gagang pintu kamarnya."Ya." Dia baru menjawabnya."Mau kemana?""Mau pergi!""Pergi? Hah, sejak kapan sih Lo mulai sibuk?" Keyla menjeda pembicaraannya sejenak. "Gue mau tanya sama Lo."
Di rumah kediaman orangtua Keyla"Pah Gak sarapan dulu?" Tanya Mamah Nia ketika dia liat suaminya nampak sibuk dengan berkas-berkas di tangannya."Nanti saja Mah, Lagian Papah sibuk banget!""Kalau Mamah boleh tau sibuk apa?""Berkas-berkas ini loh semuanya gak ada yang beres!" Lelaki itu sejenak memijit kepalanya sepertinya sedang pusing sekali.Mamah Nia hanya menghela nafas pendek sambil menatap suaminya dengan tatapan iba."Mah, perusahaan kita sedang genting dan sekarang, kita terancam bangkrut!""Maksud Papah?" Mamah Nia tampak memperlihatkan keterkejutannya. "Papah serius dengan pernyataan Papah ini?""Iya Mah, hutang perusahaan sudah terlalu besar, akhir-akhir ini penghasilan benar-benar anjlok dan Papah terpaksa harus menjual perusahaan kita untuk menutupi segala hutang yang ada."Lelaki itu berkata sambil menatap lekat wajah isterinya yang terlihat khawatir."Terus bagaimana dengan Keyla Pah? bisa kah dia meneri
Tak lama kemudian, Taksi pun datang menghampiri mereka karena Papah Rama sudah memesannya sejak masih di rumah tadi. Mereka langsung naik."Key."Mamah Nia memegang pundaknya."Apakah kamu sedih? Karena sekarang Papah kamu udah gak punya apa-apa?""Ya sedih dong Mah? Terus kuliah Key gimana? Jangan bilang kalau Key harus benar-benar putus kuliah sekarang!" Mata gadis itu kini berubah sendu ada kesedihan yang dia simpan sejak tadi. Kedua orang tua itu, terdiam sejenak. Dan Mamah baru menjawab."Kamu bisa bicarakan sama Andriek nanti.""Iih... Kenapa harus dia sih. Key gak mau makan jasa dia! Mamah kan tau kalau key itu bener-bener anti sama dia.""Iya Mamah tahu, lagian sekarang harta papah kamu udah habis semua, gak ada satu pun yang tersisa.""Hufff...."Keyla tampak begitu manyun."Iya Key, Apa yang di bilang Mamah kamu itu gak salah, lagian Andriek juga kan suami kamu. Dia udah berhak membiayai hidup kamu."Keyla diam saja.Mata
Di dalam kamar hotel. Mereka berdua sudah duduk di sofa. Andriek menatapnya."Bagaimana mungkin kamu bisa berada di sini Ndriek?' Tanya Angel penasaran.Andriek tersenyum."Ceritanya panjang gel fan itu adalah sebuah proses yang tidak terduga.""Apakah ini Artinya kamu sudah menjadi seorang lelaki yang sukses? Beberapa minggu yang lalu Aku mencari kerumah lamamu, tapi Aku hanya bertemu Ayah dan Adikmu saja. Ayahmu bilang bahwa kamu sudah menikah dengan gadis di kota saat itu, Aku sangat sedih mendengarnya. Aku juga, sempat datang waktu Adikmu meninggal tapi sayangnya kita tidak bertemu." Wanita yang kira-kira umurnya sebaya dengan Andriek, tampak bercerita panjang lebar. "Ndriek sejak umur kita sama-sama 9 tahun, Aku udah punya perasaan yang berbeda terhadap kamu dan Aku menyukaimu Ndriek.'"Gel? Kamu serius?"Andriek balas menatapnya."Iya Ndriek Aku serius.""Apa kamu pikir Aku tidak menyukaimu? Kamu salah jika berprasangka begitu.""
Selama itu juga Andriek tak pernah mempunyai perasaan apa-apa terhadap lawan jenisnya.Karena dia tahu, mencintai, lalu berpisah itu sangat sakit.Dia menjadi bertambah tertutup, semenjak kecelakaan yang hampir saja menewaskannya. Lagi pula dia juga tak harus bersusah payah mencari cinta, mengobral cinta toh atau apa lah. Toh dia kan sudah di jodohkan, dengan seorang anak gadis, dari sahabat kedua orangtuanya. Jam sudah menunjukan pukul 20:00 Wib, Taksi yang di tumpangi Papah Rama berserta keluarga kecilnya telah sampai pada tujuannya.Yaitu rumah kediaman Kakek Keyla, Ayah kandung dari Papahnya. Rumah itu tampak sunyi, hanya lampu taman yang berjejer rapi, di setiap sudut halaman rumah itu. Mereka turun dari mobil, dengan perasaan getir. Karena, mereka baru saja menelan pil pahit atas musibah kebangkrutan yang menimpa keluarga kecilnya. Perlahan mereka berjalan memasuki perkarangan rumah. Tok... Tok... Pintu di ketuk lama belum ada jawaban. Papah Rama m
Di hotel Aston.Andriek keluar dari toilet wajahnya terlihat berseri-seri semakin tampan, sejak tadi malam sebelum dia berangkat tidur hingga bangun pagi, Andriek belum juga memeriksa Handphonenya. Dan sekarang Dia baru saja mengambil Handphonenya, ekspresinya menjadi terkejut. Ada 10 panggilan tak terjawab dari Keyla. Andriek tersenyum tipis.'Mau apa dia?' gumamnya pelan sambil meletakan Handphonenya kembali, kesannya tak perduli. Andriek segera mengganti bajunya, hari ini ada janji yang harus dia penuhin. Sebenarnya hari ini, dia ingin beristirahat setelah manggung semalaman, itu cukup menguras energi nya tapi sayangnya dia tak bisa melakukannya.Tok... Tok....Tiba-tiba pintu terketuk.Andriek segera membuka pintu dan dia melihat Tante Jenni serta Aliya sudah berdiri dengan gaya mereka masing-masing."Ndriek apa kamu akan pulang hari ini?" Tanya Tante Jenni datar karena di lihatnya penampilan Andriek sudah rapi."Belum.""Kap
Reza tertawa, kali ini sedikit keras. "Andriek... Andriek kamu itu tak hanya licik tetapi juga seorang pria kejam. Apakah sekarang dirimu sangat puas dengan permainan yang telah lama ku mulai? Keluarga Rama sudah hancur atas kemauanmu, bukan kah berarti dendam mu sudah terbalaskan?" Andriek menanggapi tuduhan Reza dengan senyumnya."Ya hanya sedikit puas." "Hah hanya sedikit." Reza terkejut mendengarnya tapi akhirnya dia tersenyum juga walaupun mungkin terasa hambar. "Apalagi yang masih menjadi unek-unek mu? Apakah sebelum melihat si kakek Dino itu membusuk di penjara?" "Tentu saja, Aku tidak akan pernah melupakan kejadian itu, bagaimana caranya Dia membunuh ibuku bahkan diriku dengan cara liciknya itu, Orang-orang mengatakan bahwa itu adalah murni sebuah insiden, padahal sebenarnya adalah pembunuhan yang di rencanakan, hanya karena persaingan bisnis yang ketat dan perjodohan antara Aku dan Keyla, Dia benar-benar tak ingin Aku menikahi cucunya. Mereka telah me