Di hotel Aston.
Andriek keluar dari toilet wajahnya terlihat berseri-seri semakin tampan, sejak tadi malam sebelum dia berangkat tidur hingga bangun pagi, Andriek belum juga memeriksa Handphonenya. Dan sekarang Dia baru saja mengambil Handphonenya, ekspresinya menjadi terkejut. Ada 10 panggilan tak terjawab dari Keyla. Andriek tersenyum tipis.
'Mau apa dia?' gumamnya pelan sambil meletakan Handphonenya kembali, kesannya tak perduli. Andriek segera mengganti bajunya, hari ini ada janji yang harus dia penuhin. Sebenarnya hari ini, dia ingin beristirahat setelah manggung semalaman, itu cukup menguras energi nya tapi sayangnya dia tak bisa melakukannya.
Tok... Tok....
Tiba-tiba pintu terketuk.
Andriek segera membuka pintu dan dia melihat Tante Jenni serta Aliya sudah berdiri dengan gaya mereka masing-masing."Ndriek apa kamu akan pulang hari ini?" Tanya Tante Jenni datar karena di lihatnya penampilan Andriek sudah rapi.
"Belum."
"Kap
Reza tertawa, kali ini sedikit keras. "Andriek... Andriek kamu itu tak hanya licik tetapi juga seorang pria kejam. Apakah sekarang dirimu sangat puas dengan permainan yang telah lama ku mulai? Keluarga Rama sudah hancur atas kemauanmu, bukan kah berarti dendam mu sudah terbalaskan?" Andriek menanggapi tuduhan Reza dengan senyumnya."Ya hanya sedikit puas." "Hah hanya sedikit." Reza terkejut mendengarnya tapi akhirnya dia tersenyum juga walaupun mungkin terasa hambar. "Apalagi yang masih menjadi unek-unek mu? Apakah sebelum melihat si kakek Dino itu membusuk di penjara?" "Tentu saja, Aku tidak akan pernah melupakan kejadian itu, bagaimana caranya Dia membunuh ibuku bahkan diriku dengan cara liciknya itu, Orang-orang mengatakan bahwa itu adalah murni sebuah insiden, padahal sebenarnya adalah pembunuhan yang di rencanakan, hanya karena persaingan bisnis yang ketat dan perjodohan antara Aku dan Keyla, Dia benar-benar tak ingin Aku menikahi cucunya. Mereka telah me
Hari itu telah berlalu. Terlihat dari kejauhan sebuah taksi berwarna biru, memasuki perkarangan rumah Oma Keyla. Taksipun berhenti, tepat di depan rumah. Setelah membayar, Andriek berjalan memasuki teras rumah itu sambil menenteng tongkatnya. Dia mengetuk pintu. "Tok... Tok...." Tak lama kemudian pintu terbuka, Ceekleek. Keyla sudah berdiri, sambil terpaku memperhatikan Andriek. Begitu juga dengan Lelaki itu, dia masih berpura-pura tak melihat. Dalam sekejap suasana menghening. Tanpa ada yang memulai, keduanya diam membisu. Namun keheningan mereka tak berjeda lama. "Siapa Key?" Suara Mamah Nia terdengar dari dalam."Kok gak di suruh masuk." Ujarnya lagi, kali ini semakin jelas. "Eh.... Andriek, masuklah." Dia tersenyum. Yang tadi nya ada rasa penasaran ketika sudah melihat siapa yang mengetuk pintu Mamah pun segera mempersilahkannya masuk. Lelaki berparas tampan, bertubuh atletis menampakan senyumnya juga, kemudi
Andriek malah tersenyum."Gak mau apa-apa kok." "Terus... Ngapain Lo pegang wajah gue? Jangan bilang kalau Lo mau......." Keyla langsung menghentikan perkataannya. "Mau apa? Kamu pikir Aku bakalan cium kamu? Gak usah kepedean lah Aku cuma mau ngerasain muka kamu aja kok, Kira-kira udah berapa hari sih kamu gak ke beauty care?" "Lo ngeledekin gue?" Mata Keyla melotot dan bergegas bangun dari bantal empuknya. "Kemaren-kemaren di kasi uang gak mau, kasian juga sih sebenernya sama kamu, tapi...." "Tapi apa? Lo seneng sekarang karena nyokap bokap gue udah jatuh miskin. Iyakan?" "Gak juga sih." Andriek menjawab, sambil bangkit dari posisinya. "Gue gak butuh belas kasihan Lo! Selama gue bisa cari kerja, gue gak bakalan minta uang Lo kok!" Andriek tersenyum sinis."Kamu yakin bisa kerja sendiri? Mau kerja apa? Lalu biaya kuliah kamu gimana? Inget ya Kamu kuliah bukan karena dapat biaya siswa dan kuliah kamu itu semesternya mahal
Tok.... Tok.... Tok...Pintu terketuk."Andriek....Key. Kalian tidak makan?" Suara Mamah baru terdengar. Andriek menoleh pada pintu."Iya Mah sebentar lagi." Andriek yang jawab."Ya. Mamah tunggu di ruang makan ya." Ucapnya Mamah Nia kemudian dan Andriek mengiyakan saja.Beberapa menit kemudianMakan malam telah usai. Kali ini mereka berkumpul di ruang tengah sambil menonton acara televisi serta mengobrol apa saja. Akan tetapi, Keyla yang saat itu merasa kepalanya pusing segera meminta izin kepada semua orang bahwa dia ingin beristirahat duluan."Semuanya Key istirahat dulu ya. Lagian juga mata key udah ngantuk." Pamitnya pelan. Semuanya hanya memberikan jawaban yang sama yaitu menganggukan kepala. Mereka membicarakan banyak hal."Jadi, kamu akan bawa Key pulang besok Ndriek?" Tanya Mamah Nia datar sambil menatap menantunya dengan tatapan percaya."Iya Mah, Keyla jugakan musti ngelanjutin kuliahnya.""Ya sud
30 menit kemudian. Mereka sudah berpenampilan rapi, sarapan pagi juga sudah berakhir sejak beberapa menit yang lalu rasanya pagi ini begitu sangat berbeda. Entah apakah itu, Apakah bisa di bilang sebuah kebersamaan yang singkat? ya tentu saja. Mereka berdua akan memulai kehidupan mereka lagi. "Mah Key pergi dulu." Ucap gadis itu lirih sambil mendekap Mamahnya dengan sangat erat. "Iya... Hati-hati di jalan, Mamah akan selalu merindukanmu." Mamah Nia balas memeluknya sama eratnya, tanpa mereka sadari setetes kristal bening menjatuhi pipi mereka. Air mata itu mengalir tanpa permisi. Keyla merasa bahwa dekapan itu sangat menenangkan perasaannya sekarang dia baru sadar Mamah adalah segalanya. Tanpa Mamahnya mungkin sekarang dia tidak akan seperti ini, semua tampak berubah begitu saja. Pelukan itu silih bergantian pada Oma, pada Papahnya juga.Mungkin mereka rasa itu belum cukup. Keyla ataupun Andriek harus berpamitan walau hanya sekedar menjengguk Opanya di k
Malam telah datang fengan kegelapan yang ia punya, sunyi, hanya desiran angin yang terdengar serta suara jangkring yang berbisik-bisik penuh kenikmatan.Rumah mereka memang sedikit jauh dari kata keramaian, bukan tidak ada tetangga ataupun orang-orang yang lalu lalang, sebab malam itu benar-benar sunyi dan sepi. Langit yang kelam menampakan suasana suram di atas sana sepertinya hujan akan turun. Di dalam kamar yang kira-kira berukuran 2x2 meter. Keyla mengeluarkan beberapa buku panduannya yang sengaja akan dia pelajari untuk persiapan besok.Dan sementara Andriek sedang asyik dengan gadget di tangannya. Keyla memperhatikannya yang tengah tersenyum-senyum sendiri. Otaknya di penuhi tanda tanya aneh. Merasa ada yang mengganjal, Keyla langsung mendekatinya."Jujur sama gue." Ucapnya spontan."Jujur? Maksud kamu apa sih?"Keyla tak menjawab sambil mengambil tongkat Andriek dan mematahkannya."Key, Kamu apa-apaan sih?" Andriek buru-buru bangkit d
Keesokan harinya.Mereka sudah bangun pagi-pagi dan Andriek juga sudah membuat menu sarapan pagi yaitu roti bakar berselai susu. Roti bakar itu, dia susun rapi di atas meja dapur. Di kejauhan Keyla terus memperhatikannya berdiri, mematung sambil membawa buku dan tas kuliahnya. Menyadari bahwa ada yang memperhatikannya saat ini Andriek langsung menoleh padanya."Kenapa dari tadi berdiri terus? Gak ada niat buat bantuin ya?" Celetuknya datar."Ya. Kalau emang Lo butuh bantuan gue siap aja kok." Jawab Keyla dia pun melangkah mendekati Andriek."Sini biar gue aja yang bawa." Keyla merebut piring berisi makanan ringan dari tangan Andriek. Andriek membiarkannya saja. Matanya kini menatap pada wajah cantik Keyla.Tapi...Jujur saja dia ingin bukan Keyla yang menemaninya saat ini, tapi Angel. Keyla sudah meletakan piring itu dan duduk tanpa memperhatikan Andriek lagi. Dia sudah bersiap-siap untuk memulai sarapannya. Merekapun sarapan dalam keheningan.
"Tunggu."Keyla menghentikan langkahnya, tapi dia tidak mengatakan apapun.Pria itu mendekatinya. "Liat muka ku."Perintah Andriek kemudian.Keyla menjadi sedikit bingung.'Apa sih maksud Andriek?' Tapi keyla mematuhi saja perintah anehnya. Dia tatap betul-betul muka Andriek."Apa di muka Lo ada sesuatu?" Tanya Keyla masih bingung.Andriek tersenyum, dan senyum itu sangat manis. Keyla menjadi sedikit ragu untuk terus menatapnya, perasaannya menjadi bertambah sulit di mengerti, degup jantungnya pun berdetak tak beraturan. Dan ini adalah kedua kalinya, dia rasakan kepada seorang pria. Apakah dia jatuh cinta?"Gak ada. Terus kamu juga gak perlu naik angkot tapi Aku yang antar." Ujar Andriek, membuyarkan tanda tanya di hati Keyla. Lelaki berbaju merah itu langsung menggandeng tangannya keluar dan Andriek menghentikan langkah mereka di depan sebuah sepeda ontel bercat kuning."Sepeda? Lo dapat dari mana sepeda kayak beginian? Udah deh ga