Beranda / Urban / Menantu Super Kaya / Bab 111 - Bab 120

Semua Bab Menantu Super Kaya: Bab 111 - Bab 120

577 Bab

111. Identitas Terungkap

Special mention buat Bang Jon Tor dan Bang Kusut Betawi, juga pembaca lain yang berkenan mengikuti cerita sampai detik ini. Semoga, semuanya, dilapangkan rezekinya, senantiasa diberi kesehatan, dan terhindar dari segala musibah.Selamat membaca :) ...“Karpet ini hanya untuk tamu kehormatan. Kamu itu supir! Kamu tidak berhak menginjakkan kaki di karpet mewah ini!”“Dasar miskin tidak tahu diri!”“Tuan Kevin tidak mengundangmu datang. Kamu harusnya bersyukur karena Tuan Kevin memperbolehkan Anda masuk ke dalam hotel!”Begitu sampai di pintu hall utama hotel, Gerald dan Vio mencegat Davin lalu memukulnya sampai jatuh.Caci maki selalu dilontarkan pada orang yang dianggap miskin. Entah kenapa, tapi ini selalu tercetus dalam pikiran orang-orang kaya. Bahkan Melvin saja muak melihatnya!“Orang miskin tidak berhak masuk ke dalam hotel ini!” bentak Gerald.“Elu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-02
Baca selengkapnya

112. Menang Telak

Kevin hanya bisa ternganga. “Tu-tuan mu-muda ternyata ... a-aku tidak menyangka. Ini mimpi, kan? Ke-kenapa bisa se-se-seperti ini.” Terkejut karena Davin yang tadi dipukul Gerald ternyata orang terkaya di Asia sekaligus tamu kehormatan Hotel Rasdalima, Kevin ingin menangis. Dia ketakutan. Tubuhnya gemetar hebat sampai-sampai sekretaris pribadinya panik. “Maafkan saya karena lancang menyakiti Anda, Tuan,” ucap Kevin ketakutan. “Akan kumaafkan, tapi dengan beberapa syarat.” “Apapun itu akan saya lakukan,” balas Kevin. “Sebelum itu, mari kita bahas kesepakatan antara Hotel Rasdalima dan Nayama, aku tidak punya banyak waktu. Cepat keluarkan berkas yang harus aku tanda tangani!” Usai membahas akusisi saham hotel, Davin langsung menendang pipi kanan Kevin, dia masih kesal atas perlakuan Kevin saat hari lamaran. “Aku sudah muak melihat wajahmu. Dua bulan aku menahan emosi dan baru kali ini aku bisa meluapkannya! Ini, untuk pembalasan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-02
Baca selengkapnya

113. Empat Miliar

Malam itu juga, Greg berangkat sendirian menuju apartemen mewah milik anak buah Prima.Bagi pria kekar itu, mengajak anak buah sama halnya menghambat misi. Anak buah sungguh merepotkan, apalagi jika mereka bergerak tidak sesuai rencana awal.“Membunuh ajudan orang kaya, hahaha, bukan hal sulit bagiku. Aku sudah biasa melakukannya sejak remaja. Tenang, kamu menyewa orang yang tepat,” kata Greg di telepon kala itu.Selain menjabat sebagai petinggi Serigala Merah, pria berjuluk ‘Tangan Neraka’ ini merupakan mantan pembunuh bayaran paling ditakuti di Indonesia.Dulu, waktu masih muda, menyewa jasa Greg adalah dambaan tiap mafia dan miliarder yang ingin mematikan musuh-musuh mereka.Greg selalu menjalankan misi dengan sempurna, bahkan bisa dibilang, cara dia membunuh selalu perfek tanpa ada celah, tanpa meninggalkan bekas. Seolah pembunuhan itu merupakan kasus bunuh diri karena depresi, atau efek konsumsi obat-obatan.Tapi
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-03
Baca selengkapnya

114. Andre Menolak Dimintai Bantuan

“Tuan Davin, salah satu petinggi Serigala Merah nampak mencurigakan. Saya khawatir akan keadaan Anda,  apalagi malam ini kepolisian sedang melaksanakan misi menangkap salah satu mafia obat-obatan di daerah puncak.”“Dari mana kamu dapat informasi ini?”“Salah seorang mata-mata memberitahu saya. Greg, yang pastinya Anda sudah kenal, sedang dalam perjalanan menuju Cliff Inna, malam ini. Saya curiga dia berencana melukai Anda, Tuan Muda.”“Baiklah, Boris, aku berterima kasih karena kamu telah memberitahu. Oh iya, aku minta, jangan kirimBoris menutup telepon. Nafasnya masih terengah-engah. Dia tahu segalanya tentang Greg, lelaki berbadan kekar yang tidak takut melawan hukum pemerintah.Baru saja Boris dan dua anak buahnya dikejar dua mobil sedan yang mungkin dikendarai oleh anak buah Greg atau anggota Serigala Merah yang lain. Dia bersembunyi di dekat tempat daur ulang sampah plastik, lalu menghubungi Dav
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-03
Baca selengkapnya

115. Dua Perampok Bodoh

Brak!“Serahkan uang kalian!?”Semua pelanggan terperangah, termasuk Melvin dan Davin.Mereka diminta berbaring tengkurap dengan wajah menghadap lantai, tangan disilangkan ke punggung, serta mengeluarkan seluruh senjata yang dibawa, sebagai bukti, mereka tidak berani melawan.Penjaga kasir ketakutan saat ditodong sebuah shotgun kaliber 9,22 mili. Dia membuka laci dan menyerahkan seonggok uang yang ada di sana.Manajer restoran, yang waktu itu sedang duduk diskusi dengan supervisior, gemetar sampai kencing di celana. Dia coba menelepon sekuriti, tapi sang supervisior menepuk pundaknya, menunjuk jendela luar.Dua sekuriti paruh baya yang berjaga di depan, tumbang oleh dua lelaki bertopeng itu. Perut mereka bersimpuh darah. Bisa ditebak, keduanya mati karena tusukan pisau atau benda tajam lain.“Menyamar,” lirih Melvin, dia mulai curiga, pakaian yang dipakai dua perampok itu mirip seperti pakaian yang sering dipak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-03
Baca selengkapnya

116. Rencana Berhasil

Dan, benar saja, dengan pancingan kaleng sarden bekas sambil pura-pura lari kencang, menimbulkan suara derapan, si perampok melesatkan tembakan demi tembakan ke arah ruangan kosong.Dyar!Dyar!Dyar!Tombak rompal karena shotgun si perampok.Suara tembakan itu sangat keras sampai terdengar lima puluh meter jauhnya.Melvin, yang memanfaatkan kesempatan itu, naik ke dinding atas kamar mandi, loncat jauh agar bisa memukul kepala perampok tersebut dengan pinggiran telapak tangannya.Ptak!Perampok itu tidak langsung tumbang.Melvin meneguk ludah, dia bisa terbunuh dalam hitungan detik. Tembakan si perampok makin acak-acakan karena dia menderita rasa sakit di leher kiri.“Aku mohon, jangan sampai terbunuh oleh senapan itu!” Davin mengerang, lalu mengintip ke lorong kamar mandi.Begitu si perampok ber-shotgun tumbang, Melvin langsung berdiri. Jantungnya berdegup kencang. Dia memeluk Davin dan menitikk
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-03
Baca selengkapnya

117. Satu Lawan Satu

“Katakan siapa sebenarnya kalian!” Davin membentak, suaranya terdengar sampai ke jalan raya, juga semak-semak tempat bersembunyinya pelanggan nakal. Mereka terkejut mendengar bentakan Davin.Toro, anggota yang tadi membawa shotgun, ditampar sampai sadar. Dia diinterogasi, dimintai informasi tentang rencana penyerangan Greg.Pria itu tidak bersuara, membuat Melvin dan Davin jengkel.“Jangan bungkam atau kukuliti lengan dan kakimu!” Melvin mengambil pisau yang ada di saku belakangnya.“Aku sudah bersumpah, tidak akan pernah membocorkan rahasia kami!” Toro tidak mau membocorkannya, meski taruhannya nyawa.“Dasar tidak sayang nyawa!”Davin mengambil pisau di tangan Melvin, lalu menyayat kaki perampok tersebut. Toro berteriak kesakitan, kakinya dilukai oleh Davin.“Jangan memancing iblis dalam tubuhku! Aku memang Tuan Muda, tapi aku bisa lebih kejam dari pembunuh bayaran! Aku tak segan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-04
Baca selengkapnya

118. Kehebohan Publik

“Aku tahu siapa tuanmu,” ujar Davin pada Greg.“Kami orang Serigala Merah tidak pernah memiliki Tuan, tidak pula majikan. Kami bekerja atas kemauan kami sendiri, juga, dengan cara kami sendiri. Ada uang, kami bergerak. Tidak ada uang, kami tidak mau melakukan pekerjaan. Semakin banyak harta, semakin nyaman pula hidup di dunia.”“Bohong! Aku sudah tahu seluk beluk Serigala Merah, termasuk ketuamu yang dijuluki Mr. J!”“Hahaha ... intel Nayama memang tidak bisa disepelekan, belum lagi, kamu punya Andre, petinggi militer paling dihormati di negeri ini. Bahkan, presiden saja menuruti semua keinginannya.”Davin tidak memperdulikan bualan itu, dia langsung mencecar Greg dengan beberapa pertanyaan.“Siapa yang menyuruhmu? Kalau orientasimu itu harta, berapa juga uang yang mereka berikan padamu? Katakan nominalnya, aku bisa membayarmu lebih!”“Cleaning service sepertimu tidak akan mam
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-04
Baca selengkapnya

119. Sekarat

Andre menelepon sembari menunggu pilot pribadinya di bandara Istanbul.Dia merasa bersalah.Bukannya melindungi Davin di saat-saat bahaya, Andre malah menghadiri pertemuan dadakan. Baru pukul sepuluh tadi dia ditelepon Jenderal Zhang Ze dari pihak militer Tiongkok, diminta datang ke pertemuan rahasia militer dunia.dia khawatir, apa Davin baik-baik saja atau tidak. Dia, saat ini, sedang dalam perjalanan menghadiri rapat darurat di Yakutsk, Rusia, dan sedang transit di bandara Istanbul.Tidak mungkin dia tiba-tiba pulang tanpa memberitahu tamu-tamu lain. Lebih-lebih, nama Andre sudah dikenal baik oleh petinggi militer dunia.“Aku minta maaf, Melvin, aku tidak bisa datang membantunya. Aku mohon padamu, tolong jaga Melvin, jangan sampai dia terluka,” pinta Andre, sebelum mengakhiri perbincangan.“Tuan Andre tenang saja, Tuan Muda adalah pemilik sabuk hitam dan dinobatkan sebagai murid terbaik di perguruan. Tuan Muda pasti paha
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-04
Baca selengkapnya

120. Lisa Dibuat Menangis

“Bagaimana keadaan Tuan Davin, Dok? Aku mohon, sembuhkan dia! Lakukan apapun yang terbaik untuk Tuan Davin! Jika perlu, aku bisa mendatangkan alat-alat canggih dari luar negeri agar Tuan Davin bisa diselamatkan!”Melvin bertanya ke Dokter Nathan, wajahnya nampak panik, dia terlampau cemas. Tadi, darahnya mengucur sangat deras. Orang biasa pasti sudah koma dan butuh pendonoran darah.“Tenang, dia tidak apa-apa. Kita hanya perlu menunggu bebe-”Belum sempat Dokter Nathan menyelesaikan ucapannya, terdengar suara rintihan dari atas ranjang.“Dokter...”“Ahh...”“Tuan jangan banyak bergerak. Luka di bahu kiri Anda belum sepenuhnya pulih. Butuh setidaknya enam jam agar efek samping dari bius spray tadi bisa netral.” Dokter Nathan langsung menahan Davin.“Bius spray?”“Iya, Melvin yang menyemprotkan bius itu pada Anda dan menjahit luka di bahu kiri Anda.&rdq
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
58
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status