Home / Urban / Menantu Super Kaya / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Menantu Super Kaya: Chapter 101 - Chapter 110

577 Chapters

101. Pelatuk Ditekan

Posisi Melvin ketahuan!Melvin sigap menotok leher si penjaga hingga dia pingsan. Melvin mengambil pistol dan menembaki tiga penjaga yang tersisa. Suara tembakan membuat alarm kapal berbunyi.“Kenapa ada sirine di sini?” umpat Melvin, dia kesal karena tidak lebih dulu mengidentifikasi ruangan.Melvin merogoh saku salah satu penjaga dan mengambil satu grendel kunci. Melvin membuka ruangan yang ada di pojok dek bawah dan mendapati Lisa duduk dengan tangan dan kaki terikat.Lisa berontak ketika melihat Melvin, tapi Melvin berusaha menenangkannya.“Saya di pihak Anda, Nona, tolong jangan persulit saya! Saya ingin membebaskan Anda,” halus Melvin, dia mendekati Lisa perlahan sembari memosisikan tangan di depan bibir.Melvin melepas ikatan yang melilit tangan dan kaki Lisa.“Jangan bergerak!” Lisa masih ketakutan. Dia belum sepenuhnya percaya kalau Melvin berniat menolongnya. Tangan gadis itu bergerak cepa
last updateLast Updated : 2021-12-31
Read more

102. Merogoh Kocek Dalam

Melvin masih memejamkan matanya. Apakah dia sudah mati? Tapi kenapa tidak sakit?Perlahan dia membuka mata dan mendapati jasad Heri tengah terbaring dengan darah mengalir deras dari kepalanya.“Si-siapa yang melakukan itu?”“Apa Heri mati dengan sendirinya? Atau lelaki itu bunuh diri karena rasa bersalah?”Karena penasaran, Melvin menoleh ke kanan, melihat Lisa menitikkan air mata. Pistol yang tadi ditodongkan ke arah Melvin, digunakan untuk menembak Heri, tepat di kepalanya.Melvin berterima kasih pada Lisa.Jika tidak, dia pasti mati terkena tembakan. Setelah membalut luka di bahu kanannya, Melvin mengajak Lisa naik ke lantai atas kapal.Ternyata Davin sudah menunggu di sana. Baju dan tubuhnya berlumuran darah. Rambutnya awut-awutan, seperti orang habis tersambar petir.Lisa lari memeluk Davin, lantas menanyakan kondisinya.“Aku tidak apa-apa, bagaimana denganmu?” Davin tanya balik.
last updateLast Updated : 2021-12-31
Read more

103. Mendatangi Villa Lisa

Satu minggu setelah insiden itu, Davin pergi ke rumah Lisa untuk minta maaf secara personal. Dia datang menggunakan pakaian biasa dan mobil sedan jadul yang dia bawa dari tempat tinggal Boris.Sengaja Davin berangkat tanpa lebih dulu mengabari Lisa.Baru menginjakkan kaki di depan gerbang mewah villa keluarga Setiawan, petugas keamanan langsung mencegat Davin karena dia menggunakan pakaian seadanya.Beruntung, waktu itu Lisa sedang merapikan bunga-bunga di taman villa. Dia melihat Davin dari jauh, lalu lari mendatangi pria itu.“Pak Darmawan, tolong biarkan dia masuk,” kata Lisa.“Lho, Nona kenal pria dekil ini?”“Ngawur! Bapak tidak tahu siapa sebenarnya pria itu. Bapak jangan seenak hati ngeledek orang dari penampilan luar. Kalau Papa tahu Bapak ngelakuin ini, Bapak bisa dipecat!”“Ma-maaf, Non.”Lisa mempersilakan Davin masuk, dengan syarat, mobil sedan itu diparkir di luar saj
last updateLast Updated : 2021-12-31
Read more

104. Kebencian Yudhis Setiawan

Lisa melakukan pembelaan.“Papa, dia bukan pembunuh, aku saksi mata kejadian itu. Berita yang beredar di kalangan Klan Emas, semua sudah direkayasa. Papa hanya salah paham. Davin bukan seperti orang yang Papa pikir-”“Diam, Lisa, Papa ngelakuin ini karena Papa sayang sama kamu!”“Tapi, Papa, dia yang sudah menyelamatkanku...”“Ahh, sudah berapa kali Papa bilang, itu hanya rekayasa belaka. Dia ingin mencelakaimu dan pura-pura datang sebagai pahlawan! Cepat masuk atau mamamu akan marah!”Lisa tidak berkata apa-apa. Dia berbalik badan dan berjalan masuk ke rumah mewahnya. Hatinya remuk, apalagi melihat Davin diusir oleh papa kandungnya sendiri.Davin sedih mengetahuinya. Tapi bagaimana lagi, dia harus menerima akibatnya. Semua anggota Klan Emas tahu dalang di balik penculikan Lisa, lantas menuduh Davin sebagai biang kerok sekaligus sumber marabahaya.“Sekarang kamu mau apa? Cepat perg
last updateLast Updated : 2021-12-31
Read more

105. Rencana Busuk Lain

Davin sungguh beruntung. Dia kebetulan Lisa sedang makan siang bersama dua teman dekatnya.Davin langsung duduk di hadapan Lisa, tapi perempuan itu menghindar begitu saja. Davin mengikuti ke mana Lisa pergi, tapi Lisa terus menghindar seakan Davin adalah parasit baginya.“Ngapain sih ngikutin aku mulu?” sergah Lisa yang risih melihat kelakuan Davin.“Kamu kenapa, Lis? Sikapmu berubah drastis, nggak seperti biasanya. Apa yang buat kamu jadi seperti ini?”“Masih tanya? Papa sudah jelasin ke kamu, kan? Kalo kamu punya otak, harusnya kamu paham apa yang harus kamu lakuin. Pergi, jangan deketin aku lagi! Dasar sumber sial, pembawa bencana!”“Ta-tapi, Lis...”“Aku benci sama kamu!”Davin cepat meraih tangan Lisa sebelum perempuan itu pergi.Lisa menoleh, matanya berkaca-kaca. Hati kecilnya tidak mau memperlakukan Davin layaknya orang yang harus dibenci. Dia seakan terpaksa m
last updateLast Updated : 2021-12-31
Read more

106. Aku Mohon, Lis

Terlepas dari ancaman pembunuhan Greg, rencana yang disusun Prima dan Vio berjalan lancar. Namun, mereka terkendala masalah keamanan.Greg memastikan rencana pembunuhan itu terwujud minggu depan.Prima yang tak mau menunggu, sempat mengancam Greg, tapi Greg kembali memperingatkan Prima karena kelakuannya yang terlampau kasar.“Kami, orang-orang Serigala Merah, memiliki kuasa penuh mengawasi seluruh bisnis dunia bawah Asia. Kau boleh membeli jasa kami, tapi jangan sekali-kali mengatur kami! Serigala Merah bisa menghancurkan keluargamu dalam sekejap!”Prima dan Vio hanya bisa menunduk, mereka membenarkan ucapan Greg.Di sisi lain, Davin yang sudah diminta Lisa menjauh, tidak mau pulang lebih dulu dari kampus. Dia membasahi muka dan rambut, semata untuk meredam amarah yang semakin memuncak.Ingin minta maaf empat mata kepada Lisa untuk meredam rasa bersalahnya, Davin menyempatkan diri, menunggu di depan kelas Lisa, meski hari ini di
last updateLast Updated : 2022-01-01
Read more

107. Telepon Dari Tuan Besar

Tangis Lisa pecah dan menyita perhatian para mahasiswa.Davin mengusap air mata itu dengan jemarinya. Yang membuat mereka kagum, Lisa tidak menolak tawaran Davin dan membiarkan lelaki itu mengusap air matanya.“Ihh beruntung kali dia bisa mengusap air mata Lisa! Dasar buaya sialan, miskin, gembel, berani-beraninya dia menyentuh bidadari kampus kita!”“Sebentar lagi Davin dibenci mahasiswa satu kampus karena berani menyentuh bidadari kebanggaan kampus! Dia harus diberi pelajaran!”“Lancang sekali menyentuh ratu kami! Lihat saja, asosiasi mahasiswa akan memviralkan kejadian ini dan berita Davin pasti jadi trending topik majalah kampus.”Mahasiswa laki-laki kesal terhadap kelakuan Davin.Mereka tidak rela Lisa mendapat laki-laki seperti Davin yang reputasi keluarganya masih belum diketahui. Semua mahasiswi pun sama, mereka cemburu pada Lisa karena berhasil merebut hati Davin.Hari patah hati Nasional t
last updateLast Updated : 2022-01-01
Read more

108. Hotel Rasdalima

Melvin berkali-kali menghubungi Davin, tapi tidak ada jawaban.Sebelum menutup telepon, Davin tadi sempat cerita jika dia sedang dalam fase titik rendah, yang mana, itu membuat Melvin khawatir.Baru beberapa langkah meninggalkan koridor, Melvin melihat mobil Lamborghini merah parkir di depan lobby utama.Ternyata terlambatnya Davin dikarenakan dia ganti mobil lebih dulu dan tidak langsung datang ke hotel Rasdalima.Melvin lari dan membuka pintu mobil Davin tepat di depan lobby hotel. Meski mobilnya bagus, Davin tidak ganti pakaian: tetap memakai celana jeans dan kemeja lengan panjang yang tadi dia pakai berangkat ke kampus.“Saya khawatir Anda tidak segera sampai di hotel Rasdalima,” sambut Melvin.“Enggak, cuma masalah kecil, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”“Syukurlah, saya ikut senang mendengarnya.”“Tumben hari ini formal sekali? Abis kesamber apa kamu?” Davin coba mencair
last updateLast Updated : 2022-01-02
Read more

109. Melvin Tahu Kebenaran Cerita Itu

Kevin bertingkah sangat sopan di hadapan Melvin.Padahal, jika dia tahu Davin adalah tuan muda yang asli, ada kemungkinan Kevin meragukan hal tersebut.Pasalnya, saat melamar Claudia dulu, Davin masih dicap sebagai cleaning service miskin yang hidup menumpang di bawah alur kekuasaan Keluarga Latusia. Cap miskin Davin tidak pernah hilang dari benak mereka.“Baiklah jika itu yang Anda inginkan, saya tidak memaksa. Saya sudah mengabari bahwa Tuan Muda sedikit terlambat, mungkin sekitar lima belas menit.” Melvin coba menjawabnya, se-resmi mungkin.“Tidak masalah, Tuan Melvin, saya malah berterima kasih karena Tuan Muda menyempatkan hadir di hotel saya yang tidak seberapa.”“Memang, hotelmu tidak seberapa dibanding hotel Lunar atau Luminor,” batin Melvin, sembari menunjukkan ekspresi jijik.Pura-pura ponselnya berdering, Melvin memanfaatkan kesempatan ini untuk pamit. Dia muak melihat muka Kevin. “Kalau b
last updateLast Updated : 2022-01-02
Read more

110. Stop!

“Ssst...”Davin cepat-cepat menutup mulut Melvin dengan telunjuknya, berharap, orang-orang di sekitar mereka tidak mendengar perbincangan itu.Identitas Melvin sendiri tidak diketahui publik karena pria itu mengenakan kacamata hitam dan topi baseball. Bisa barabe kalau Melvin diketahui orang-orang di sekitar Mall Unidarma, banyak yang minta foto selfie, atau bahkan jadi wartawan dadakan.“Maaf, Tuan... jadi Tuan ingin membalas dendam pada Keluarga Latusia?” Melvin bertanya halus, lirih, tepat di kuping kiri Davin.“Exactly,” sergah Davin, dia bersemangat mendengar hal itu.“Sekarang saatnya membalas perbuatan Kevin, tapi aku rasa, tidak elok membalas Kevin dengan memperlihatkan bahwa aku adalah Tuan Muda Nayama. Aku ingin menyiksanya lebih dulu. Agar rencanaku sukses, aku tidak boleh terlihat mencolok saat sampai di Hotel Rasdalima.”“Hmm, tunggu, saya kurang paham dengan rencana Tuan.&rd
last updateLast Updated : 2022-01-02
Read more
PREV
1
...
910111213
...
58
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status