“Bagaimana keadaan Tuan Davin, Dok? Aku mohon, sembuhkan dia! Lakukan apapun yang terbaik untuk Tuan Davin! Jika perlu, aku bisa mendatangkan alat-alat canggih dari luar negeri agar Tuan Davin bisa diselamatkan!”
Melvin bertanya ke Dokter Nathan, wajahnya nampak panik, dia terlampau cemas. Tadi, darahnya mengucur sangat deras. Orang biasa pasti sudah koma dan butuh pendonoran darah.
“Tenang, dia tidak apa-apa. Kita hanya perlu menunggu bebe-”
Belum sempat Dokter Nathan menyelesaikan ucapannya, terdengar suara rintihan dari atas ranjang.
“Dokter...”
“Ahh...”
“Tuan jangan banyak bergerak. Luka di bahu kiri Anda belum sepenuhnya pulih. Butuh setidaknya enam jam agar efek samping dari bius spray tadi bisa netral.” Dokter Nathan langsung menahan Davin.
“Bius spray?”
“Iya, Melvin yang menyemprotkan bius itu pada Anda dan menjahit luka di bahu kiri Anda.&rdq
Hari esok tiba. Melvin, Andre, dan Boris tidak lagi khawatir akan keselamatan Davin, lebih-lebih, ruang rahasia taman, tempat disekapnya Greg, dijaga oleh pasukan khusus anak buah Andre. Mungkin, bahaya tetap saja mengancam, di manapun dan kapanpun. Tapi setidaknya, satu di antara sumber bahaya sudah diamankan. Penjagaan ketat di villa Phoenix, di villa Tuan Besar Juta, dan tempat-tempat strategis seperti Nayama Accent atau Armlet Mordiggan, tidak lagi diterapkan. Semua kembali seperti semula, tak terkecuali Davin. Hari ini dia rindu suasana kampus. Tentu, niat sebenarnya ke kampus bukan untuk belajar, tapi menemui Lisa. Rasa rindu sudah membuncah. Meski ditolak berkali-kali, bahkan sempat diusir karena Lisa lebih membela orang tuanya, Davin tidak secepat itu menyerah. “Nggak butuh pengawalan, kan?” Melvin memainkan pulpen dengan jemarinya. “Santai aja. Toh, ancaman paling besar, udah diringkus. Sekarang tinggal berjaga.” “Oke,
Lisa, yang kemarin menangis tersedu-sedu setelah diberitahu Prima bahwa Davin sudah mati, llangsung lari dan memeluk Davin dari belakang. Lisa sesenggukan, dia khawatir akan keadaan Davin. Ternyata, kertas kecil yang kemarin diberi Prima, berisi serpihan bukti kesepakatan hitam di atas putih, bahwa dia bekerja sama dengan mafia Serigala Merah untuk membunuh Davin dan Melvin. Wajar dia tekrejut, syok, lalu menangis sejadi-jadinya. Pria yang dia sayangi akan dibunuh. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Dia belum siap kehilangan Davin. Tapi hari ini merupakan salah satu hari paling bahagia dalam kehidupan Lisa, dia melihat Davin, dengan mata kepalanya sendiri. Tangis pecah, Lisa tenggelam dalam pelukan. “Dari mana saja kamu? Kamis kemarin kamu nggak masuk kuliah, aku khawatir tau! Belum lagi, tersiar kabar burung, kamu diincer pembunuh bayaran la, diincer ini la, itu la...” “Tolong lepaskan...” Davin bertingkah dingin. Sebenarnya, dia bahag
Prak!Satu bogeman melayang, tepat mengenai pipi kiri Greg hingga membuatnya tersungkur dari kursi. Tangan dan kakinya terikat. Wajahnya babak belur. Mirisnya, badan Greg makin kurus karena seharian hanya diberi minum air mineral.“Katakan siapa yang menyuruhmu!” bentak Melvin.“Hah, apa nggak bosan membentakku dengan ratusan kalimat yang sama setiap hari? Pagi, siang, malam, yang kamu tanyakan hanya itu dan itu. Cuih... aku tidak akan pernah memberitahukanmu! Orang sepertiku pantang membuka rahasia kesepakatan!”“Cepat katakan!”Greg kembali meludah, kali ini mengenai celana Melvin dan membuatnya murka. Melvin mengangkat kakinya dan melakukan tendangan hunus tepat di dagu Greg.Pruak!Tendangannya membuat Greg terjungkal dari kursi. Dua tangannya yang terikat di belakang, ketindih badan sekaligus kayu kursi. Dia berteriak sangat keras, tapi nampaknya, tak seorang pun bisa mendengar teriakan itu.
“Kamu tidak bisa mengelak, bukti sudah ada di tangan. Kalau kesepakatan ini aku sebar di Klan Emas dan seluruh cabang Nayama, bukan hanya kamu yang terancam mati, tapi Prima, Heri, juga Mr. J, ketuamu!”Jikalau Davin menampar Greg dengan serpihan kontrak, maka Davin melakukan hal yang sama, menampar muka Greg dengan kartu hitam bersepuhkan emas, kebanggaan Nayama.Plak!Plak!Greg terkejut bukan main. Ternyata yang dilawannya adalah Tuan Muda Nayama. Dia awalnya ragu, apakah Davin merupakan Tuan Muda Nayama yang asli atau tidak. Dan, sekarang, dia baru sadar, salah memilih lawan.“Ma-maafkan saya... saya tidak tahu jika Anda adalah Tuan Muda Nayama ... saya minta maaf, Tuan, saya janji tidak akan mengulanginya lagi. Tolong ampuni saya ... tolong jangan bunuh saya!”Greg seolah membuat air mata palsu. Dia coba memohon, bahkan, kalau bisa, dia rela pura-pura sujud di hadapan Davin untuk mendapat ampunan dan keringanan s
Lima hari berlalu.Selama lima hari itu pula, Levy, diberi tugas khusus mengawasi Greg, untuk membuktikan, apa benar Greg memburu Prima atau tidak.Dari sini, muncul persoalan lain.Menurut informasi dari beberapa mata-mata Boris, Prima masih berkeliaran di sekitar ibukota. Greg tidak menjalankan kesepakatan awalnya dengan Davin. Dalam kata lain, dia berhianat.Ini aneh, harusnya Prima sudah mati dibunuh Greg, tapi kenapa Boris membawa informasi semacam itu. Mengetahui hal tersebut, membuat Davin murka, tapi, dia tidak bisa meluapkannya langsung.Hari ini, dia ada pertemuan penting bersama salah satu anggota keluarga Setiawan untuk membahas kerja sama di bidang mekanik.Pertemuan itu diadakan di Hotel Aghanim, sebuah hotel mewah bernuansa Jepang.Tuan Besar Juta sedang berhalangan hadir karena harus mendampingi tamu istimewa asal Taiwan, partner kerja sama Armlet Mordiggan di bidang telekomunikasi.Melvin menemui Davin dan menyampaikan
Melvin, naik ke ruang perapian untuk menelepon Andre, memberitahu informasi dari Levy bahwa Greg mencari perlindungan ke mafia yang lebih besar : Lone Werewolf.“Aku naik dulu ya ... beritahu aku jika ada hal yang harus dibicarakan,” kata Melvin.“Mau ke mana?”“Naik ke lantai empat, merebahkan badan di dekat perapian.” Melvin sengaja melontarkan alasan seperti itu, hanya agar Davin tidak curiga apa yang dia lakukan.“Oh iya, jangan lupa, nanti di atas, hubungi Kuncoro atau petugas keamanan Phoenix. Suruh mereka pasang CCTV baru di sekitar pintu masuk Heaven Garden.”Melvin terkejut, kenapa Davin tiba-tiba meminta hal aneh. “Alasannya?”“Memang, yang berurusan dengan Greg adalah Nayama. Tapi, Vin, komplek Heaven Garden dihuni beberapa miliarder kaya di Indonesia, bahkan di Asia. Okelah kalau memang Serigala Merah tidak menuntut balas atas ancaman kita kepada Greg, tapi kalau m
Davin bersiap menuju bandara karena waktu sudah menunjukkan pukul satu siang. Dia harus tiba tiga puluh menit sebelumnya karena harus menyelesaikan admininstrasi kartu VVIP baru, sekaligus membayar bahan bakar avtur selama 5 tahun ke depan.Sebelum berangkat, Lisa sempat meneleponnya dan mengatakan jika papanya sangat antusias bertemu dengan perwakilan dari Nayama.Di balik ucapan itu, ada kesedihan mendalam.Lisa takut, ekspektasi papanya, tiba-tiba rusak begitu tahu Davin lah pewaris tunggal semua kekayaan Nayama, lebih-lebih, setelah papa Lisa mencemooh Davin habis-habisan, bahkan sempat menyuruh petugas keamanan mengusir lelaki itu.Melvin curiga, tidak mungkin Lisa mengatakan hal itu pada Davin, tanpa memiliki niat khusus, atau permintaan yang sudah dia tahan selama beberapa hari.Sekedar memberitahu Davin jika papanya antusias? Sepertinya tidak.“Tuan, sudah pukul satu, mari kita berangkat,” ajak Melvin, dia takut Davin ter
“Tuan, pilot pribadi Nayama sudah menunggu, sebentar lagi kita berangkat,” ajak Melvin, dia baru kembali dari meja petinggi bandara.Davin langsung menoleh ke arah Melvin, tanpa sedikitpun memperdulikan Lisa.“Tolong...” Lisa menggapai tangan Davin dan hampir bersimpuh di kakinya.“Mohon maaf, Lisa, aku tidak bisa melakukannya. Itu bertentangan dengan profesionalitas kerja. Jika aku tidak mengaku, lantas siapa yang akan memimpin diskusi?”“Aku mohon...” Lisa kembali berlutut hingga membuat Davin iba, apalagi, mata gadis itu terlihat tulus, berkaca-kaca.Davin memeluk Lisa dan mengatakan jika papanya akan baik-baik saja. Sejenak, dia mengelus rambut pirang Lisa, mengecup keningnya, lalu mendudukkan gadis itu di sebuah kursi kecil dekat toko roti terkenal di bandara.“Tidak perlu menangis, air matamu terlalu berharga. Aku hargai usahamu datang ke sini. Masalah papamu, aku bisa mengaturnya n
Beberapa orang tua tampak menitikkan air mata dari kejauhan. Mereka tidak menyangka jika pemimpin muda ini akan begitu rendah hati. Seperti padi, semakin berisi semakin menunduk, begitulah cerminan Davin kali ini. Menerima mahkota puncak jabatan Edinburgh tidak membuatnya besar kepala dan malah menjadikannya lebih dewasa dan lebih berhati-hati lagi dalam mengambil keputusan. “Terakhir, istana akan dibebaskan bagi siapa saja yang ingin mengadukan keluhan. “Bagi yang rumahnya jauh, silakan bisa mneulis surat atau pesan singkat dan sampaikan ke pos polisi terdekat. “Jika sudah tiga kali menulis dan tidak ada laporan surat masuk ke istana, maka saya tidak segan-segan untuk memecat seluruh anggota polisi yang bertugas di pos tersebut. “Kenyamanan dan kesejahteraan kalian adalah tanggung jawab kami. Semoga berkesan...” Tidak lama kemudian, Melvin berlari menuju Davin dan membuat kerumunan warga Edinburgh bergidik heran. Saat Davin mengangkat telepon, wajahnya langsung berubah pucat d
Pagi berganti siang.Sepuluh menit lagi adalah pelantikan Davin sebagai Duke of Edinburgh dan pewaris seluruh harta kekayaan Nayama. Tentu, ini hari yang sangat istimewa baginya, juga bagi pebisnis di seluruh dunia. Hari di mana orang-orang yang percaya bahwa Davin adalah penyelamat Nayama, menangis bahagia begitu tahu, Davin tidak benar-benar meninggal karena insiden ledakan itu.Tapi, Davin merasakan kesedihan mendalam kala Lisa tidak bisa menyaksikan langsung pelantikan ini karena usia kandungannya yang sudah mencapai 9 bulan. Padahal, ini adalah salah satu momen terbaik yang bisa mereka berdua buat.Dengan terpaksa, Nessa dan Madame Anneth ikut menemani ratu kecantikan Edinburgh itu di kamar khusus yang ditangani oleh para perawat kandungan terbaik di Edinburgh.Davin sengaja memilih rumah sakit dimana dokter bersalinnya adalah perempuan. Baginya, setiap inchi tubuh Lisa harus dijaga, tidak terkecuali dengan alasan kesehatan.Entah posesif atau apa, tapi suami seperti itu menandak
Ledakan di bandara Glasgow memang menjadi pukulan telak bagi pemerintahan Skotlandia. Belum lagi, tiga dari keseluruhan korban adalah orang-orang penting Edinburgh.Davin, Melvin, dan Harley segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan khusus karena seluruh tubuh mereka mengalami luka bakar serius.Greg mendapat perintah khusus untuk tetap bungkam dan diterbangkan menuju California oleh Prince Eiduart karena dia adalah satu-satunya saksi mata yang selamat dari ledakan di bandara.Sementara Paul, jasadnya sudah menjadi abu dan dimakamkan di dekat makam istrinya yang ada di pedalaman Blackford.Berita itu terus menjadi trending topic hingga dua minggu ke depan. Sementara wartawan yang ingin mencari tahu tentang kondisi Davin, mereka dicekal mentah-mentah karena telah melanggar undang-undang privasi.Prince Eiduart tak henti-hentinya menitikkan air mata begitu pulang dari Prancis. Claire pingsan seketika melihat Davin yang terbaring lemah dengan tubuh yang hampir dipenuhi
Di rumah sakit, banyak pihak menunggu kedatangan seorang lelaki. Tak lama, lelaki itu datang dengan pakaian biasa, celana hitam levis dan kaos putih oblong. Dia menggunakan sepatu dan jam tangan bermerk, terlalu mahal untuk ukuran orang biasa.Baru menginjakkan kaki di lantai lima rumah sakit, lelaki itu disambut senyuman oleh sahabat lamanya. Mereka lalu saling jabat tangan dan tukar peluk. Kerinduan yang selama ini membuncah, akhirnya bisa dilepaskan.“Tunggu di sini, biar aku saja yang masuk,” kata lelaki itu.Davin menyuruh Melvin menunggu di luar ruangan. Pria itu menoleh ke kanan-kiri, memastikan keadaan kosong. Dia lantas masuk ke ruangan dengan gambar violet merah di bagian tengah pintu. “Bagaimana keadaanmu sekarang? Apa sudah mulai membaik?”Seorang perempuan yang dijagai tiga temannya sedang berbaring lemah dengan selimut putih garis abu-abu khas rumah sakit.“Syukurlah, Tuan. Perutku sudah mulai enak dan mualnya tidak terasa lagi.”“Turut bahagia mendengarnya,” balas Davin
TERJADI LEDAKAN BESAR DI BANDARA MUNCHEN!BANYAK KORBAN JIWA DENGAN LUKA BAKAR!KORBAN SEMENTARA ADA 70 ORANG DAN HAMPIR SEMUANYA BELUM BISA DIIDENTIFIKASI KARENA DAMPAK LEDAKAN YANG BEGITU DAHSYAT!Media-media dunia dihebohkan dengan kejadian itu.Pasalnya, ledakan tidak hanya mengenai anggota mafia kelas kakap yang mengatasnamakan diri mereka sebagai Lone Werewolf, tapi juga berimbas pada Davin, Tuan Muda Nayama sekaligus Pangeran Edinburgh yang namanya dikenal di seluruh dunia.Istana sempat sesak oleh wartawan yang menanyai Prince Eiduart tentang kabar Davin, tapi semua memilih bungkam.Melvin, Lisa, dan Andre yang sedang meninjau tempat kejadian perkara pun tak luput dari sorotan wartawan. Cercaan demi cercaan terus dilontarkan. Meski tak ada satu pun yang dijawab, wartawan itu serasa tak capek menanyakan satu hal sama.“Bagaimana Davin?”Hanya itu, tak lebih.Ketika satu wartawan sudah lelah berdiri dan bertanya, namun tak kunjung mendapat jawaban pasti dari pihak Nayama, wartaw
Di Glasgow, perubahan cuaca dan suhu udara tidak terlalu mencolok seperti di Edinburgh.Saat musim dingin disini, orang-orang banyak yang keluar hanya menggunakan jamper atau jaket tipis saja, terutama mereka yang tinggal di dekat sungai Clyde.Berbeda dengan Edinburgh. Perubahan suhu disana lebih ekstrem saat musim panas dan dingin.Bahkan, orang yang nekat keluar hanya menggunakan jaket tipis tanpa baju lapis dua di dalamnya, akan merasakan pusing dan tak jarang sampai mimisan.Oleh sebab itulah, nafas Davin tidak mengeluarkan uap begitu dia sampai di Glasgow karena suhu udaranya terlampau lebih hangat daripada di Edinburgh.Dan melalui ciri itu, orang-orang dapat mengenali mana yang asli Glasgow dan mana orang asli Edinburgh.“Yahh, bagaimanapun juga, aku tidak bisa berbohong karena suhu disini sedikit lebih tinggi dari tempatku berasal.” Davin berkomentar akan cuaca di sini.“Nah, akhirnya kau sadar. Kau itu buka
Peter adalah seorang pensiunan detektif yang sekarang menjabat sebagai salah satu staff petinggi di Charciao.Dialah yang membantu Davin untuk menangkap Hans yang sedang bersantai di Possilpark.“Lapor, Tuan, divisi keamanan Charciao sudah melobby kepolisian agar tidak ikut campur dalam urusan ini.“Saya juga sudah melapor kepada direktur Joe untuk mengontak pemilik bandara Glasgow untuk mencari seseorang dengan ciri-ciri yang sudah dicatat.“Sebagian anak buah saya sudah berada di bandara dan mencari mobil sedan dengan lambang elang hitam di bagian dasbor belakangnya.“Sekarang saya sudah berada di perbatasan Glasgow-Edinburgh dari arah jalan utama.”Tepat sesuai dugaan, Peter sudah menunggui Davin di depan sana.Beruntung pangeran memilih untuk putar balik karena salah satu tangan kanannya itu memikirkan hal yang sama.“Oke, Peter, mungkin aku akan sampai di tempatmu sedikit lebih telat.
Saat perjalanan menuju Glasgow, perjalanan tidak berlangsung mudah.Di tengah perkebunan Livingston, sudah banyak sekali mobil yang berjajar untuk melindungi kepergian Paul.“Rainy tidak berbohong, Melvin. Dia sepertinya sudah membuka rencana Paul.”“Benar, Tuan. Kalaupun dia berbohong, tidak mungkin ada penjagaan seketat ini.”Beruntung, mobil jeep yang dikendarai Davin memiliki body dan kaca anti peluru sehingga beberapa tembakan orang-orang Lone Werewolf tidak dapat melukainya.Ada dua mobil polisi yang terkena tembakan dan itu membuat suasana sedikit keruh.Davin dan rombongan pleton tiga putar balik dan memilih jalur memutar.Sementara pleton satu membantu dua mobil polisi yang sopirnya terkena tembakan tepat di kepala.Peperangan dan adu tembak berlangsung sangat sengit.Kurang lebih ada 30an orang dari Lone Werewolf yang mencegat kepergian Davin dengan total sebelas mobil.“Apa
Dikala urusan semakin rumit, sang pangeran tetap menilik keadaan calon istri dan calon mertuanya padahal sejak semalam, dia hanya tidur satu jam, itupun di pesawat.Kantung mata Davin yang sudah mulai menghitam, disambut dengan wajah cemas Lisa.“Kau sudah berjanji untuk tidak mendekati bahaya, kan?”“Untuk sementara, maafkan aku... aku tidak bisa diam saja melihat seluruh keluargaku terancam.”“Tapi, Sayang...”“Percaya padaku,” tatap Davin penuh harap. Tak terasa, air mata sudah berjajar antri di pelupuk matanya.“Baiklah, aku percaya padamu. Tapi kumohon, jangan lukai dirimu sendiri ya...”Davin mengangguk dan Melvin menepuk pundak tuannya.Tidak lama, perawat datang dan menawarkan beberapa menu makanan yang ada di kantin rumah sakit.Gerald dan Melvin memesan bubur daging sapi sementara Davin dan Melvin hanya meminta agar dibawakan secangkir kopi panas.