Home / Romansa / Penguasa Negeri Jin / Chapter 511 - Chapter 520

All Chapters of Penguasa Negeri Jin: Chapter 511 - Chapter 520

571 Chapters

204. Bagian 14

RUHPINGITAN alias Jin Selaksa Kentut terduduk memeluk dan menangisi sosok Jin Terjungkir Langit yang diletakkannya di atas pangkuannya. Beberapa bagian kulit tubuh kakek ini tampak terkelupas merah. Saat itu Bayu, Arya dan Betina Bercula yang mengikuti perjalanan Bintang telah sampai pula di tempat itu. Mereka tidak tahu mau berbuat apa. Lebih- lebih ketika melihat Dewi Awan Putih. Sejak Peristiwa Dewi Awan Putih menganiaya Maithatarun tempo hari, ketiga orang itu tidak lagi  menaruh hormat pada sang Dewi. Akhirnya mereka bergerak mendekati nenek muka kuning yang tengah meratap."Puluhan tahun aku hidup tersiksa dan kau menderita. Puluhan tahun kita berpisah. Kini setelah bertemu dirimu hanya tinggal jazad tak bernafas lagi. Pasedayu, buka matamu, bicaralah. Berucaplah walau hanya barang sepatah. Pasedayu kalau kau tak bisa bersuara senyumpun jadilah. Pasedayu suamiku, mengapa buruk nian nasib peruntungan kita. Empat orang anak kita lenyap tak diketahui di mana rimbanya.
last updateLast Updated : 2022-05-29
Read more

204. Bagian 15

Jin Terjungkir Langit memandang pada Jin Selaksa Angin. "Aku tidak ingat, tapi mungkin saja saat itu aku memang bicara begitu. Karena... karena dia berbuat baik menolong tanganku yang patah. Lagi pula sudah puluhan tahun aku hidup menyendiri. Tapi aku tidak mengerti. Kalian semua tahu, aku masih belum kawin dengannya. Mengapa dia berani-beranian menyebut diriku suaminya?!"Bintang tertawa. "Coba kau lihat wajahnya baik-baik, Kek. Apa kau tidak ingat siapa dirinya?"Jin Terjungkir Langit ikuti apa yang dikatakan Bintang. Setelah menatap beberapa jurus lamanya kakek ini berkata. "Aku memang mengenalinya. Dia nenek muka kuning yang menolong diriku”"Maksudku bukan itu Kek. Maksudku apakah wajahnya mengingatkanmu pada wajah seseorang di masa puluhan tahun silam? Maksudku ketika kau masih muda?""Sulit aku mengingat”Jin Selaksa Angin hampir terpancar kentutnya. Sambil menahan diri nenek ini bertanya. "Waktu di telaga kau berkata pada Si Jin
last updateLast Updated : 2022-05-29
Read more

204. Bagian 16

"Jangan kau berani menyebut nama itu. Jangan kau berani mengada-ada. Kau tahu! Ruhpingitan adalah nama orang yang pernah menjadi istriku!""Aku memang Ruhpingitan, istrimu yang terpisah selama puluhan tahun!""Kau!" Jin Selaksa Angin menatap lekat-lekat pada si nenek. Lalu dia memandang pada Bintang. Sesaat kemudian meledaklah tawanya. "Bintang, kau  benar benar hebat! Pandai sekali mengatur semua ini”"Kek, tidak ada yang mengatur. Nenek ini memang Ruhpingitan. Orang yang pernah menjadi istrimu. Dan sampai sekarang tetap menjadi istrimu. ""Tidak mungkin, wajah dan kulit istriku tidak kuning seperti dia”"Pasedayu suamiku. Sejak kita terpisah puluhan tahun silam, banyak hal telah terjadi dengan diriku. Suaraku berubah. Ingatanku hilang. Aku senang pada warna kuning hingga setiap saat aku selalu melumuri wajah dan tubuhku dengan sejenis cairan. Jika kau bersedia menunggu, di dekat sini ada satu danau kecil. Aku akan membersihkan di
last updateLast Updated : 2022-05-30
Read more

204. Bagian 17

KETIKA sang surya muncul di ufuk timur menerangi jagat, segala sesuatunya terlihat indah mulai dari lembah sampai ke puncak bukit di kejauhan. Namun semua keindahan itu seolah tidak tertangkap oleh sepasang mata biru bagus Dewi Awan Putih. Dia duduk di depan mulut goa kecil, merenung gundah. Hati dan pikirannya bergalau kacau. Sejak malam tadi boleh dikatakan dia tidak memicingkan mata sekejappun. Dia juga tidak berani masuk ke dalam goa dimana terbaring sosok Bintang, masih dalam keadaan kaku. Tak bisa bersuara tak dapat bergerak.Berkali-kali Dewi Awan Putih menarik nafas dalam. Rasa bingung membuat dia tidak dapat mengambil keputusan. Matanya memandang ke arah puncak bukit di kejauhan. Di balik kerapatan pepohonan, samar-samar tampak satu bangunan putih kecil yang atapnya berbentuk rembulan setangan lingkaran. Itulah Puri Kebahagiaan, tempat dimana Bunda Dewi mengasingkan diri dan dikabarkan berada dalam keadaan hamil akibat hubungan gelapnya dengan Bintang.Sampai
last updateLast Updated : 2022-05-30
Read more

204. Bagian 18

"Aku tak ingin terjadi sesuatu dengan dirimu," kata Dewi Awan Putih pula. Lalu dalam hati dia menambahkan. "Aku tak ingin kehilanganmu Bintang. Saat ini aku ingin sekali menyerahkan Cincin Berbatu Hijau padamu. Tapi aku takut. Itu hanya akan mempercepat kepergian dirimu dari sisiku.""Dewi Awan Putih, kulihat bibirmu bergerak. Tapi tak satu patahpun meluncur dari mulutmu," kata Bintang. Tangannya diulurkan memegang lengan Dewi Awan Putih. Sang Dewi pandangkan jari-jari yang memegang lengannya itu. Wajahnya yang cantik kelihatan memerah namun sepasang matanya bercahaya indah dan hatinya berbunga-bunga. Berjarak begitu dekat sekali dengan sosok jelita Dewi Awan Putih, membuat bintang dapat melihat betapa cantiknya Dewi Awan Putih. Wajahnya yang putih dan halus membuat Bintang tak kuat untuk tidak mengangkat tangannya untuk membelai wajah jelita itu. Dan saat kulit tangan Bintang terangkat dan membelai pipi indah Dewi Awan Putih.Cesss....!Dewi Awan Putih terhenya
last updateLast Updated : 2022-05-30
Read more

204. Bagian 19

BINTANG sampai di depan bangunan putih di puncak bukit. Pintu kayu kokoh yang tertutup terbuka sendirinya begitu dia sampai di depannya. Hawa aneh menebar bau wangi keluar dari dalam bangunan."Tamu yang sudah lama ditunggu silakan masuk!" Satu suara menggema di sebelah dalam. Karena merasa dirinya memang tidak bersalah, tanpa ragu Bintang ini melangkah masuk. Namun baru saja dia melewati pintu kayu tiba-tiba dua orang Dewi berpakaian merah muda menyambutnya. Bukan dengan keramahan tapi dengan todongan dua batang tombak. Tombak kedua siap menghunjam di dadanya, tepat di arah jantung.Dua orang Dewi lagi muncul di hadapan Bintang. Yang sebelah depan berkata. "Sebelum masuk kami harus menggeledehmu lebih dulu. Jika kau membawa senjata, harus diserahkan pada kami. Selain itu dua tanganmu harus kami amankan!"Begitu selesai berucap Dewi ini angkat tangan kanannya. Ternyata dia sudah menyiapkan segulung tali berwarna kuning. Tali ini kelihatannya buruk dan lapuk. Tap
last updateLast Updated : 2022-05-31
Read more

204. Bagian 20

Di tengah ruangan ada satu tempat tidur terbuat  dari susunan empat kasur tebal. Di atas kasur ini, berselimutkan sehelai kain berwarna hijau muda terbaring sosok Bunda Dewi. Walau wajahnya agak pucat namun kelihatan lebih putih dan lebih cantik sebagaimana biasanya keadaan perempuan yang sedang hamil. Bagian perutnya yang tertutup selimut hijau kelihatan membuncit tinggi. Bunda Dewi terbaring dengan mata terpejam. Namun dari mulutnya tiada henti keluar suara seperti meratap yang membuat Ksatria Pengembara jadi mengkirik dingin tengkuknya."Bintang... Bintang. Kenapa kau tinggalkan diriku. Jika kau tidak mengasihi diriku aku rela. Tapi jangan sia- siakan anak kita. Kasihan bayi yang akan lahir nanti kalau sampai tidak mempunyai ayah. Bintang. Bintang dimana kau berada. Sampai hati kau meninggalkan diriku. Anak kita Bintang. Hasil hubungan kasih sayang kita”Semua orang yang ada di ruangan itu memandang pada Bintang. Bintang sendiri tegak tertegun, memandangi
last updateLast Updated : 2022-05-31
Read more

204. Bagian 21

"Cairan apa yang ada dalam belanga itu?""Ah! Kau keliwat curiga! Puluhan tahun aku mengelana kian kemari membawa cairan dalam belanga ini untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Isi belanga ini tentu saja obat! Bukannya racun! Jika kau tidak percaya kau boleh mencicipi lebih dulu. Kalau terjadi sesuatu denganmu, semua Dewi anak buahmu di tempat ini boleh menggorok batang leherku!""Dewi Awan Putih, harap kau mau memberi izin padanya. Jika dia mencelakai Bunda Dewi, aku yang pertama sekali akan membabat putus lehernya!" Habis berkata begitu Bintang keluarkan Pedang Pilar Bumi."Ha... ha... ha! Anak muda! Kau boleh putuskan leherku jika aku memang berniat jahat terhadap Dewi ini!""Bagaimana Dewi Awan Putih?" tanya Bintang.Setelah diam sejurus Dewi Awan Putih akhirnya mengangguk. "Lakukan apa yang tadi hendak kau lakukan! Tapi ingat Jika terjadi sesuatu dengan Bunda Dewi, kau akan menemui kematian pertama sekali di tempat ini Jin Obat Seribu!"
last updateLast Updated : 2022-05-31
Read more

204. Bagian 22

"Tugasku sudah selesai. Dewi Awan Putih, aku mohon diri sekarang”"Jin Obat Seribu, kami berterima kasih padamu. Jika aku boleh bertanya, apakah kau tahu siapa gerangan yang telah berbuat begitu keji terhadap Bunda Dewi?"Jin Obat Seribu tersenyum. "Aku tahu paling tidak dapat menduga. Tapi aku tidak mau mengatakan...""Apakah Jin Santet Laknat?" tanya Dewi Awan Putih, membuat Bintang menjadi sesak dadanya karena ingat akan Ruhrembulan. Dia menjadi lega ketika melihat Jin Obat Seribu gelengkan kepala."Bukan nenek satu itu. Tapi orang lain!"Ketika Jin Obat Seribu melangkah ke pintu ruangan, Bintang segera mengikuti. Dewi Awan Putih ikut pula beranjak. Sambil berjalan Bintang berkata. "Raja Obat,  aku berterima kasih padamu. Kau telah membebaskan diriku dari segala tuduh dan fitnah! Aku tidak melupakan budi baikmu ini!"Makhluk gemuk itu tertawa lebar. "Anak muda, kau berhati-hatilah. Di negeri ini masih ada orang yang tidak menye
last updateLast Updated : 2022-06-01
Read more

204. Bagian 23

MAHLUK yang tubuhnya dikobari api itu berlari ke arah timur. Gerakannya tidak secepat se perti biasanya. Sesekali dia berhenti sambil memegangi dadanya yang remuk. Keadaannya luar biasa menggidikkan.Tubuhnya sebelah kanan hanya berupa satu lobang besar hingga isi dada dan isi perutnya terlihat dengan jelas. Bahkan usus besarnya nyaris memberojol keluar kalau tidak terkait pada satu dari dua tulang iganya yang patah. Pada kening sebelah kiri ada satu lobang besar. Lelehan darah hitam mengering menutupi sebagian wajahnya yang angker.Lalu kaki kanannya yang sebelumnya dikobari api kini kelihatan bengkok hitam kebiruan. Mahluk ini adalah yang pernah menjadi Utusan atau Wakil Para Dewa di Negeri Jin dan dikenal dengan sebutan Pamanyala.Sebagaimana diceritakan dalam Episode sebelumnya. Mahluk ini bertempur habis-habisan menghadapi musuh  bebuyutannya yang pernah dimakan kutukannya yakni Jin Terjungkir Langit alias Pasedayu. Kemudian ketika Jin Selaksa Angin al
last updateLast Updated : 2022-06-01
Read more
PREV
1
...
5051525354
...
58
DMCA.com Protection Status