Home / Romansa / Penguasa Negeri Jin / Chapter 501 - Chapter 510

All Chapters of Penguasa Negeri Jin: Chapter 501 - Chapter 510

571 Chapters

204. Bagian 4

"Ruhcinta!" teriak Jin Penjunjung Roh memanggil. Jin Paekatakhijau coba mengejar. Bintang tak tinggal diam. Dia berusaha menghalangi tapi hanya sempat menyentuh punggung gadis itu.Patampi sendiri jatuh berlutut di tanah, menutupi wajahnya dengan dua tangan menahan gemuruh tangis yang seolah hendak meledakkan tubuhnya!"Ruhmasigi," kata Jin Paekatakhijau pada Jin Penjunjung Roh. "Cucumu berada dalam keadaan kalut kacau pikiran. Keadaannya bisa berbahaya. Kita harus mengejarnya."Tanpa banyak bicara lagi dua nenek itu segera berkelebat ke arah lenyapnya Ruhcinta.Jin Selaksa Angin memandang pada Bintang. "Kau tidak ikutan mengejar gadis itu?"Bintang tak bisa menjawab. Dia memang ingin sekali mengejar Ruhcinta. Bukan saja untuk menyelamatkan si gadis tapi juga untuk membicarakan masalah perkawinannya dengan Ruhrembulan.Tanpa setahu Jin Selaksa Angin dan Bintang ataupun Patampi yang masih berlutut menahan tangis, di balik serumpun semak beluk
last updateLast Updated : 2022-05-26
Read more

204. Bagian 5

Jin Selaksa Angin tersenyum geli. "Tadi aku dengar kau lagi-lagi menyebut nama Gusti Allah Yang Maha Kuasa. Kapan kau mau menerangkan siapa adanya Gusti Allah itu. Lalu dimana aku bisa menemuiNya?"Kini Bintang yang tertawa. "Nanti Nek, kalau kau sudah bertemu dengan suamimu Pasedayu, pada saat itulah kau akan merasakan kekuasaan dan kasihnya Gusti Allah”"Jadi aku harus bertemu dulu dengan kakek sial itu, baru bisa tahu Gusti Allah?"Bintang tersenyum. Sulit baginya menerangkan pada Jin Selaksa Angin. Sebaliknya karena tidak mendapat jawab si nenek muka kuning lalu pancarkan kentutnya."Buttt prett!"Habis kentut tiba-tiba si nenek berbalik.Bintang memandang dengan heran lalu bertanya. "Ada apa Nek?""Bicara soal Gusti Aliahmu itu, aku jadi ingat pada Perintah guruku Jin Tanpa Bentuk Tanpa Ujud. Bukankah aku harus mewariskan semua ilmu kepandaianku padamu? Sampai saat ini tidak satu ilmu kesaktianpun yang aku berikan. Aku taku
last updateLast Updated : 2022-05-26
Read more

204. Bagian 6

SATU cahaya merah melesat dari langit, membuat Dewi Awan Putih yang tengah duduk di bawah keteduhan pohon besar di tepi kelokan sungai terkejut. Cepat-cepat dia menyembunyikan benda yang sejak tadi dipegangnya ke balik pakaian putihnya. Satu sosok terbungkus gulungan kain sutera merah tahu-tahu sudah berada di hadapan Dewi Awan Putih. Bau harum mewangi memenuhi udara di tempat itu."Hai, kau terkejut melihat kehadiranku yang tiba-tiba ini Dewi Awan Putih?" Satu suara parau menegur."Ratu Dewi!" seru Dewi Awan Putih ketika menyadari siapa yang tegak di hadapannya. Lalu dia menjura memberi hormat."Keterkejutanku rasanya sangat beralasan Hai Ratu Dewi. Aku berada di tempat terpencil begini rupa. Bagaimana kau bisa mengetahui kehadiranku di sini. Kemudian, bukankah sejak beberapa purnama ini kau diketahui mengucilkan diri menjauhi alam manusia dan alam Dewi? Mengapa kini kau mendadak muncul? Apakah pengucilan dirimu telah berakhir?"Yang tegak di hadapan Dew
last updateLast Updated : 2022-05-26
Read more

204. Bagian 7

"Aku pernah mengimpikan dirimu, Dewi Awan Putih. Dalam mimpi kulihat kau duduk di atas sebuah tebing tinggi di sebuah teluk. Bulan purnama empat belas hari bersinar indah di langit. Tiba-tiba bulan itu meluncur turun ke pangkuanmu. Agaknya satu berkah atau satu anugerah berupa sebuah benda sangat berharga akan jatuh ke haribaanmu. Atau mungkin benda itu sudah berada di tanganmu?""Benda apa maksudmu Ratu Dewi? Bisakah kau menerangkan?" balik bertanya Dewi Awan Putih. Suaranya datar dan agak tercekat. Hal ini karena kekhawatiran yang muncul mendadak. Khawatir Ratu Dewi benar-benar telah mengetahui kalau Cincin Berbatu Hijau itu ada di tangannya."Hai, benda itu bisa saja berupa sebuah logam, berbentuk sebilah senjata. Mungkin juga berupa benda yang kelihatannya tidak berharga sama sekali. Seperti sebuah batu. Padahal benda itu menyimpan satu kesaktian maha dasyat”Dewi Awan Putih tersenyum. "Kalau aku memiliki benda atau senjata sakti pasti akan kuberi tahu
last updateLast Updated : 2022-05-27
Read more

204. Bagian 8

SATU bayangan merah berkelebat. Udara di tikungan sungai itu mendadak menjadi panas. Memandang ke depan terkejutlah Dewi Awan Putih. Yang tegak di depannya adalah seorang kakek dengan sekujur tubuh mulai dari kepala sampai kaki dikobari api."Pamanyala!" desis Dewi Awan Putih.Kobaran api dalam mata makhluk bernama Pamanyala menjilat ke luar. Ketika dia membuka mulutnya, kobaran api juga melesat keluar dari mulut itu."Dewi Awan Putih, Dewi tercantik dari Dewi yang ada di Negeri Jin. Sungguh heran aku menemukan kau bersunyi diri di tempat seperti ini. Gerangan apakah yang tengah menyelimuti hatimu hingga bersepi-sepi seorang diri?"Dewi Awan Putih tatap sosok makhluk yang dikobari api itu. Dalam hati dia berkata. "Puluhan tahun diketahui makhluk ini bukan makhluk yang ramah. Puluhan tahun dikenal dirinya berhati culas. Tugasnya menyelamatkan Jimat Hati Dewa gagal. Pasedayu alias Jin Terjungkir Langit berhasil merampas dan menelan jimat sakti itu. Tidak he
last updateLast Updated : 2022-05-27
Read more

204. Bagian 9

Dewi Awan Putih menatap kalung di tangan Pamanyala. Hatinya kembali membatin. "Setahuku telah berulang kali Para Dewa meminta makhluk ini mengembalikan kalung itu. Dicari-cari makhluk ini entah menyembunyikan diri dimana. Adalah aneh kalau hari ini katanya Para Dewa meminta agar kalung itu diserahkan padaku”Pamanyala maju satu langkah dan mengulurkan Kalung Api Buana Biru itu pada sang Dewi. Dewi Awan Putih tidak berani menyambutinya, malah ajukan pertanyaan."Pamanyala, kalau aku boleh bertanya siapa adanya orang yang dipercaya menjadi Utusan Para Dewa yang membawa berita bahwa kalung ini harus diberikan padaku?""Hai! Aku ingin sekali mengatakan siapa orangnya padamu. Tapi Para Dewa berpesan agar hal itu tidak kukatakan pada siapapun, termasuk padamu”Perlahan-lahan Dewi Awan Putih gelengkan kepalanya dan berkata. "Aku tidak berani menerima kalung keramat itu. Harap kau tidak memaksa..." Sang Dewi lalu hendak bertindak naik ke punggung awan
last updateLast Updated : 2022-05-27
Read more

204. Bagian 10

"Wusss.   Bleepp!"Pamanyala kembali meniup dan gerakkan tangan kirinya. Kini kobaran api menggebubu di sebelah atas kepala Dewi Awan Putih.Marahlah Dewi cantik ini. Sepasang matanya yang biru siap membersitkan dua larik cahaya biru untuk menghantam sosok Pamanyala. Tapi dia masih bisa bersabar diri. Sambil meraba ke pinggangnya dia berkata. "Padaku ada selendang biru. Kau boleh ambil benda ini. Dan kau tidak perlu menyerahkan kalung sakti itu padaku!" Dewi Awan Putih menarik gulungan selendang biru panjang yang melilit di pinggangnya."Ah! Hati dan pikiranmu rupanya mulai terbuka! Tapi harap maafkan diriku Hai Dewi Awan Putih. Menurut Dewa itu aku tidak boleh menerima apapun yang berbentuk kain atau pakaian darimu. Berarti kau harus menyerahkan benda lain pengganti kalung keramat ini!""Pamanyala! Silat lidahmu hanya menghabiskan waktuku saja! Jika Utusan Dewa tidak mau menerima pemberianku berupa selendang biru ini, maka harap dia suka meneri
last updateLast Updated : 2022-05-28
Read more

204. Bagian 11

"Wussss! Wussss!"Untungnya Pamanyala telah lebih dulu melompat ke udara selamatkan diri. Di belakangnya rumpunan semak belukar, sebuah batu besar dan dua pohon langsung tenggelam disapu dua gelombang api, amblas hitam menjadi arang!Dewi Awan Putih tegak berkacak pinggang. "Kau masih bisa selamatkan diri. Jangan harap kali kedua aku menghantam kau bisa lolos dari kematian!""Dewi sombong! Jangan kira aku takut padamu! Makan ini!" teriak Pamanyala. Lalu tangan kanannya dipukulkan ke arah sang Dewi. Tak ada cahaya, tak ada sinar atau suara. Tapi Dewi Awan Putih tahu satu serangan dahsyat menghantam ke arahnya. Sambil kibaskan ujung lengan pakaian putihnya. Dewi ini cepat singkirkan diri ke samping kiri."Setttt... wuut! Blass!"Batu setinggi pinggang di sebelah sana kelihatan bergetar sesaat lalu diam lagi. Pamanyala meniup ke arah batu itu. Batu besar langsung mengepul dan menebar menjadi debu! Itulah ilmu yang disebut Penghancur Karang Membentuk D
last updateLast Updated : 2022-05-28
Read more

204. Bagian 12

Tapi lagi-lagi sebelum dia sempat menyentuh tiba-tiba tangan kanannya dibetot keras. Sesaat kemudian tubuhnya mencelat jungkir balik di udara.Satu tangan kurus mengambil Cincin Berbatu Hijau yang tergeletak di tanah. Lalu terdengar suara orang berseru."Dewi Awan Putih! Cepat kau simpan benda itu baik-baik!"Belum  habis kata-kata itu terucap, Dewi Awan Putih melihat Cincin Berbatu Hijau melesat ke arahnya. Dengan cepat dia segera menyambuti. Cincin Berbatu Hijau kini kembali berada di tangan Dewi Awan Putih. Sebenarnya saat itu dia bisa segera meninggalkan tempat itu namun sang Dewi yang merasa menerima budi orang tidak mau berlaku begitu.Sebagai makhluk berkepandaian tinggi walau di- lempar ke udara dan terbanting ke tanah seharusnya Pamanyala masih sanggup jatuh dengan dua kaki menjejak tanah lebih dulu. Tapi anehnya saat itu dia tidak mampu berbuat begitu. Persendian tangan dan kakinya laksana kaku. Dia terkapar tertelungkup di tanah. Dadanya s
last updateLast Updated : 2022-05-28
Read more

204. Bagian 13

Pamanyala kertakkan rahang. Dia membatin. "Aku harus memasukkan hawa sakti penyedot kekuatan dalam kobaran apiku. Kalau tidak pasti dia masih akan bisa menembus ilmu kesaktianku!" Diam-diam lalu Pamanyala merapal satu aji kesaktian yang selama ini jarang dipergunakannya karena belum sempurna dikuasainya. Setelah merapal sambil menyeringai dia kembali menggerakkan dua tangannya. Kali ini gerakan tangan itu bukan cuma menghantam lurus ke depan, tapi diputar demikian rupa sehingga dua gelombang api yang menyerbu Jin Terjungkir Langit seperti dua buah mata bor raksasa, menderu ganas ke arah lawan. Yang dituju adalah dua tangan Jin Terjungkir Langit yang berada di sebelah bawah dipergunakan sebagai kaki.Jin Terjungkir Langit berseru kaget ketika melihat bagaimana tanah dekat dua tangannya berubah menjadi lobang-lobang besar, terbongkar oleh serangan dua larik kobaran api. Kakek ini cepat mengapung naik. Namun gerakannya tertahan karena di sebelah atas telah menunggu pula dinding
last updateLast Updated : 2022-05-29
Read more
PREV
1
...
4950515253
...
58
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status