Pamanyala kertakkan rahang. Dia membatin. "Aku harus memasukkan hawa sakti penyedot kekuatan dalam kobaran apiku. Kalau tidak pasti dia masih akan bisa menembus ilmu kesaktianku!" Diam-diam lalu Pamanyala merapal satu aji kesaktian yang selama ini jarang dipergunakannya karena belum sempurna dikuasainya. Setelah merapal sambil menyeringai dia kembali menggerakkan dua tangannya. Kali ini gerakan tangan itu bukan cuma menghantam lurus ke depan, tapi diputar demikian rupa sehingga dua gelombang api yang menyerbu Jin Terjungkir Langit seperti dua buah mata bor raksasa, menderu ganas ke arah lawan. Yang dituju adalah dua tangan Jin Terjungkir Langit yang berada di sebelah bawah dipergunakan sebagai kaki.
Jin Terjungkir Langit berseru kaget ketika melihat bagaimana tanah dekat dua tangannya berubah menjadi lobang-lobang besar, terbongkar oleh serangan dua larik kobaran api. Kakek ini cepat mengapung naik. Namun gerakannya tertahan karena di sebelah atas telah menunggu pula dinding
RUHPINGITAN alias Jin Selaksa Kentut terduduk memeluk dan menangisi sosok Jin Terjungkir Langit yang diletakkannya di atas pangkuannya. Beberapa bagian kulit tubuh kakek ini tampak terkelupas merah. Saat itu Bayu, Arya dan Betina Bercula yang mengikuti perjalanan Bintang telah sampai pula di tempat itu. Mereka tidak tahu mau berbuat apa. Lebih- lebih ketika melihat Dewi Awan Putih. Sejak Peristiwa Dewi Awan Putih menganiaya Maithatarun tempo hari, ketiga orang itu tidak lagi menaruh hormat pada sang Dewi. Akhirnya mereka bergerak mendekati nenek muka kuning yang tengah meratap."Puluhan tahun aku hidup tersiksa dan kau menderita. Puluhan tahun kita berpisah. Kini setelah bertemu dirimu hanya tinggal jazad tak bernafas lagi. Pasedayu, buka matamu, bicaralah. Berucaplah walau hanya barang sepatah. Pasedayu kalau kau tak bisa bersuara senyumpun jadilah. Pasedayu suamiku, mengapa buruk nian nasib peruntungan kita. Empat orang anak kita lenyap tak diketahui di mana rimbanya.
Jin Terjungkir Langit memandang pada Jin Selaksa Angin. "Aku tidak ingat, tapi mungkin saja saat itu aku memang bicara begitu. Karena... karena dia berbuat baik menolong tanganku yang patah. Lagi pula sudah puluhan tahun aku hidup menyendiri. Tapi aku tidak mengerti. Kalian semua tahu, aku masih belum kawin dengannya. Mengapa dia berani-beranian menyebut diriku suaminya?!"Bintang tertawa. "Coba kau lihat wajahnya baik-baik, Kek. Apa kau tidak ingat siapa dirinya?"Jin Terjungkir Langit ikuti apa yang dikatakan Bintang. Setelah menatap beberapa jurus lamanya kakek ini berkata. "Aku memang mengenalinya. Dia nenek muka kuning yang menolong diriku”"Maksudku bukan itu Kek. Maksudku apakah wajahnya mengingatkanmu pada wajah seseorang di masa puluhan tahun silam? Maksudku ketika kau masih muda?""Sulit aku mengingat”Jin Selaksa Angin hampir terpancar kentutnya. Sambil menahan diri nenek ini bertanya. "Waktu di telaga kau berkata pada Si Jin
"Jangan kau berani menyebut nama itu. Jangan kau berani mengada-ada. Kau tahu! Ruhpingitan adalah nama orang yang pernah menjadi istriku!""Aku memang Ruhpingitan, istrimu yang terpisah selama puluhan tahun!""Kau!" Jin Selaksa Angin menatap lekat-lekat pada si nenek. Lalu dia memandang pada Bintang. Sesaat kemudian meledaklah tawanya. "Bintang, kau benar benar hebat! Pandai sekali mengatur semua ini”"Kek, tidak ada yang mengatur. Nenek ini memang Ruhpingitan. Orang yang pernah menjadi istrimu. Dan sampai sekarang tetap menjadi istrimu. ""Tidak mungkin, wajah dan kulit istriku tidak kuning seperti dia”"Pasedayu suamiku. Sejak kita terpisah puluhan tahun silam, banyak hal telah terjadi dengan diriku. Suaraku berubah. Ingatanku hilang. Aku senang pada warna kuning hingga setiap saat aku selalu melumuri wajah dan tubuhku dengan sejenis cairan. Jika kau bersedia menunggu, di dekat sini ada satu danau kecil. Aku akan membersihkan di
KETIKA sang surya muncul di ufuk timur menerangi jagat, segala sesuatunya terlihat indah mulai dari lembah sampai ke puncak bukit di kejauhan. Namun semua keindahan itu seolah tidak tertangkap oleh sepasang mata biru bagus Dewi Awan Putih. Dia duduk di depan mulut goa kecil, merenung gundah. Hati dan pikirannya bergalau kacau. Sejak malam tadi boleh dikatakan dia tidak memicingkan mata sekejappun. Dia juga tidak berani masuk ke dalam goa dimana terbaring sosok Bintang, masih dalam keadaan kaku. Tak bisa bersuara tak dapat bergerak.Berkali-kali Dewi Awan Putih menarik nafas dalam. Rasa bingung membuat dia tidak dapat mengambil keputusan. Matanya memandang ke arah puncak bukit di kejauhan. Di balik kerapatan pepohonan, samar-samar tampak satu bangunan putih kecil yang atapnya berbentuk rembulan setangan lingkaran. Itulah Puri Kebahagiaan, tempat dimana Bunda Dewi mengasingkan diri dan dikabarkan berada dalam keadaan hamil akibat hubungan gelapnya dengan Bintang.Sampai
"Aku tak ingin terjadi sesuatu dengan dirimu," kata Dewi Awan Putih pula. Lalu dalam hati dia menambahkan. "Aku tak ingin kehilanganmu Bintang. Saat ini aku ingin sekali menyerahkan Cincin Berbatu Hijau padamu. Tapi aku takut. Itu hanya akan mempercepat kepergian dirimu dari sisiku.""Dewi Awan Putih, kulihat bibirmu bergerak. Tapi tak satu patahpun meluncur dari mulutmu," kata Bintang. Tangannya diulurkan memegang lengan Dewi Awan Putih. Sang Dewi pandangkan jari-jari yang memegang lengannya itu. Wajahnya yang cantik kelihatan memerah namun sepasang matanya bercahaya indah dan hatinya berbunga-bunga. Berjarak begitu dekat sekali dengan sosok jelita Dewi Awan Putih, membuat bintang dapat melihat betapa cantiknya Dewi Awan Putih. Wajahnya yang putih dan halus membuat Bintang tak kuat untuk tidak mengangkat tangannya untuk membelai wajah jelita itu. Dan saat kulit tangan Bintang terangkat dan membelai pipi indah Dewi Awan Putih.Cesss....!Dewi Awan Putih terhenya
BINTANG sampai di depan bangunan putih di puncak bukit. Pintu kayu kokoh yang tertutup terbuka sendirinya begitu dia sampai di depannya. Hawa aneh menebar bau wangi keluar dari dalam bangunan."Tamu yang sudah lama ditunggu silakan masuk!" Satu suara menggema di sebelah dalam. Karena merasa dirinya memang tidak bersalah, tanpa ragu Bintang ini melangkah masuk. Namun baru saja dia melewati pintu kayu tiba-tiba dua orang Dewi berpakaian merah muda menyambutnya. Bukan dengan keramahan tapi dengan todongan dua batang tombak. Tombak kedua siap menghunjam di dadanya, tepat di arah jantung.Dua orang Dewi lagi muncul di hadapan Bintang. Yang sebelah depan berkata. "Sebelum masuk kami harus menggeledehmu lebih dulu. Jika kau membawa senjata, harus diserahkan pada kami. Selain itu dua tanganmu harus kami amankan!"Begitu selesai berucap Dewi ini angkat tangan kanannya. Ternyata dia sudah menyiapkan segulung tali berwarna kuning. Tali ini kelihatannya buruk dan lapuk. Tap
Di tengah ruangan ada satu tempat tidur terbuat dari susunan empat kasur tebal. Di atas kasur ini, berselimutkan sehelai kain berwarna hijau muda terbaring sosok Bunda Dewi. Walau wajahnya agak pucat namun kelihatan lebih putih dan lebih cantik sebagaimana biasanya keadaan perempuan yang sedang hamil. Bagian perutnya yang tertutup selimut hijau kelihatan membuncit tinggi. Bunda Dewi terbaring dengan mata terpejam. Namun dari mulutnya tiada henti keluar suara seperti meratap yang membuat Ksatria Pengembara jadi mengkirik dingin tengkuknya."Bintang... Bintang. Kenapa kau tinggalkan diriku. Jika kau tidak mengasihi diriku aku rela. Tapi jangan sia- siakan anak kita. Kasihan bayi yang akan lahir nanti kalau sampai tidak mempunyai ayah. Bintang. Bintang dimana kau berada. Sampai hati kau meninggalkan diriku. Anak kita Bintang. Hasil hubungan kasih sayang kita”Semua orang yang ada di ruangan itu memandang pada Bintang. Bintang sendiri tegak tertegun, memandangi
"Cairan apa yang ada dalam belanga itu?""Ah! Kau keliwat curiga! Puluhan tahun aku mengelana kian kemari membawa cairan dalam belanga ini untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Isi belanga ini tentu saja obat! Bukannya racun! Jika kau tidak percaya kau boleh mencicipi lebih dulu. Kalau terjadi sesuatu denganmu, semua Dewi anak buahmu di tempat ini boleh menggorok batang leherku!""Dewi Awan Putih, harap kau mau memberi izin padanya. Jika dia mencelakai Bunda Dewi, aku yang pertama sekali akan membabat putus lehernya!" Habis berkata begitu Bintang keluarkan Pedang Pilar Bumi."Ha... ha... ha! Anak muda! Kau boleh putuskan leherku jika aku memang berniat jahat terhadap Dewi ini!""Bagaimana Dewi Awan Putih?" tanya Bintang.Setelah diam sejurus Dewi Awan Putih akhirnya mengangguk. "Lakukan apa yang tadi hendak kau lakukan! Tapi ingat Jika terjadi sesuatu dengan Bunda Dewi, kau akan menemui kematian pertama sekali di tempat ini Jin Obat Seribu!"
Tak lama, dua sosok tinggi besar muncul. Entah darimana asal keduanya datang. Tapi kedatangan kedua sosok ini membuat orang-orang yang ada ditempat itu langsung bersujud dihadapan keduanya, sosok keduanya begitu amat besar bahkan 2x besarnya dari ukuran manusia biasa. Keduanya tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa. Di sisi lain, Zaynpun tampak memperhatikan kedua sosok besar yang kini tengah mendatanginya dan berhenti beberapa langkah dihadapannya. Kini kedua belah pihakpun sudah saling berhadapan dan terlihat jelas perbedaan diantara keduanya, sosok Zayn yang kecil berbanding sosok keduanya yang berdiri dihadapan Zayn. Sementara itu, salah satu dari kedua sosok besar itu tampak berpaling kearah sosok si pemimpin yang telah tewas dengan golok hitam yang menancap didadanya. “Bawa dia pergi dari sini!” ucap salah satu dari kedua pria besar itu. Para anak buah si pemimpin yang tersisa dengan cepat menggotong pemimpin mereka dan pergi meninggalkan tempat itu. Semen
“Tendangan Berputar! Hyyaaa!”. tubuh Zayn berubah menjadi satu putaran cepat kearah para penyerangnya, dan ;“Dess...desss...dessss.......akhh....akkkkkhhhhh...”. dalam sekejap saja belasan orang yang tersisa sudah terlempar dan terkapar ketanah akibat serangan dasyat yang dilancarkan oleh Zayn dan kini dengan mantapnya Zayn kembali turun ketanah. Kini yang tersisa hanya si pemimpin saja lagi yang saat itu masih sangat terkejut melihat belasan anak buahnya kini sudah terkapar disana sini.Kini barulah terbuka matanya, kalau pemuda yang dianggapnya masih begitu ingusan itu bukanlah orang sembarangan dan hal ini cukup disadarinya, tapi untuk pergi melarikan diri dari tempat itu tak mungkin dilakukannya, bagaimana tanggapan teman-teman dan anak buahnya kelak jika dia sebagai seorang pemimpin harus melarikan diri dari pertarungan.Maka satu keputusanpun diambil.Weeeerrrr...! Weeeerrrr...!Pemimpin ini terlihat memutar golok dit
“Ha ha ha! kau tak akan bisa lari dari golok pencabut rohku ini, bersiaplah kau untuk ma...”. belum lagi si pemimpin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sosok pemuda yang tadinya masih berada beberapa langkah didepannya kini sudah berada dihadapannya, bahkan ;Desss...!!!Satu tendangan cepat telah menghantam wajahnya, hingga langsung membuat si pemimpin ini langsung terlempar jauh. Kejadian yang begitu amat cepat ini tentu saja sangat mengejutkan para anak buahnya, karena sedikitpun mereka tadi tidak melihat kapan pemuda yang saat itu masih berada beberapa tombak dari pemimpin mereka bergerak, tahu-tahu kini pemimpin mereka sudah terkapar ditanah dan kini dengan susah payah terlihat bangkit. Walau terkejut karena mendapati serangan yang sungguh tidak terlihat olehnya, tapi si pemimpin terlihat menggeram marah, apalagi saat melihat pemuda yang masih berusia ingusan itu tampak cengar cengir saja menatap kearahnya..“Hei! ayo cepat serang dia
Serangan balik Zayn langsung menjatuhkan beberapa orang lawannya. Beberapa jurus berikutnya, satu demi satu para penyerangnya jatuh. Melihat hal ini Si pemimpinpun baru menyadari kalau saat ini lawan yang dihadapinya bukanlah pemuda biasa, maka ;“Mundur!”. perintahnya lagi, dan dengan serentak sisa-sisa anak buahnya langsung melompat mundur.Kini si pemimpin kembali menyerang kearah Zayn, dengan menggunakan sebilah golok berwarna hitam ditangannya. Sekali lihat saja, Zayn tau, kalau golok itu berbahaya, karena sangat berbeda dari golok-golok biasanya, maka Zayn pun tak ingin setengah-setengah lagi menghadapi lawannya. Pertarungan sengitpun terjadi diantara keduanya.Sementara itu. Si youtuber yang sejak tadi terus merekam secara live perkelahian itu, tampak tak berkomentar lagi. Mulutnya ternganga. Kaget dan juga kagum. Baru kali ini dia melihat perkelahian seperti itu, perkelahian yang menurutnya hanya ada di TV-TV. Tapi sekarang justru live diliha
Bukan saja para anak buahnya yang kaget melihat pemimpin mereka dapat dikalahkan hanya dalam satu gebrakan saja, tapi sang gadis yang saat itu juga tengah memperhatikan pertarungan tersebut juga terkejut. Walaupun dia melihat Zayn seperti melakukan gerakan yang asal-asalan, tapi justru membuat pertahanan Si pemimpin jebol.“Apakah hanya itu kemampuan pemimpin kalian?”. ucap Zayn lagi dengan nada mengejek. Hal ini membuat Si pemimpin geram bukan kepalang.“Serang dia!”. teriak Si pemimpin memberikan perintah kepada para anak buahnya. Dengan serentak para anak buahnya yang berjumlah belasan orang itu langsung menyerang kearah Zayn. Ditempatnya, sang gais terkejut melihat belasan lelaki itu menyerang kearah Zayn, sang gadis ingin membantu, tapi segera diurungkan niatnya saat melihat pemuda itu tampak seperti tenang-tenang saja, walaupun serangan gerombolan lelaki itu sudah semakin dekat kearahnya.Sementara itu, di salah satu sudut tenggara
“Pergi! Tinggalkan aku!” teriak si gadis“Maafkan kami tuan putri, tuanku maharaja memerintahkan untuk membawa tuan putri kembali”“Sudah kubilang. Aku ingin jalan-jalan dulu di negeri manusia ini, kalian kembali saja. Katakan pada ayahanda raja seperti yang aku katakan pada kalian” bentak sigadis dengan mata melotot“Maafkan kami tuan putri, tolong jangan mempersulit kami. Kalau kami kembali tanpa membawa tuan putri bersama kami. Tuanku maharaja pasti akan memancung kepala kami semua” kata seorang laki-laki yang berparas cukup sangar yang sepertinya merupakan pemimpin dari gerombolan lelaki tersebut.Sebelum perdebatan makin panjang, diantara mereka. Tiba-tiba saja perhatian mereka terpecahkan saat seorang pemuda yang datang dengan tergopoh-gopoh kearah mereka dengan mendorong motornya.Pemuda yang tak lain adalah Zayn itu, segera memarkirkan motornya tak jauh dari si gadis. Lalu dengan setengah berl
Beberapa hari setelah Una Lyn mendatangi Zayn dengan cara yang sangat mengejutkan. Kini Zayn baru saja pulang dari tempat temannya dengan mengendarai skuter maticnya. Di tengah jalan, hampir-hampir saja Zayn harus mendorong motornya, karena kehabisan bensin, untunglah masih ada warung yang buka yang menjual bensin. Biarpun harganya sedikit mahal daripada pom bensin, tapi Zayn tetap bersyukur, karena ditengah malam begini masih ada yang buka.Setelah mengisi full tangki bensinnya, Zayn kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumahnya, sepanjang jalan yang dilewatinya, hanya sesekali Zayn berpapasan dengan mobil truk pengangkut batu bara. Di depan sana, sebentar lagi Zayn akan melewati sebuah pemakaman umum yang menurut penuturan orang-orang sangat angker, karena terlihat penampakan disekitar area pemakanan ditengah malam oleh orang-orang yang melewati tempat itu.Saat sudah semakin mendekati pemakaman umum tersebut, Zayn mulai memacu lari motor maticnya sedikit
“Kau satu-satunya orang yang berhasil membunuh Jin Muka Seribu” kata Una Lyn lagi. Kali ini wajah Zayn kembali berubah mendengarnya.Terbayang diingatan Zayn, saat-saat sebelum dirinya tersedot kembali ke dunia manusia, Zayn sempat menghantam Jin Muka Seribu dengan tapak petirnya dan dengan telak menghantam kening Jin Muka Seribu. Jin Muka Seribu tewas dengan wajah hancur tak berbentuk lagi.“Kini, namamu sangat terkenal di negeri jin Zayn, bahkan sampai ke telinga tuanku maharaja”. Sambung Una Lyn lagi, Zayn tetap diam mendengarkan. “Tuanku maharaja mengutusku kemari untuk membawamu kembali ke negeri jin. Sepertinya, tuanku maharaja ingin mengangkatmu sebagai prajurit kehormatan di negeri jin, Zayn”“Aku, Baron dan Bayu datang ke negeri jin adalah untuk menyelamatkanmu dan Surya. Aku senang mendengar dan melihat kau dan surya selamat, Lyn. Kini aku tak memiliki alasan lagi untuk kembali ke negeri jin”Wajah
Saat jubah dikepala itu terbuka, terlihatlah seraut wajah cantik jelita, memandang kearah Zayn dengan penuh senyum.“Una Lyn..!” ucap Zayn tanpa sadar dengan kedua mata membesar saat mengenali sosok yang kini tengah berdiri dihadapannya.“Apa kabar Zayn?” tanya sosok jelita itu yang memang tak lain adalah Una Lyn.“B-baik...” entah kenapa tiba-tiba Zayn menjadi gugup.Una Lyn tersenyum melihat kegugupan Zayn, lalu dengan senyum semanis madu. Una Lyn mengambil duduk dihadapan Zayn dan dengan lembut menggenggam tangan Zayn.“Syukurlah kau masih ingat denganku, Zayn” katanya lembut“A-apa yang terjadi padamu Lyn, dimana Surya?”Una Lyn terlihat menarik nafas panjang, lalu kemudian berkata ; “Surya sudah tidak bersamaku lagi Zayn”.Wajah Zayn memucat mendengar hal itu. “Maksudmu, Surya sudah meninggal?”“Oh tidak! Tidak Zayn, Surya masi