"Anak-anak! Lekas kalian kuliti pemuda tak tahu diri itu!" Ratusan katak berubah beringas dan membuka mulut mereka, mengeluarkan suara bising seperti mau merobek gendang-gendang telinga. Sesaat sebelum binatang-binatang itu melesat ke arah Bintang, Ruhcinta melompat dan tegak membelakangi Bintang, menghadap ke arah gurunya. "Guru harap maafkan diriku! Aku..." "Muridku! Apa kau hendak ikut-ikutan jadi tidak waras seperti pemuda itu?! Kau hendak membela orang yang telah mempermainkan dirimu?!" "Guru, jangan salah sangka. Aku..." "Jangan banyak bicara Ruhcinta!" memotong Jin Penjunjung Roh. "Kalau kau mau mati berdua pemuda ini kami tidak akan menghalangi!" "Nek, Hai! Biarkan aku bicara dulu. Apa salah pemuda ini sampai kalian hendak menjatuhkan tangan menghukumnya?!" Dua nenek Ruhmasigi dan Ruhniknik sama-sama saling pandang pelototkan mata lalu sama-sama tertawa panjang. "Ruhniknik!" kata Ruhmasigi pula. "Otak cucumu ben
Last Updated : 2022-06-10 Read more