Share

205. Bagian 18

KETIKA Ruhcinta menengadah, sepasang matanya membentur satu wajah yang tak asing lagi. Satu wajah yang selama ini sangat dirindukannya karena sejak lama hati dan kasih sayangnya tertambat pada orang ini.

"Bintang... Kau menyelamatkan diriku. Mengapa...?" suara Ruhcinta perlahan sekali karena tertindih isak tangis yang tak bisa dilepaskan.

"Bukan aku yang menolongmu Ruhcinta. Tapi Gusti Allah yang Maha Kuasa," jawab Ksatria Pengembara. Lalu jauhkan dadanyanya dari dada gadis itu.

Ruhcinta pejamkan matanya. Air mata jatuh mengambang di wajahnya yang halus kemerahan. Dia tak Sanggup untuk berdiri tegak. Tubuhnya terhuyung dan hampir jatuh kesamping kalau tidak lekas ditolong Oleh Bintang. Saat itu juga Jin Penjunjung Roh dan Jin Paekatakhijau mendatangi, ikut membantu. Ruhcinta senggugukkan lalu mulai keluarkan suara menangis.

“Pemuda asing mata keranjang! Jangan sentuh Cucuku” tiba-tiba satu bentakan menggeledek, membuat Bintang berpaling. Yang membenta

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status