Home / Romansa / Penguasa Negeri Jin / Chapter 421 - Chapter 430

All Chapters of Penguasa Negeri Jin: Chapter 421 - Chapter 430

571 Chapters

200. Bagian 19

Bintang memandang pada Jin Santet Laknat Si nenek balas menatapnya dengan pandangan sayu. Ketika matanya berkaca-kaca kembali wajah aslinya membayang. Hampir raut wajah itu akan sempurna tiba-tiba lenyap kembali. Ramahila melirik pada Paduliu yang duduk di sebelahnya. Lelaki ini balas melirik lalu anggukan kepalanya."Kalau hatimu begitu teguh dan tak bisa dirubah Hai pemuda asing, aku ataupun Jin Santet Laknat tak dapat memaksa. Berarti pertemuan kita berakhir di tempat ini. Malang nasibmu Hai kerabatku Jin Santet Laknat. Entah sampai kapan kau akan tetap berada daiam keadaan ujudmu sekarang ini. Sebentar lagi masing-masing kita akan segera meninggalkan Tebing Batu Terjal ini. Namun sebelum berpisah, agar hati sama bersih, tiada perasaan yang jadi ganjalan, tak ada rasa sakit hati apalagi dendam kesumat, ada baiknya kita sama sama meneguk air suci yang di sebut embun murni”Kata-kata Ramahila itu membuat hati dan perasaan Jin santer laknat jadi terenyuh. Dia ber
last updateLast Updated : 2022-04-29
Read more

200. Bagian 20

Ksatria Pengembara diam seperti merenung. Akhirnya dia berucap. "Menolong sesama manusia adalah satu kebaikan. Aku banyak menerima budi besar dari nenek ini. Kurasa kurang pantas rasanya kalau aku membiarkan dirinya sengsara seumur-umur. Padahal aku bisa dan mampu menolongnya ""Jadi kau bersedia aku nikahkan dengan Jin Santet Laknat?""Tidak dengan Jin Santet Laknat Tapi dengan gadis berpakaian serba putih yang kau sebut dengan nama Ruhrembulan itu " jawab Bintang.Jin Santet Laknat keluarkan pekik halus. Dua tangannya dinaikkan ke atas dengan telapak terbuka. Matanya dipejamkan dan mulutnya yang berbentuk paruh burung gagak bergetar. Makhluk ini kelihatan seperti tengah menghaturkan doa. Perlahan-lahan air mata mengucur ke pipinya yang tertutup bulu hitam. Ramahila bangkit berdiri dari duduknya, diikuti Paduliu. Dipegangnya bahu Ksatria Pengembara seraya berkata"Budimu sungguh luhur! Lihatlah, gadis bernama Ruhrembulan itu telah menunjukkan ujudnya di
last updateLast Updated : 2022-04-30
Read more

200. Bagian 21

"Piala perak.." desis Ruhsantini. "Aku rasa-rasa pernah melihat piala seperti ini sebelumnya. Dimana... kapan ... ?" Ruhsantini dekatkan piala perak itu ke hidungnya. Dia menghirup bau minuman aneh. Mungkinkah minuman suci bernama Embun Murni?" Lalu berulang-ulang perempuan ini menyebut "Tebing Batu Terjal ... Piala perak. Bintang ... Jin Santet Laknat ... Agaknya telah terjadi satu upacara pemanjatan doa di tempat ini. Doa khusus karena jarang yang mempergunakan piala dari perak. Biasanya cukup piala dari tanah ""Ruhsantini, lihat! Ada tiga piala lagi bertebaran di tempat ini!" berseru Ruhcinta lalu menunjuk pada tiga buah piala yang bertebaran di pedataran batu yang gelap itu."Tiga piala perak. Empat dengan yang kupegang. Berarti ada empat orang melakukan satu upacara di tempat ini. Bintang, Jin Santet Laknat Lalu siapa dua orang lagi?" Ruhsantini coba berpikir menduga-duga. Dalam hati dia membatin. "Hanya ada satu kemungkinan. Dua orang itu mungkin Ramahila dan pe
last updateLast Updated : 2022-04-30
Read more

200. Bagian 22

"Kita memang terlambat Ruhcinta. Upacara pernikahan sudah dilaksanakan... Mereka telah berpegangan tangan ""Mereka siapa?" tanya Ruhcinta dengan suara gemetar. Gadis ini sibakkan semak belukar lalu memandang ke depan. Saat itu terdengar suara lantang sang juru nikah Ramahila."Bintang dan Ruhrembulan! Kalian berdua telah aku nikahkan disaksikan langit dan bumi. Apa yang kalian ucapkan di dengar oleh para Dewa dan semua roh yang tergantung antara langit dan bumi. Semoga kalian mendapat berkah. Saat ini kalian telah resmi menjadi suami istri!""Menjadi suami istri?" Bintang kerenyitkan kening. Di batik batu besar dan semak belukar, Ruhcinta merasa lututnya goyah. Tanah yang dipijaknya seolah runtuh. Sosoknya niscaya jatuh terduduk kalau tidak lekas dipegang oleh huhsanthi."Siapa gadis berpakaian putih itu... Siapa dia?" Ucapan itu taerulang kali kesuar dari mufut Ruhcinta."Ruhcinta, ada apa dengan kau? Astaga kau menangis! Tubuhmu berguncang! Kau
last updateLast Updated : 2022-04-30
Read more

201. Terluka! Tapi Tak Berdarah

MAITHATARUN yang nyawanya telah diselamatkan oleh Dewi Awan Putih dari tangan maut Patandai alias Jin Bara Neraka yang adalah saudara kandungnya sendiri. Sang Dewi yang menunggangi awan putih raksasa ternyata membawa Maithatarun ke satu tempat tak jauh dari telaga dimana Si Jin Budiman dan Jin Terjungkir Langit berada."Dewi Awan Putih, aku berterima kasih kau lagi lagi telah menyelamatkan diriku dari bahaya maut!" berkata Maithatarun begitu dirinya yang masih terbungkus jala api biru diturunkan ke tanah."Tak perlu berterima kasih padaku..Karena nasib baik sebenarnya yang telah menolong dirimu!" jawab Dewi Awan Putih sambil tegak membelakangi Maithatarun."Aneh sekali sikapnya 'kali ini," kata Maithatarun dalam hati. "Suaranya ketus dan dia bicara tidak mau melihat padaku ""Kau tahu!" Dewi Awan Putih kembali membuka mulut sambil tetap berdiri membelakangi Maithatarun. "Aku      menolongmu karena aku butuh satu keterangan penting
last updateLast Updated : 2022-05-01
Read more

201. Bagian 2

"Dewi Awan Putih, aku tidak akan melupakan apa yang hari ini kau lakukan terhadapku!" kata Maithatarun dengan suara bergetar menahan amarah dan sakit. "Apa yang terjadi dengan Negeri Atas Langit. Apakah sudah terjungkir     balik hingga kau menjatuhkan tangan sejahat ini kepadaku?!"Tiga bayangan tiba-tiba berkelebat. Menyusul suara berucap. "Maithatarun, kami saudara-saudara angkatmu juga tidak melupakan apa yang kami lihat hari ini!" Maithatarun berpaling dan melihat Bayu serta Arya tegak di sampingnya. Di dekat mereka berdiri pula banci berkepandaian tinggi yang dikenal dengan nama Betina Bercula."Kalian..." ujar Maithatarun. "Apa kalian juga mendengar apa yang telah diucapkannya tentang saudara kita Bintang?""Kami sudah mendengar. Sebelumnya dalam satu pertemuan dia juga telah mengatakan hal itu! Tapi siapa yang percaya! Seperti katamu tadi kehidupan para Dewi kini jauh dari suci! Entah siapa yang menghamili, Bintang yang difitnah! Kete
last updateLast Updated : 2022-05-01
Read more

201. Bagian 3

Sengatan sinar matahari di wajah dan sekujur badannya menyadarkan Ksatria Pengembara. Perlahan-lahan dia buka kedua matanya tapi serta merta dipicingkan kembali, tak tahan oleh silaunya cahaya matahari. Sambil melindungi matanya dengan tangan kiri Bintang mencoba bangkit dan duduk di tanah.“Ampun, sekujur tubuhku sakit bukan main. Tulang- tulang serasa copot. Kepalaku mendenyut tak karuan. Apa yang terjadi dengan diriku...?” Bintang buka kembali sepasang matanya. Lalu memandang berkeliling. Dia dapatkan dirinya berada di satu kawasan berbatu-batu di kaki sebuah bukit kecil. Pakaiannya kotor bahkan ada robekan-robekan di beberapa tempat. Lengan serta kakinya lecet. Ketika dia meraba kening sebelah kiri ternyata kening itu benjut cukup besar. Di depan sana dia melihat beberapa pohon besar bertumbangan. Semak belukar berserabutan dan bertebaran di mana-mana.“Kaki bukit batu... Pohon-pohon tumbang... Sunyi. Di mana ini... Bagaimana aku bisa berada di te
last updateLast Updated : 2022-05-01
Read more

201. Bagian 4

“Jin Sinting palsu! Jahanam ini dulu yang hampir mencelakaiku di sarangnya Jin Muka Seribu...” membatin Bintang. “Kabarnya sejak didamprat saudara kembarnya Si Jin Sinting asli, dia telah berubah baik. Sekarang dia muncul di sini! Apa membawa niat baik atau niat jahat! Apa dia muncul bersama yang lain-lain ini?”Bintang melirik ke samping kiri. Di situ tegak sosok berjubah hitam berwajah dan bertubuh jerangkong. Makhluk ini bukan lain adalah Sang Junjungan, guru Jin Santet Laknat. Sebelumnya Bintang memang tidak pernah melihat makhluk ini hingga tidak mengetahui siapa dia adanya.Orang ke tiga berdiri berdampingan dengan orang ke empat. Yang di sebelah kanan ternyata adalah Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab. Otaknya yang terletak di atas kepala tampak mendenyut keras, mukanya mengelam pertanda orang tua berkepandaian tinggi ini tengah berusaha menindih hawa amarah yang saat itu menggelegak di dadanya. Dua matanya memandang garang tak berkesip ke ara
last updateLast Updated : 2022-05-02
Read more

201. Bagian 5

Bintang melirik ke arah orang bermuka tengkorak berbadan jerangkong yang dipanggil dengan sebutan Sang Junjungan. Orang ini tegak tak bergerak. Rambut putih di batok kepalanya kelihatan aneh. Di dalam sepasang matanya yang bolong kelihatan cahaya merah seperti ada kobaran api di dalam kepalanya. “Agaknya si makhluk jerangkong ini tidak datang bersama Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab dan kakek jubah ungu itu,” Bintang menduga dalam hati. Tiba-tiba ada suara kerincingan disusul suara rebana ditabuh. “Na... na... na... Ni... ni... ni!” Di sebelah sana si Jin Sinting mulai menyanyi sambil menari. Pantatnya tersingkap ogel-ogelan kian kemari!“Jahanam sinting! Berhenti menabuh rebana! Tutup mulut dan berhenti menari! Aku tidak membawamu kemari! Kau yang mengikuti perjalanan kami berdua. Jadi harap kau tahu diri! Jangan mengacau urusan orang lain! Kalau tidak bisa berdiam diri lebih baik pergi dari sini!” Yang membentak penuh marah adal
last updateLast Updated : 2022-05-02
Read more

201. Bagian 6

“Hemmm...” Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab keluarkan suara bergumam. “Setelah menerima budi orang kau unjukkan sikap baik, sengaja melindungi dirinya. Tidak mau memberitahu di mana dia berada! Makin jelas bagiku kalau kau memang terlibat cinta dengan nenek jahat buruk itu!”Bintang jadi kesal. Dalam hati dia membatin. “Tua bangka berotak geblek! Kalau kau melihat ujud asli Jin Santet Laknat, rasanya aku berani bertaruh mencungkil mataku sendiri. Kau pasti terpikat habis-habisan padanya!” Bintang pandangi otak si kakek yang bertengger berdenyut di atas kepalanya. Ksatria Pengembara lalu meneruskan ucapannya.“Aku memang tidak tahu di mana nenek itu berada! Bukan karena ingin melindunginya. Tapi karena aku orang tolol tidak tahu apa-apa! Sebaliknya kau orang pintar! Percuma kau bernama Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab kalau tidak mampu mengetahui di mana Jin Santet Laknat berada. Mungkin benar ucapan Si Jin Sinting tadi. Kau telah keh
last updateLast Updated : 2022-05-02
Read more
PREV
1
...
4142434445
...
58
DMCA.com Protection Status