Home / Romansa / Penguasa Negeri Jin / Chapter 401 - Chapter 410

All Chapters of Penguasa Negeri Jin: Chapter 401 - Chapter 410

571 Chapters

199. Bagian 20

"Terima kasih kau mau membantuku sang Junjungan. Tapi jika kau tidak keberatan Hai Junjungan biar aku beritahu padanya pasal lantaran apa aku ingin menghabisi keparat bernama Maithatarun ini!"Sang Junjungan kelihatan tidak begitu senang dengan ucapan Patandai alias Jin Bara Neraka itu. Tapi dia akhirnya anggukkan kepala. Jin Bara Neraka lalu berpaling pada Jin Terjungkir Langit. "Agar kau tahu!" kata Jin Bara Neraka pula. "Makhluk bernama Maithatarun yang sepasang kakinya ditancapi Bola-Bola Neraka itu sudah sejak lama menjadi musuh besarku. Belum sempat aku membalaskan sakit hati dendam kesumat, tahu-tahu dia main gila bergendak-gendak dengan istriku. Dia merampas Ruhsantini dari tanganku!""Mulutmu kotor! Tuduhanmu keji!" teriak Maithatarun dari dalam jaring."Aku tidak pernah merampas Ruhsantini! Perempuan itu meninggalkan dirimu karena kau berniat hendak membunuhnya! Otakmu sudah jadi gila karena dicuci oleh dukun jahat Jin Santet Laknat! Kau bahkan tega he
last updateLast Updated : 2022-04-22
Read more

199. Bagian 21

"Wusss!"Di ujung tongkat kini kelihatan ada api menyala! Barisan gigi-gigi sang Junjungan sunggingkan seringai aneh. Dia hantamkan tongkatnya ke depan.”wuuuttttt”Satu lingkaran api luar biasa panasnya membuntal ke arah Jin Terjungkir Langit. Yang diserang tidak tinggal diam. Dua kaki digerakkan melancarkan serangan balasan. Sementara tangan kanan menyelinap melancarkan pukulan ke arah badan tongkat tulang.Lingkaran api yang hendak menggulung Jin Terjungkir Langit serta merta buyar begitu terkena sapuan angin dingin biru yang melesat keluar dari dua kaki Jin Terjungkir Langit. Melihat dia mampu menghancurkan serangan lawan Jin Terjungkir Langit jadi bersemangat. Tenaga dalamnya dilipat gandakan ke arah tangan yang tengah berusaha memukul tongkat tulang.Sang Junjungan putar tangan kanannya. Tongkat tulang yang ujungnya ada apinya berputar secara aneh."Kraaakk!"Jin Terjungkir Langit berhasil memukul tongkat tulang itu
last updateLast Updated : 2022-04-22
Read more

200. Ruhrembulan

SEANDAINYA ada petir menyambar di depan hidungnya saat itu mungkin tidak demikian hebat kejut Patandai alias Jin Bara Neraka. Gerakan tangan kirinya hendak menghabisi Maithatarun serta merta tertahan. Dua matanya mendelik besar memandangi Jin Bara Neraka lalu berpaling pada Jin Terjungkir Langit.Yang terkejut bukan cuma Jin Bara Neraka. Maithatarun yang sebelumnya sudah pasrah menghadapi kemalian tersentak kaget, memandang pada Jin Bara Neraka lalu menoleh pada Jin Terjungkir Langit.Di dalam jaring Ruhsantini tekapkan salah satu tangannya ke mulut, menahan seruan kaget yang hampir meluncur dari mulutnya."Jin Bara Neraka saudara kandung Maithatarun? Bagaimana mungkin?!"Ruhsantini melihat Jin Terjungkir Langit dongakkan kepala ke langit Dua matanya terpejam. Mulutnya berkomat kamit. Orang tua itu seperti tengah berdoa. "Jangan-jangan orang tua itu benar-benar miring otaknya!" pikir Ruhsantini.Sang Junjungan termasuk orang yang ikut terkejut. Wal
last updateLast Updated : 2022-04-23
Read more

200. Bagian 2

"Kemarahan bisa membuat seseorang sesat bicara. Dendam kesumat bisa membuat insan melupakan kasih. Hasutan bisa menimbulkan bencana. Kalau benar perempuan itu adalah seorang istri sesat, dan kalau aku boleh bertanya, siapa gerangan suaminya sebelumnya?"Air muka Jin Bara Neraka berubah, tegang membesi. Rahangnya menggembung dan gerahamnya mengeluarkan suara bergemeletak. Untuk beberapa saat lamanya dia tak bisa membuka mulut dan hanya memandang pada gadis baju biru dengan mendelik besar."Hai, kau tidak menjawab, berarti mungkin kaulah bekas suaminya. Benar begitu?"Jin Bara Neraka masih membungkam. Lalu dia maju satu langkah. Sanbil menuding tepat-tepat pada gadis baju biru dia bekata. "Lekas kau menyingkir dari tempat ini! Jangan mengira aku tidak tega membuatmu celaka!""Hawa amarah masih menguasai dirimu. Padahal aku yakin di lubuk hatimu masih ada rasa kasihan. Baik, aku akan pergi dari sini. Tapi aku akan membawa serta perempuan dalam jala itu!"
last updateLast Updated : 2022-04-23
Read more

200. Bagian 3

"Orang itu. Dia muncul kembali ..." kata Ruhcinta dalam hati."Mungkin sekali ini aku terpaksa bicara keras terhadapnya. Tapi apakah kasih memang mengajar kan aku harus berlaku seperti itu?!"Sang Junjungan tidak perdulikan teriakan Jin Terjungkir Langit. Dengan cepat dia berkelebat hendak tinggalkan tempat itu. Tapi Ruhcinta cepat meng hadangnya."Menyingkirlah atau kugebuk mukamu yang cantik sampai cacat!"Mahkluk jerangkong mengancam dan angkat tongkat tulang di tangan kirinya ke atas, siap dipukulkan ke wajah Ruhcinta. Si gadis tetap tenang. Malah berkata."Kau dengar orang meminta. Mengapa sosok yang kau panggul itu tidak segera kau turunkan saja? Perlu apa berjalan dengan beban seberat itu?"Makhluk jerangkong menyeringai. Dia melirik ke arah orang bermuka hitam di sebelah si gadis. Agaknya bukan ucapan Ruhcinta tadi yang jadi bahan pertimbangannya."Ucapanmu yang terakhir mungkin benar. Kau inginkan orang ini silahkan ambil!" S
last updateLast Updated : 2022-04-24
Read more

200. Bagian 4

"Kek," kata Ruhcinta pula."Mungkin aku telah mengeluarkan ucapan salah. Tadi aku mengatakan kau mungkin adalah ayahnya sendiri. Agaknya itu yang membuat Jin Bara Neraka marah besar. Aku tidak mengerti mengapa sampai bicara begitu. Aku mohon maafmu. Tapi terus terang seperti ada satu alur perasaan dalam hatiku yang tiba-tiba menyatu dengan alur perasaan yang ada dalam dirimu ;""Kau tidak bersalah Hai gadis bernama Ruhcinta. Patandai, seperti Maithatarun adalah anakku. Anak kandung darah dagingku. Aku yakin benar hal itu. Tanda yang ada di lengan Patandai, juga yang terdapat di lengan Maithatarun tak dapat dipungkiri "Air mata bercucuran di pipi orang tua itu."Kek, untuk sementara biar kau menenangkan diri. Tanganmu cidera. Sekujur tubuhmu penuh luka bakar. Aku akan berusaha menolongmu sebisaku ""Terima kasih. Kau anak baik. Hatimu tutus dan penuh kasih. Kalau saja aku punya anak perempuan atau menantu sepertimu, hidupku tentu penuh bahagia. Tap
last updateLast Updated : 2022-04-24
Read more

200. Bagian 5

Ksatria Pengembara tidak bisa menduga kemana sebenarnya dan apa tujuan Jin Santet Laknat membawanya. Sebelumnya dukun jahat itu bicara baik-baik padanya seperti orang berhati mulia. Dia bicara ingin membalas budi karena Bintang pernah menyelamatkan-nya. Tapi siapa percaya makhluk seperti nenek satu ini. Yang menyantet dan membunuh orang seenaknya? Karena tak tahan berdiam diri dan rasa was-was Bintang akhirnya ajukan pertanyaan."Nek, kau mau bawa aku kemana sebenarnya?" Jin Santet Laknat gebuk pantat Bintang dengan tangan kirinya. "Sudah berapa kali kau bertanya. Tidak pernah aku melihat orang secerewet dirimu ini! Biasanya yang cerewet adalah nenek-nenek sepertiku ini! Masih muda kau sudah begini cerewetnya, apalagi nanti sudah jadi kakek! Hi ... hik... hik!" Mendapat jawaban seperti itu Bintang akhirnya hanya diam saja. Dia berusaha mengerahkan tenaga untuk memusnahkan kelumpuhan aneh yang menguasai dirinya. Tapi sia-sia saja. Rupanya Jin Santet Laknat mengetahui apa yang
last updateLast Updated : 2022-04-24
Read more

200. Bagian 6

"Masih ada detak jantungnya. Tidak terlalu keras. Para Dewa ... Aku mohon pertolonganmu. Beri kekuatan pada orang ini agar dia bisa bertahan. Paling tidak sampai aku dapat mengumpulkan tujuh daun obat yang diperlukan"Jin Santet Laknat letakkan dua telapak tangannya di dada kiri Ksatria Pengembara. Lalu dia pejamkan mata. Perlahan-lahan si nenek mulai alirkan hawa sakti ke dada Ksatria Pengembara. Cukup lama sampai tubuhnya keringatan karena dari dada pemuda itu seolah ada hawa lain yang keluar menolak masuknya hawa sakti si nenek. ltulah hawa jahat racun tendangan Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab!"Bintang ..." bisik Jin Santet Laknat"Walau kelak aku tidak mendapatkan dirimu, aku merasa puas jika bisa menyelamatkan jiwamu. Kehadiranmu membuat aku mulai menyadari betapa hidup di dalam kesesatan itu hanya akan membakar diri sendiri..." Si nenek belai pipi Bintang lalu bangkit berdiri. Dia harus bertindak cepat.Sebelum keluar dari dalam gubuk di
last updateLast Updated : 2022-04-25
Read more

200. Bagian 7

LANGlT malam laksana runtuh, tak dapat menahan curahan hujan yang sangat lebat. Gubuk tua itu seperti akan hancur luluh. Petir sabung menyabung. Guntur menggelegar menggetarkan puncak bukit. Dinding gubuk yang banyak berlubang membuat angin dingin menerobos masuk dengan mudah.Bintang terbaring tak bergerak di atas tempat tidur terbuat dari susunan-batang pohon kelapa. Hanya dua bola matanya memandang berputar. Tubuhnya terasa dingin diterpa angin yang masuk dari luar. Tampisan air hujan dari atap dan dinding membasahi dirinya.Untuk kesekian kalinya petir menyambar. Gelegar guntur membuat batang-batang pohon kelapa yang ditiduri Bintang bergetar keras. Tiba-tiba Bintang melihat cahaya terang di atas gubuk. Lalu terdengar suara lolongan anjing di kejauhan. Sesaat kemudian "braakk!"Atap gubuk jebol ambruk. Bersamaan dengan guyuran air hujan satu sosok putih melayang turun ke dalam gubuk! Dalam kejutnya Bintang berusaha bangkit Tapi sekujur tubuhnya laksana direk
last updateLast Updated : 2022-04-25
Read more

200. Bagian 8

Di dalam gubuk itu waktu terasa seperti merayap. Bintang seolah sudah menunggu berhari-hari. Matanya hampir terpicing ketika akhirnya Jin Santet Laknat muncul kembali. Di tangannya dia membawa daun talas yang dibentuk demikian rupa tempat menampung remasan tujuh macam daun yang meng hasilkan semacam cairan kental."Aku datang membawa obatmu! Kau berdoalah pada Tuhanmu. Aku memohon pada para Dewa untuk kesembuhanmu. Sekarang buka mulutmu lebar- lebar!""Jin Santet Laknat, apa yang ada di dalam daun itu?""Obatmu! Jangan banyak bertanya lagi! Jangan membuang waktu. Jangan membuat aku kesal!" Karena Bintang tidak mau membuka mulutnya, nenek berwajah seperti burung gagak hitam itu jadi tak sabaran lalu pencet pipi si pemuda. Begitu mulut Bintang terbuka Jin Santet Laknat segera tuangkan cairan kental di dalam daun keladi. Bintang masih berusaha bertahan dengan tidak mau menelan cairan obat itu karena ada kekhawatiran dalam dirinya si nenek bukan memberinya obat teta
last updateLast Updated : 2022-04-26
Read more
PREV
1
...
3940414243
...
58
DMCA.com Protection Status