Share

200. Bagian 8

Di dalam gubuk itu waktu terasa seperti merayap. Bintang seolah sudah menunggu berhari-hari. Matanya hampir terpicing ketika akhirnya Jin Santet Laknat muncul kembali. Di tangannya dia membawa daun talas yang dibentuk demikian rupa tempat menampung remasan tujuh macam daun yang meng hasilkan semacam cairan kental.

"Aku datang membawa obatmu! Kau berdoalah pada Tuhanmu. Aku memohon pada para Dewa untuk kesembuhanmu. Sekarang buka mulutmu lebar- lebar!"

"Jin Santet Laknat, apa yang ada di dalam daun itu?"

"Obatmu! Jangan banyak bertanya lagi! Jangan membuang waktu. Jangan membuat aku kesal!" Karena Bintang tidak mau membuka mulutnya, nenek berwajah seperti burung gagak hitam itu jadi tak sabaran lalu pencet pipi si pemuda. Begitu mulut Bintang terbuka Jin Santet Laknat segera tuangkan cairan kental di dalam daun keladi. Bintang masih berusaha bertahan dengan tidak mau menelan cairan obat itu karena ada kekhawatiran dalam dirinya si nenek bukan memberinya obat teta

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status