Share

200. Bagian 9

Author: KSATRIA PENGEMBARA
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Dewi Awan Putih Bagaimana dia bisa berada di sini. Apa yang membuat hatinya sedih hingga menangis terisak-isak?" Bintang menyelinap ke balik serumpunan semak belukar hingga berada lebih dekat dengan pohon besar. Dari tempat itu dia bisa melihat lebih jelas dan jadi terkejut ketika mendapatkan perempuan berpakaian putih panjang itu ternyata bukanlah Dewi Awan Putih. Bintang menduga- duga siapa adanya perempuan ini.

"Tak pernah kulihat gadis bertubuh langsing ini sebelumnya. Wajahnya sungguh luar biasa. Bulat berseri seperti bulan empat belas hari. Paras yang tidak kalah cantik dengan para gadis yang pernah kulihat di Negeri Jin ini. Rambutnya sungguh hitam dan panjang sampai sepinggang. Kulitnya tak kalah putih dengan Dewi Awan Putih. Mungkinkah dia seorang Dewi yang selama ini tidak pernah memunculkan diri? Tapi Kalau Dewi biasanya tubuh serta pakaiannya mengeluarkan bau harum semerbak."

Selagi Bintang berpikir-pikir apakah dia segera saja keluar dari balik sema

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Penguasa Negeri Jin   200. Bagian 10

    "Orang itu, bukankah yang menurutmu selalu mengikutimu ..." Ruhcinta mengangguk. "Sampai saat ini dia masih saja mengikutiku. Aku akan ceritakan mengenai dirinya nanti. Biar kulanjutkan dulu cerita tadi. Dalam perkelahian hidup mati itu Jin Terjungkir Langit sempat mengatakan pada Jin Bara Neraka bahwa Maithatarun adalah saudara kandungnya. Kemudian tersingkap singkap pula rahasia bahwa Jin Terjungkir Langit itu sebenarnya adalah ayah kandung Jin Bara Neraka. Tapi Jin Bara Neraka tidak mempercayai. Malah marah besar. Dia kemudian meninggalkan tempat itu. Makhluk muka tengkorak menyusul pergi. Kemudian kami ketahui pula bahwa Dewi Awan Putih tak ada lagi di tempat itu. Maithatarun lenyap. Besar dugaan Dewi Awan Putih yang membawanya. Aku kemudian membawa Ruhsantini. Si Jin Budiman menolong Jin Terjungkir Langit yang cidera patah lengan kanannya. Kami kemudian berpisah ""Ruhsantini, apakah dia sudah bisa dikeluarkan dari dalam jala?" tanya Bintang.Ruhcinta mengge

  • Penguasa Negeri Jin   200. Bagian 11

    APA yang ada dalam pikiran nenek ini. Jangan-jangan hati jahatnya muncul kembali. Dia berdiri menyembunyikan sesuatu di balik punggungnya..." membatin Ksatria Pengembara. Dalam khawatirnya dia segera siapkan tenaga dalam ke tangan kanan. Dia merasa lega ternyata kesembuhannya memang menyeluruh, termasuk kemampuan mengerahkan hawa sakti yang dimilikinya."Kau mencari benda ini?" tiba-tiba Jin Santet Laknat ajukan pertanyaan. Lalu nenek ini gerakkan tangan kanannya yang sejak tadi dikebelakangkan. Ternyata di tangan itu dia memegang Pedang Pilar Bumi. Sinar matahari pagi membuat senjata sakti itu memancarkan sinar menyilaukan."Nek, berkat pertolonganmu aku sudah sembuh!" Bintang mengalihkan pembicaraan walau saat itu dia ingin sekali mengambil Pedang saktinya dari tangan si nenek."Aku berterima kasih padamu Nek," kata Bintang lagi sambil memegang bahu si nenek kiri kanan. Jin Santet Laknat pandangi wajah Bintang lalu memperhatikan dua tangan yang mendekap bahuny

  • Penguasa Negeri Jin   200. Bagian 12

    "Maithatarun pernah menceritakan hal itu padaku. Tapi itu terjadi sebelum aku dan kawan-kawan berada di negeri ini. Aku tidak akan mengungkit-ungkit hal itu, Lagi pula Zalanbur, orang yang menjadi biang racun kesengsaraan Maithatarun sudah menemui ajal di tangan Maithatarun sendiri. Tapi aku akan berterima kasih besar jika kau mau menolong mereka semua."Lama Jin Santet Laknat terdiam. Setelah menarik nafas panjang nenek ini berkata. "Aku berjanji akan menolong Ruhsantini dan Maithatarun keluar dari jaring api biru. Tapi untuk melenyapkan dua bola batu di kaki Maithatarun memakan waktu lama. Bisa sampai tiga atau empat tahun ""Kalau begitu kerjakan apa yang segera bisa kau lakukan." Jin Santet Laknat mengangguk "Aku berjanji menolong mereka. Sekarang aku harus pergi. Sebelum pergi aku ada satu pertanyaan dan satu permintaan. Kuharap kau mau menjawab satu pertanyaan itu dan memenuhi satu permintaan itu!""Kalau pertanyaanmu tidak sulit pasti akan kujawab. Kalau

  • Penguasa Negeri Jin   200. Bagian 13

    “Malam tadi, menjelang dinihari, aku terbangun dan dapatkan diriku telah sembuh. Kau tak ada dalam gubuk. Diliputi perasaan gembira aku keluar. Di bawah satu pohon besar tak jauh dari sini aku melihat seorang gadis berambut panjang sepinggang, berpakaian putih tengah duduk menangis. Kemudian muncul seekor ular hitam besar. Gadis itu memangku ular tersebut, bicara dengan binatang itu. Ular kemudian pergi. Tak lama berselang gadis itu pergi pula. Aku berusaha mengejarnya tapi dia lenyap cepat sekali ""Kau tidak bermimpi seperti malam tempo hari?" tanya Jin Santet Laknat."Aku yakin aku tidak bermimpi. Karena tak berhasil menemukan gadis itu aku kembali ke gubuk ini menjelang pagi. Nek, kau pasti kenal betul kawasan ini. Apakah kau tahu atau bisa menduga siapa adanya gadis yang kulihat itu? Mungkin dia memang tinggal di sekitar kawasan ini?""Sulit aku menduga," jawab Jin Santet Laknat. "Dia muncul malam menjelang dinihari. Berpakaian putih dan menangis. Ber

  • Penguasa Negeri Jin   200. Bagian 14

    MALAM itu adalah satu hari setelah pertemuan Ruhcinta dengan Bintang. Di dalam gua di kaki bukit Ruhcinta dan Ruhsantini tertidur pulas. Di langit bulan sabit bersinar redup dan sesekaii menghilang di balik saputan awan hitam. Ketika awan hitam menutupi bulan sabit itu untuk kesekian kalinya dan suasana kaki bukit kembali menjadi gelap gulita serta diselimuti kesunyian dan udara dingin mencekam.Saat itulah tiba-tiba dari arah timur kaki bukit. berkelebat satu bayangan hitam. Gerakannya cepat seperti bayang-bayang. Di satu tempat sosok ini hentikan gerakannya. Dia berdiri tak bergerak. lalu memandang berkekeliling seperdi mencari sesuatu. Matanya yang tajam akhirnya menemui apa yang dicarinya yakni mulut gua di dalam mana Ruhsantini dan Ruhcinta tengah tertidur nyenyak. Segera saja orang ini hendak melangkah cepat menuju mulut gua. Tapi mendadak telinganya mendengar sambaran angin di kejauhan."ltu bukan desir daun pepohonan, bukan suara kepak binatang malam. Ada seseo

  • Penguasa Negeri Jin   200. Bagian 15

    "Orang yang menolongmu itu aku yakin adalah Jin Santet Laknat. Dia yang memusnahkan jala api biru""Bagaimana kau bisa berkata sepasti itu Ruhcinta?" tanya Si Jin Budiman."Dia dikenal sebagai dukun jahat yang menganggap nyawa binatang lebih berharga dari nyawa manusia! Bagaimana mungkin dia menolong diriku?" ikut bicara Ruhsantini."Ada kalanya hati yang sangat jahat itu bisa berubah setelah tersentuh oleh apa yang dinamakan kasih" jawab Ruhcinta. Ruhsantini tidak mengerti maksud kata-kata si gadis sedang Si Jin Budiman kernyitkan wajah tanah liatnya, menduga-duga apa arti ucapan Ruhcinta barusan.Tentu saja Ruhcinta tidak mau menerangkan bahwa dia telah melihat pertemuan dan mendengar pembicaraan antara Jin Santet Laknat dan Ksatria Pengembara. Gadis ini berpaling pada si muka tanah liat lalu ajukan pertanyaan. "Kau sendiri, bagaimana bisa berada di tempat ini?"Si Jin Budiman tidak bisa menjawab. Sebenarnya malam itu dia memang sengaja meninggal

  • Penguasa Negeri Jin   200. Bagian 16

    Ramahila mengerling pada Paduliu lalu menatap Jin Santet Laknat Si nenek muka burung gagak yang mengerti arti tatapan itu menjadi gelisah. Dia memandang ke depan, menyusuri lereng bukit sampai ke bawah sana. Dia hanya melihat kegelapan yang menambah kecemasan hatinya. "Hai, hampir tengah malam ..." kata si nenek bernama Ramahila."Yang kita tunggu orang belum juga muncul" Ramahila termasuk orang-orang tua di Negeri Jin yang kalau bicara susunan kata-katanya suka terbalik-balik. Lelaki bernama Paduliu ikut bicara."Jin Santet Laknat, kau yakin orang itu akan datang ke sini?""Harap kalian mau bersabar. Aku yakin dia akan memenuhi janji." Menjawab Jin Santet Laknat. Baru saja nenek muka burung gagak ini berkata begitu tiba-tiba di bawah bukit sana samar-samar kelihatan satu bayangan putih berkelebat."Dia datang!" kata Jin Santet Laknat. "Paduliu, lekas beri tanda agar dia tahu kalau kita berada di sini!"Dari balik pakaiannya Paduliu keluarkan sebua

  • Penguasa Negeri Jin   200. Bagian 17

    Jin Santet Laknat mamandang pada sang juru nikah Ramahila. Nenek berambut riap-riapan ini anggukan kepala. Jin Santet Laknat lalu bersuara menjawab pertanyaan Bintang tadi."Kutuk yang jatuh pada diriku sulit untuk ditelusuri pangkal sebabnya. Selain itu tidak ada satu makhluk pun baik di bumi maupun di atas langit sana yang mampu membebaskan diriku dari dosa warisan kutuk celaka ini. Kutuk telah merubah hatiku, merubah jalan pikiranku. Lebih lanjut merubah diriku menjadi seorang buruk rupa dan jahat hati. Aku melakukan kekejian apa saja menurut sukaku. Apa lagi jika ada yang mendorong. Lebih celaka ketika aku jatuh ke tangan Jin Muka Seribu dan sempat menjadi budak suruhannya ""Kalau begitu, mungkin Jin Muka Seribu yang bisa menolongmu lepas dari kutuk dosa warisan itu," kata Bintang pula. Jin Santet Laknat gelengkan kepala. "Aku pernah mendapat petunjuk yang datangnya dalam mimpi. Konon kutuk tersebut bisa disingkirkan sementara pada waktu-waktu tertentu. Yakni keti

Latest chapter

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 23

    Tak lama, dua sosok tinggi besar muncul. Entah darimana asal keduanya datang. Tapi kedatangan kedua sosok ini membuat orang-orang yang ada ditempat itu langsung bersujud dihadapan keduanya, sosok keduanya begitu amat besar bahkan 2x besarnya dari ukuran manusia biasa. Keduanya tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa. Di sisi lain, Zaynpun tampak memperhatikan kedua sosok besar yang kini tengah mendatanginya dan berhenti beberapa langkah dihadapannya. Kini kedua belah pihakpun sudah saling berhadapan dan terlihat jelas perbedaan diantara keduanya, sosok Zayn yang kecil berbanding sosok keduanya yang berdiri dihadapan Zayn. Sementara itu, salah satu dari kedua sosok besar itu tampak berpaling kearah sosok si pemimpin yang telah tewas dengan golok hitam yang menancap didadanya. “Bawa dia pergi dari sini!” ucap salah satu dari kedua pria besar itu. Para anak buah si pemimpin yang tersisa dengan cepat menggotong pemimpin mereka dan pergi meninggalkan tempat itu. Semen

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 22

    “Tendangan Berputar! Hyyaaa!”. tubuh Zayn berubah menjadi satu putaran cepat kearah para penyerangnya, dan ;“Dess...desss...dessss.......akhh....akkkkkhhhhh...”. dalam sekejap saja belasan orang yang tersisa sudah terlempar dan terkapar ketanah akibat serangan dasyat yang dilancarkan oleh Zayn dan kini dengan mantapnya Zayn kembali turun ketanah. Kini yang tersisa hanya si pemimpin saja lagi yang saat itu masih sangat terkejut melihat belasan anak buahnya kini sudah terkapar disana sini.Kini barulah terbuka matanya, kalau pemuda yang dianggapnya masih begitu ingusan itu bukanlah orang sembarangan dan hal ini cukup disadarinya, tapi untuk pergi melarikan diri dari tempat itu tak mungkin dilakukannya, bagaimana tanggapan teman-teman dan anak buahnya kelak jika dia sebagai seorang pemimpin harus melarikan diri dari pertarungan.Maka satu keputusanpun diambil.Weeeerrrr...! Weeeerrrr...!Pemimpin ini terlihat memutar golok dit

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 21

    “Ha ha ha! kau tak akan bisa lari dari golok pencabut rohku ini, bersiaplah kau untuk ma...”. belum lagi si pemimpin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sosok pemuda yang tadinya masih berada beberapa langkah didepannya kini sudah berada dihadapannya, bahkan ;Desss...!!!Satu tendangan cepat telah menghantam wajahnya, hingga langsung membuat si pemimpin ini langsung terlempar jauh. Kejadian yang begitu amat cepat ini tentu saja sangat mengejutkan para anak buahnya, karena sedikitpun mereka tadi tidak melihat kapan pemuda yang saat itu masih berada beberapa tombak dari pemimpin mereka bergerak, tahu-tahu kini pemimpin mereka sudah terkapar ditanah dan kini dengan susah payah terlihat bangkit. Walau terkejut karena mendapati serangan yang sungguh tidak terlihat olehnya, tapi si pemimpin terlihat menggeram marah, apalagi saat melihat pemuda yang masih berusia ingusan itu tampak cengar cengir saja menatap kearahnya..“Hei! ayo cepat serang dia

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 20

    Serangan balik Zayn langsung menjatuhkan beberapa orang lawannya. Beberapa jurus berikutnya, satu demi satu para penyerangnya jatuh. Melihat hal ini Si pemimpinpun baru menyadari kalau saat ini lawan yang dihadapinya bukanlah pemuda biasa, maka ;“Mundur!”. perintahnya lagi, dan dengan serentak sisa-sisa anak buahnya langsung melompat mundur.Kini si pemimpin kembali menyerang kearah Zayn, dengan menggunakan sebilah golok berwarna hitam ditangannya. Sekali lihat saja, Zayn tau, kalau golok itu berbahaya, karena sangat berbeda dari golok-golok biasanya, maka Zayn pun tak ingin setengah-setengah lagi menghadapi lawannya. Pertarungan sengitpun terjadi diantara keduanya.Sementara itu. Si youtuber yang sejak tadi terus merekam secara live perkelahian itu, tampak tak berkomentar lagi. Mulutnya ternganga. Kaget dan juga kagum. Baru kali ini dia melihat perkelahian seperti itu, perkelahian yang menurutnya hanya ada di TV-TV. Tapi sekarang justru live diliha

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 19

    Bukan saja para anak buahnya yang kaget melihat pemimpin mereka dapat dikalahkan hanya dalam satu gebrakan saja, tapi sang gadis yang saat itu juga tengah memperhatikan pertarungan tersebut juga terkejut. Walaupun dia melihat Zayn seperti melakukan gerakan yang asal-asalan, tapi justru membuat pertahanan Si pemimpin jebol.“Apakah hanya itu kemampuan pemimpin kalian?”. ucap Zayn lagi dengan nada mengejek. Hal ini membuat Si pemimpin geram bukan kepalang.“Serang dia!”. teriak Si pemimpin memberikan perintah kepada para anak buahnya. Dengan serentak para anak buahnya yang berjumlah belasan orang itu langsung menyerang kearah Zayn. Ditempatnya, sang gais terkejut melihat belasan lelaki itu menyerang kearah Zayn, sang gadis ingin membantu, tapi segera diurungkan niatnya saat melihat pemuda itu tampak seperti tenang-tenang saja, walaupun serangan gerombolan lelaki itu sudah semakin dekat kearahnya.Sementara itu, di salah satu sudut tenggara

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 18

    “Pergi! Tinggalkan aku!” teriak si gadis“Maafkan kami tuan putri, tuanku maharaja memerintahkan untuk membawa tuan putri kembali”“Sudah kubilang. Aku ingin jalan-jalan dulu di negeri manusia ini, kalian kembali saja. Katakan pada ayahanda raja seperti yang aku katakan pada kalian” bentak sigadis dengan mata melotot“Maafkan kami tuan putri, tolong jangan mempersulit kami. Kalau kami kembali tanpa membawa tuan putri bersama kami. Tuanku maharaja pasti akan memancung kepala kami semua” kata seorang laki-laki yang berparas cukup sangar yang sepertinya merupakan pemimpin dari gerombolan lelaki tersebut.Sebelum perdebatan makin panjang, diantara mereka. Tiba-tiba saja perhatian mereka terpecahkan saat seorang pemuda yang datang dengan tergopoh-gopoh kearah mereka dengan mendorong motornya.Pemuda yang tak lain adalah Zayn itu, segera memarkirkan motornya tak jauh dari si gadis. Lalu dengan setengah berl

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 17

    Beberapa hari setelah Una Lyn mendatangi Zayn dengan cara yang sangat mengejutkan. Kini Zayn baru saja pulang dari tempat temannya dengan mengendarai skuter maticnya. Di tengah jalan, hampir-hampir saja Zayn harus mendorong motornya, karena kehabisan bensin, untunglah masih ada warung yang buka yang menjual bensin. Biarpun harganya sedikit mahal daripada pom bensin, tapi Zayn tetap bersyukur, karena ditengah malam begini masih ada yang buka.Setelah mengisi full tangki bensinnya, Zayn kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumahnya, sepanjang jalan yang dilewatinya, hanya sesekali Zayn berpapasan dengan mobil truk pengangkut batu bara. Di depan sana, sebentar lagi Zayn akan melewati sebuah pemakaman umum yang menurut penuturan orang-orang sangat angker, karena terlihat penampakan disekitar area pemakanan ditengah malam oleh orang-orang yang melewati tempat itu.Saat sudah semakin mendekati pemakaman umum tersebut, Zayn mulai memacu lari motor maticnya sedikit

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 16

    “Kau satu-satunya orang yang berhasil membunuh Jin Muka Seribu” kata Una Lyn lagi. Kali ini wajah Zayn kembali berubah mendengarnya.Terbayang diingatan Zayn, saat-saat sebelum dirinya tersedot kembali ke dunia manusia, Zayn sempat menghantam Jin Muka Seribu dengan tapak petirnya dan dengan telak menghantam kening Jin Muka Seribu. Jin Muka Seribu tewas dengan wajah hancur tak berbentuk lagi.“Kini, namamu sangat terkenal di negeri jin Zayn, bahkan sampai ke telinga tuanku maharaja”. Sambung Una Lyn lagi, Zayn tetap diam mendengarkan. “Tuanku maharaja mengutusku kemari untuk membawamu kembali ke negeri jin. Sepertinya, tuanku maharaja ingin mengangkatmu sebagai prajurit kehormatan di negeri jin, Zayn”“Aku, Baron dan Bayu datang ke negeri jin adalah untuk menyelamatkanmu dan Surya. Aku senang mendengar dan melihat kau dan surya selamat, Lyn. Kini aku tak memiliki alasan lagi untuk kembali ke negeri jin”Wajah

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 15

    Saat jubah dikepala itu terbuka, terlihatlah seraut wajah cantik jelita, memandang kearah Zayn dengan penuh senyum.“Una Lyn..!” ucap Zayn tanpa sadar dengan kedua mata membesar saat mengenali sosok yang kini tengah berdiri dihadapannya.“Apa kabar Zayn?” tanya sosok jelita itu yang memang tak lain adalah Una Lyn.“B-baik...” entah kenapa tiba-tiba Zayn menjadi gugup.Una Lyn tersenyum melihat kegugupan Zayn, lalu dengan senyum semanis madu. Una Lyn mengambil duduk dihadapan Zayn dan dengan lembut menggenggam tangan Zayn.“Syukurlah kau masih ingat denganku, Zayn” katanya lembut“A-apa yang terjadi padamu Lyn, dimana Surya?”Una Lyn terlihat menarik nafas panjang, lalu kemudian berkata ; “Surya sudah tidak bersamaku lagi Zayn”.Wajah Zayn memucat mendengar hal itu. “Maksudmu, Surya sudah meninggal?”“Oh tidak! Tidak Zayn, Surya masi

DMCA.com Protection Status